Goal Orientation
and Academic Achievement.
sebesar 12
untuk pendekatan
kinerja, 13 untuk menghindari
kinerja. Pola asuh orang tua berpengaruh sebesar
10 terhadap prestasi belajar
akademik. Orientasi
tujuan berprestasi berpengaruh
sebesar 23 terhadap prestasi
belajar akademik. Pola asuh
orang tua berpengaruh terhadap
prestasi akademik
siswa, orientasi
tujuan berprestasi
sebagai variabel
mediasi sebesar 15.
path analysis ini
sebagai variabel
dependen. Metode
pengumpulan data
dalam penelitian
ini dengan
dokumentasi dan
kuesioner, sedangkan
dalam penelitian Obi
hanya menggunakan
kuesioner
2.7. Kerangka Berfikir
Prestasi belajar ekonomi merupakan hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi yang ditunjukkan dengan nilai yang
diberikan oleh guru. Proses kegiatan belajar mengajar yang efektif akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Untuk dapat menghasilkan prestasi
belajar yang optimal, proses kegiatan belajar mengajar secara umum dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik, seperti motivasi, bakat, minat, kecerdasan dan orientasi tujuan. Sedangkan faktor eksternal
merupakan faktor dari luar diri peserta didik, seperti cara mendidik anak, perhatian orang tua, lingkungan teman sebaya, kurikulum, metode mengajar,
fasilitas sekolah dan guru. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti, nilai ekonomi siswa kelas X IIS SMA Negeri 2 Cepu tahun pelajaran 20142015
masih banyak di bawah KKM atau dapat dikatakan masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa diduga dipengaruhi oleh faktor pola asuh orang tua, dan
orientasi tujuan berprestasi serta motivasi belajar. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti mengambil pola asuh orang tua dan orientasi tujuan berprestasi sebagai
variabel bebasindependen, motivasi belajar sebagai variabel intervening dan prestasi belajar sebagai variabel terikatdependen.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan belajar pertama yang diperoleh oleh siswa, sehingga pendidikan pertama inilah yang menjadi dasar
untuk pendidikan selanjutnya. Jika pendidikan dasar ini baik, maka pendidikan selanjutnya juga akan baik. Salah satu faktor didalam lingkungan keluarga adalah
pola asuh orang tua. Pola asuh orang tua merupakan cara atau strategi orang tua untuk mendidik anak dalam mengembangkan potensinya untuk mencapai prestasi
yang diinginkan anak, serta bagaimana cara orang tua agar anak patuh terhadap mereka. Apabila orang tua mengasuh anak dengan baik tanpa memaksakan
kehendaknya, atau dengan kata lain pola asuhnya baik, maka prestasi belajar yang diperoleh anak juga akan semakin baik. Karena anak belajar sesuai dengan minat
dan bakatnya. Penelitian terkait pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa sudah
pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa pola asuh orang tua berpengaruh positif
terhadap prestasi belajar peserta didik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulianti 2014 menunjukkan bahwa kualitas pola asuh orang tua berpengaruh
sebesar 16,25 terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Penelitian Ifeoma dan
Theresa 2014 menunjukkan bahwa pola asuh orang tua memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa sebesar 10. Sedangkan menurut
Sugiharto 2007 menyatakan sifat pola asuh orang tua berpengaruh 7,8 terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Berdasarkan penelitian terdahulu dapat
disimpulkan bahwa pola asuh orang tua berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
Pola asuh orang tua yang baik, dapat mengarahkan anak untuk mengembangkan potensinya, membantu mencapai cita-citanya dan membantu
mereka untuk menetapkan tujuan yang ingin dicapainya. Untuk dapat memiliki prestasi yang baik perlu memiliki motivasi belajar yang tinggi untuk mencapai
tujuan dari pembelajaran yang dilakukan. Sehingga semakin baik pola asuh orang tua maka semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki peserta didik. Pengaruh
pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik pernah diteliti oleh Hidayah 2012, membutikan bahwa pola asuh orang tua berpengaruh 18,1
terhadap motivasi belajar peserta didik. Selain faktor eksternal pola asuh orang tua, terdapat faktor internal yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu orientasi tujuan berprestasi. Orientasi tujuan berprestasi merupakan orientasi atau pola kepercayaan untuk bertingkah
laku dalam menentukan keterlibatan dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan prestasi tertentu. Orientasi tujuan yang telah ditetapkan siswa dapat
berpengaruh pada motivasi belajar peserta didik. Orientasi tujuan berprestasi yang baik dimiliki oleh siswa akan menyebabkan motivasi yang tinggi pada peserta
didik. Sehingga terdapat pengaruh orientasi tujuan berprestasi peserta didik
terhadap prestasi belajar peserta didik. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningtyas 2013, menunjukkan adanya hubungan positif
antara orientasi tujuan berprestasi terhadap motivasi belajar sebesar 62,90. Tujuan merupakan hal kunci untuk kita dapat meraih suatu prestasi karena
tujuan menjadi target yang harus kita capai. Sama halnya dalam belajar perlu adanya orientasi tujuan berprestasi, yang dapat menjadi target prestasi yang harus
dicapai peserta didik. Orientasi tujuan berprestasi yang tinggi akan berpengaruh tinggi pula pada prestasi yang diperoleh peserta didik. Karena orientasi tujuan
berprestasi memberikan gambaran atau jalan bagaimana mereka mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan untuk dapat berprestasi. Penelitian sebelumnya terkait
pengaruh orientasi tujuan berprestasi dan prestasi belajar sudah pernah diteliti. Ifeoma dan Theresa menunjukkan bahwa orientasi tujuan berprestasi berpengaruh
23 terhadap prestasi belajar siswa. Peserta didik yang memiliki motivasi, maka mereka memiliki dorongan
untuk belajar dengan sungguh-sungguh dalam mencapai target yang ditetapkan. Sehingga motivasi belajar yang tinggi akan berpengaruh tinggi pula pada
pencapaian prestasi belajar peserta didik. Penelitian pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar telah banyak diteliti, hasil dari beberapa penelitian
tersebut adalah terdapat pengaruh antara motivasi belajar dan prestasi belajar, di mana semakin tinggi motivasi semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Yulianti
2014 membuktikan bahwa motivasi belajar berpengaruh sebesar 6,2 terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan menurut Inayah, Trisno dan Sawiji 2013
menyatakan motivasi belajar berpengaruh sebesar 39,3 terhadap prestasi belajar
siswa. Akan tetapi penelitian yang dilakuan Mayasari 2011 menunjukkan bahwa motivasi belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan penelitian terdahulu, hasil observasi awal di SMA Negeri 2 Cepu, dan dukungan teori, maka peneliti ingin mengkaji kebenaran variabel pola
asuh orang tua, dan orientasi tujuan berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi dengan motivasi belajar sebagai variabel intervening pada kelas
X IIS SMA Negeri 2 Cepu. Hubungan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa poa asuh orang tua, orientasi tujuan berprestasi dan
motivasi belajar dapat digambarkan sebagai berikut:
H
2
H
7
H
4
H
6
H
6
H
6
H
8
H
5
H
8
Keterangan:
H
3
H
1
Gambar 3.1. Kerangka Berfikir
Keterangan: Pengaruh secara parsial =
Pengaruh secara simultan
=
Pola Asuh Orang Tua X
1
. Indikator:
1. Komunikasi dua arah antara orang tua dan
anak 2. Memperhatikan
dan menghargai
kebebasan anak 3. Memberikan
bimbingan kepada
anak 4. Hukuman
diberikan kepada perilaku yang
salah 5. Hadiah
diberikan pada perilaku yang
benar atau
berprestasi. Mussen dalam Sugiharto
2007
Orientasi Tujuan
Berprestasi X
2
Indikator: a. Mendefinisikan
sukses b. Penghargaan
c. Alasan Kepuasan d. Orientasi Guru
e. Pandangan
tentang Kesalahan
f. Pusat Perhatian g. Alasan Berusaha
h. Kriteria Evaluasi Ames dan Acher 1988
Motivasi Belajar
Intervening Indikator:
1. Tekun menghadapi
tugas 2. Ulet
menghadapi kesulitan
3. Menunjukkan minat terhadap
mata pelajaran ekonomi
4. Lebih senang bekerja mandiri
5. Cepat bosan
pada tugas-tugas yang rutin
6. Dapat mempertahankan
pendapatnya 7. Tidak
mudah melepaskan hal yang
diyakini 8. Senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal
Sardiman 2014:81 Prestasi Belajar Y
Indikator: 1. Nilai
Ulangan Harian
2. Nilai Ulangan
Tengah Semester 3. Nilai
Ulangan Akhir Semester
Permendikbud No. 66 Tahun 2013
2.8. Hipotesis