dan diminati oleh warga masyarakat dan ditata oleh seorang perempuan br. Siburian,
Sejarah mengapa dikatakan “ tumba “ adalah dahulu bahwa ketika malam terang bulan ibu –  ibu dan anak gadis yang ada diperkampungan
menganyam tikar dan juga menumbuk padi secara bersamaan. Mereka yang menumbuk padi   manduda   sekali –  kali sambil bernyanyi untuk
menambah semangat. Bunyi tumbukan  itu terjadi secara berirama karena menumbuk padi tersebut dilakukan oleh beberapa orang. Bunyi sahut –
sahutan atau berganti – gantian berbunyi  :  tum.....ba, tum......ba, tum.....ba dan lama kelamaan sehingga menjadi tumba.
4. 1. 2  Pelaksanaan Tarian Tumba
Pelaksanaan tumba pada dahulu dan sekarang memiliki perbedaan. Dahulu pelaksanaannya dilakukan pada saat terang  bulan, pada saat malam
tersebut seluruh ibu dan anak gadis di suatu perkampungan berkumpul di halaman perkampungan. Saat terang bulan ibu dan gadis diperkampungan
menganyam tikar dan juga menumbuk padi, para gadis  akan mengajak satu sama lain berkumpul untuk melakukan tumba setelah berkumpul lalu
mereka pun martumba di halaman perkampungan. Pelaksanaan tumba dilakukan dimulai malam hari ketika terang
bulan dan tumba ini dilakukan setiap malam selama cahaya terang bulang
masih bersinar. Akan tetapi, ini tidak dilaksanakan hanya pada satu perkampungan saja. Martumba  dilakukan di beberapa perkampungan yang
berbeda. Ketika suatu perkampungan  pada malam hari itu melaksanakan kegiatan tumba maka untuk malam berikutnya dilaksanakan pada
perkampungan berikutnya. Pada pelaksanan tumba tidaklah memiliki hari yang ditentukan dan
juga    tidak ditentukan dengan  penanggalan hari dalam pelaksanaannya, tidak  seperti halnya dengan kegiatan muda –  mudi yang ada di
Karo yang disebut dengan Guro  –  guro aron  melainkan kegiatan tumba dilakukan pada saat sedang  terang bulan. Selama pada malam tersebut
masih terang bulan muda –  mudi akan melakukan  tumba. Muda –  mudi suatu perkampungan yang melaksanakan tarian tumba, mereka akan
bergabung dengan muda mudi perkampungan lain untuk melaksanakan tarian tumba tersebut.
Pada saat sekarang  ini adanya perubahan dalam pelaksanan tumba tersebut. Dahulu yang diadakan pada malam terang bulan kini diadakan
pada kegiatan acara besar tertentu seperti hari kemerdekaan negara Republik Indonesia, peresmian gedung sekolah, peresmian gedung gereja
dan lain - lain. Saat sekarang pelaksanaan tumba tersebut lebih singkat dan dilaksanakan pada satu hari saja pada saat hari besar tersebut.
Pelaksaanaan tumba tersebut bahkan tidak hanya pada malam hari saja, tetapi pada siang hari tumba tersebut dilakukan. Perubahan –
perubahan ini disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dahulu hiburan pada masyarakat Batak Toba  masih jarang sekali. Saat
sekarang hiburan yang ada  sudah banyak seperti televisi, radio, internet dan lain  -  lain.  Sehingga pada saat malam terang bulan masyarakat sudah
jarang berada di halaman perkampungan. Masyarakat lebih memilih untuk berdiam di dalam rumah dengan kesibukan lain.
4. 1. 3 Gerakan Tarian Tumba .