Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP bidang Penyidikan dan Penuntutan, Yahya Harahap, Op.cit., hal. 147

mengalami keraguan mengenai fakta-fakta hukum yang ditemukan pada saat pemeriksaan perkara pidana. Atau dengan kata lain untuk mendukung alat bukti yang sudah ada. b. Dari segi materil Perlunya keterangan ahli di tingkat penyidikan dari segi materil adalah untuk memastikan pasal yang dipersangkakan atau memastikan fakta-fakta yang terdapat dalam rangkaian proses penyidikan terhadap pasal yang dipersangkakan. Dalam pemeriksaan perkara pidana di tingkat penyidikan tidak semua kasus atau perkara memerlukan keterangan ahli. Pada umumnya perkara pidana yang memerlukan keterangan ahli yaitu dalam perkara pidana lex specialis, dimana dalam hal ini penyidik menggunakan undang-undang yang terdapat di luar KUHP, misalnya tindak pidana perbankan, tindak pidana money laundry, cybercrime. Keterangan ahli juga diperlukan dalam tindak pidana umum misalnya pemalsuan surat atau dokumen atau sertifikasi. 86 Pemeriksaan keterangan ahli di tingkat penyidikan dapat dilakukan dengan dua cara yang telah ditentukan dalam undang-undang, yaitu : 87 a. Keterangan langsung di hadapan penyidik Dalam hal ini ahli dipanggil menghadap penyidik untuk memberi keterangan langsung di hadapan pemeriksaan penyidik, sesuai dengan keahlian khusus yang dimilikinya. Hal ini berarti keterangan ahli berbeda dengan keterangan saksi, karena keterangan saksi berupa apa yang ia lihat, ia dengar, atau 86 Wawancara dengan BRIPKA Luth Jhonson, Loc cit., 87

M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP bidang Penyidikan dan Penuntutan,

Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hal. 146 Universitas Sumatera Utara ia alami sendiri dengan menyebut alasan pengetahuannya. Sedangkan sifat keterangan ahli semata-mata didasarkan pada pengetahuan yang khusus dimiliki sesuai dengan bidang keahliannya. Pemeriksaan keterangan ahli didahului dengan mengucapkan sumpah atau janji. Mengangkat sumpah atau mengucapkan janji dilakukan di muka penyidik yang berisi bahwa ia akan memberikan keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya. Ahli dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta apabila harkat martabat, pekerjaanya atau jabatannya mewajibkannya menyimpan rahasia. 88 b. Bentuk Keterangan Tertulis Keterangan tertulis ini diatur dalam Pasal 133 KUHAP yang menentukan bahwa pendapat ahli yang dimintakan penyidik dituangkan dalam bentuk tertulis. Keterangan bentuk tertulis dari seorang ahli inilah yang lazim disebut dalam praktek hukum visum et repertum. Adapaun tata cara yang ditempuh penyidik untuk mendapatkan keterangan tertulis dari seorang ahli seperti yang diatur dalam Pasal 133 KUHAP yaitu : 89 1. Dalam hal penyidikan mengenai seorang korban luka, keracunan, ataupun kematian yang diduga sebagai akibat dari suatu peristiwa pidana maka demi untuk kepentungan peradilan, penyidik berwenang mengajukan permintaan keterangan tertulis kepada ahli. 2. Pengajuan permintaan dimaksud diajukan kepada ahli kedokteran kehakiman, atau dokter, dan atau ahli lainnya. 88 Wawancara dengan BRIPKA Diana R. Hutasoit, Penyidik Pembantu Dit Reskrim Polda Sumut, pada tanggal 28 April 2009 89

M. Yahya Harahap, Op.cit., hal. 147

Universitas Sumatera Utara 3. Cara meminta keterangan kepada ahli dilakukan dengan tertulis. Dalam surat permintaan keterangan, penyidik menyebut dengan tegas pemeriksaan apa yang dikehendaki penyidik kepada ahli. Berdasarkan permintaan itu maka ahli melakukan pemeriksaan. Penyidik mengajukan permintaan tertulis kepada ahli dimana dalam permintaan tersebut penyidik menyebutkan dengan jelas pemeriksaan apa yang dikehendaki penyidik kepada ahli. Surat permintaan penyidik tersebut diberikan kepada lembaga institusi tempat ahli tersebut bekerja. Artinya surat permintaan tersebut tidak dapat diberikan secara personal langsung kepada ahli yang ditunjuk, sehingga nilai keahlian yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. Kemudian pendapat ahli yang dimintakan penyidik tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis, misalnya dalam visum et repertum. 90 Ketika seorang ahli diminta untuk memberikan keterangan dalam tahap penyidikan, biasanya ahli membuat laporan dalam bentuk pendapat hukum legal opinion dan kemudian dituangkan dalam format Berita Acara Pemeriksaan BAP. Dalam surat permintaan, ada yang sudah menyertakan kronologis perkara dan daftar pertanyaan, ada yang hanya daftar pertanyaan, dan bahkan ada yang hanya mengajukan berkas yang mana ahli harus mempelajari sendiri, menyusun daftar pertanyaan, dan memberikan jawaban dalam pendapat hukum. Kemudian, ada yang melampirkan legal opinion itu dalam lampiran dakwaan dan ada juga yang tidak. 91 90 Wawancara dengan BRIPKA Luth Jhonson, Loc.cit., 91 Wawancara dengan AIPDA Erman Tanjung, Loc.cit., Universitas Sumatera Utara

B. Hambatan Yang Dihadapi Penyidik Dalam Memperoleh Keterangan Ahli