Persetujuan Tindakan Medis Penolakan Tindakan Medis

memberikan ringkasan atau foto kopi rekam medis tersebut meskipun dokter atau rumah sakit harus tetap menjaga rekam medis tersebut dari orang yang tidak berhak. Kewajiban-kewajiban pasien adalah sebagai berikut : a. Kewajiban memberikan informasi medis. b. Kewajiban mentaati petunjuk. c. Kewajiban memenuhi aturan-aturan pada sarana kesehatan. d. Kewajiban memberikan imbalan jasa kepada dokter. e. Kewajiban berterus terang. f. Kewajiban menyimpan rahasia pribadi dokter yang diketahui.

2.2.7 Persetujuan Tindakan Medis

Inti dari persetujuan adalah persetujuan haruslah didapat sesudah pasien mendapat informasi yang adekuat. Hal yang diperhatikan bahwa yang berhak memberikan persetujuan tindakan adalah pasien yang sudah dewasa di atas 21 tahun atau sudah menikah dan dalam keadaan sehat mental. Dalam banyak Persetujuan Tindakan Medis yang ada selama ini, penanda tanganan persetujuan ini lebih sering dilakukan oleh keluarga pasien. Hal ini berkaitan dengan kesangsian terhadap kesiapan mental pasien sehingga beban demikian diambil alih oleh keluarga pasien atau atas alasan lain. Untuk pasien di bawah umur 21 tahun, dan pasien-pasien gangguan jiwa yang menandatangani adalah orang tuawalikeluarga terdekat. Untuk pasien dalam keadaan tidak sadar, atau pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat darurat yang memerlukan tindakan medik segera, tidak diperlukan persetujuan dari siapa pun.

2.2.8 Penolakan Tindakan Medis

Sepeti dikemukakan pada bagian awal, tidak selamanya pasien atau keluarga setuju dengan tindakan medik yang akan dilakukan dokter. Dalam situasi demikian kalangan dokter maupun kalangan kesehatan lainnya harus memahami bahwa pasien atau keluarga mempunyai hak untuk menolak usul tindakan yang akan dilakukan. Hal ini disebut informed refusal. Tidak ada hak dokter yang dapat memaksa pasien mengikuti anjurannya, walaupun dokter menganggap penolakan bisa berakibat gawat atau kematian pada pasien. Bila dokter gagal dalam meyakinkan pasien dalam alternatif tindakan yang diperlukan, untuk keamanan di kemudian hari, sebaiknya dokter atau rumah sakit meminta pasien atau keluarga menandatangani surat penolakan terhadap anjuran tindakan medik yang diperlukan. Dalam kaitan transaksi terapeutik dokter dengan pasien, pernyataan penolakan pasien atau keluarga ini dianggap sebagai pemutusan transaksi terapeutik . Dengan demikian, apa yang terjadi di belakang hari tidak menjadi tanggung jawab dokter atau rumah sakit lagi Hanafiah, Amir, 2008. 2.2.9 Manajemen Unit Kerja Informasi Kesehatan a. Memprediksi kebutuhan informasi dan teknik dalam sistem pelayanan kesehatan dimasa yang akan datang. b. Melaksanakan rencana strategi. c. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana unit kerja rekam medis untuk memenuhi kebutuhan kerja. d. Menyusun anggaran. e. Menggunakan anggaran. f. Menerapkan program orientasi dan latihan staf bagi yang terkait dalam sistem data pelayanan kesehatan. g. Menyusun kebijakan dan prosedur tentang sistem rekam medis yang sesuai hukum, sertifikasi, akreditasi dan kebutuhan setempat. h. Mengembangkan kebijakan dan prosedur tentang sistem rekam medis. i. Mengimplementasikan kebijakan dan prosedur tentang sistem rekam medis j. Mengevaluasi kebijakan dan prosedur tentang sistem rekam medis. k. Menyusun analisa jabatan dan uraian tugas perekam medis. l. Menyusun kebijakan dan prosedur antar unit kerja tentang arus informasi setempat Rustiyanto, 2009. 2.3 Operasi 2.3.1 Pengertian Operasi Operasi adalah suatu bentuk tindakan invasif yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga professional dan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan pasien dan keluarganya. Operasi atau pembedahan merupakan salah satu prosedur khusus medik yang dapat atau harus dilakukan sebagai terapi terhadap penyakit Tamsuri, 2006. Operasi adalah salah satu tindakan medis yang kadang harus dijalankan menyangkut penyakit yang ada di dalam tubuh, yang apabila tidak dilakukan pembedahan akan semakin parah. Namun, kebanyakan orang yang merasa cemas bahkan tidak sedikit yang panik ketika divonis harus menjalani operasi Kusmawan, 2011. Operasi dilakukan setidaknya memiliki beberapa tujuan sebagai berikut: a. Kuratif Artinya, operasi dilakukan agar penyakit bisa tuntas diatasi jika tidak dilakukan operasi pasien harus terus-menerus menjalani pengobatan. b. Diagnostik Tidak selamanya operasi bertujuan untuk menyembuhkan pada kondisi tertentu, operasi bertujuan untuk mengetahui penyakit yang diderita. Misalnya, operasi biopsi , selain itu, operasi bertujuan untuk eksplorasi, misalnya eksplorasi laparotomi memerisa rongga perut. Hasil diagnostik dengan teknik operasi semacam ini tentu yang terakurat dibandingkan dengan pemeriksaan penunjang lainnya. c. Penyelamatan Nyawa Operasi ini bertujuan menyelamatkan nyawa seorang pasien. Misalnya, operasi emergensi yang melibatkan salah satu dari tiga fungsi tubuh, yakni jalan napas, alat pernapasan, dan sistem jantung pembuluh darah. d. Refungsi Tujuan untuk mengembalikan fungsi sistem organ yang terganggu akibat kerusakan atau penyakit, bisa dilakukan secara emergensi maupun terencana. misalnya sumbatan pada saluran pencernaan, saluran kencing, gangguan fungsi penglihatan, fungsi pendengaran dan lain-laiin. e. Preventif Operasi bertujuan mencegah terjadi sesuatu yang lebih buruk akibat gangguan sebelumnnya. Misal, operasi hernia dengan pemasangan mash untuk memperkuat lapisan penutup untuk memperkecil risiko kekambuhan. f. Rekonstruksi Operasi ini bertujuan untuk memperbaiki struktur yang mengalami kerusakan atau kelaianan bentuk. g. Estetika Operasi ini bertujuan untuk memperbaiki penampilan demi kecantikan atau ketampanan seseorang Kusmawan, 2011. 2.3.2 Tahap-Tahap Operasi Menururut Tamsuri 2006, berdasarkan setting operasi, situasi atau tahapan dapat dibedakan tiga bagian yaitu pra operasi, operasi dan pasca operasi. Ketiga bagian ini memiliki karakteristik dan tujuan perawatan yang berbeda sehingga kegiatan yang dilakukan dengan pasien dan atau komunikasi yang diperlukan pada fase ini berbeda satu sama lain. a. Tahap pra operasi Pra operasi dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi. Dalam hal ini dokter dan perawat dapat melakukan pengkajian awal, merencanakan metode penyuluhan sesuai dengan kebutuhan pasien dan melibatkan keluarga Atkinson 1992 dalam Tanjung 2004. b. Tahap operasi Masa operasi dimulai pada saat pasien masuk ruang operasi hingga pasien dipindah ke ruang pemulihan. Pada situasi ini perawat tidak berperan dominan, tetapi bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pasien. c. Tahap pasca operasi Masa pasca operasi adalah situasi setelah pasien kembali dari ruang operasi kemudian ditempatkan di ruang pemulihan atau dikembalikan ke ruang rawat. Pada tahap ini perawat berperan membantu pasien memenuhi kebutuhan harian sekaligus melanjutkan perawatan luka operasi Tamsuri, 2006.

2.3.3 Persiapan - Persiapan sebelum Operasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH INFORMED CONSENT TERHADAP KECEMASAN DAN PENGETAHUAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KABUPATEN SRAGEN

0 11 109

PENGARUH INFORMED CONSENT TERHADAP KECEMASAN DAN PENGETAHUAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KABUPATEN SRAGEN

0 4 137

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PEMBERIAN INFORMED CONSENT SEBELUM TINDAKAN OPERASI Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pemberian Informed Consent Sebelum Tindakan Operasi Di RSUD Dr.Moewardi.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pemberian Informed Consent Sebelum Tindakan Operasi Di RSUD Dr.Moewardi.

0 1 6

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PEMBERIAN INFORMED CONSENT SEBELUM TINDAKAN OPERASI Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pemberian Informed Consent Sebelum Tindakan Operasi Di RSUD Dr.Moewardi.

0 1 13

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Afitaria Qulsum

0 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Pengertian dan Batasan Kecemasan - Perbedaan Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Pemberian Informed Consent pada Pasien Pra Operasi di RSUD Kabupaten Gayo Lues

0 0 28

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Perbedaan Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Pemberian Informed Consent pada Pasien Pra Operasi di RSUD Kabupaten Gayo Lues

0 0 8

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN INFORMED CONSENT PADA PASIEN PRA OPERASI DI RSUD KABUPATEN GAYO LUES TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

0 0 15

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRA OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN INFORMED CONCENT PADA PASIEN PRA OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LIWA LAMPUNG BARAT TAHUN 2013

0 1 6