diperlakukan sama seperti sampel. Masing-masing larutan tersebut didiamkan selama 15 menit, kemuadian diukur absorbansinya dengan alat spektrofotometer
UV-Vis pada = 880 nm.
3.5.4.3 Analisis ion fosfat dengan spektrofotometer UV-Vis
Analisis ion fosfat dilakukan dengan memipet sebanyak 8,4 mL filtrat masing-masing suspensi dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL. Ke dalam larutan
tersebut ditambahkan 1 tetes indikator fenolftalin, jika terbentuk warna merah muda, ditambahkan tetes demi tetes H
2
SO
4
2,5 M sampai warnanya hilang. Sebanyak 1,3 mL pereaksi kombinasi ditambahkan ke dalam larutan dan
dihomogenkan. Ke dalam labu takar ditambahkan aquades hingga tanda batas, kemudian didiamkan selama 15 menit. Larutan diukur absorbansinya pada
= 880 nm.
3.5.5 Aplikasi Bentonit pada Kondisi Optimum untuk Menurunkan Kadar Fosfat dalam Perairan
Bentonit yang digunakan sebagai adsorben pada pengukuran ini adalah bentonit hasil optimasi pada penelitian ini. Sebanyak 0,1 g bentonit ditambahkan
kedalam 25 mL larutan sampel mengandung ion fosfat yang sebelumnya sudah diukur konsentrasi awalnya. Suspensi diaduk dengan orbital shaker dengan
kecepatan 150 rpm selama waktu optimum sesuai variasi bentonit yang digunakan. Suspensi disaring dengan menggunakan kertas saring. Filtrat yang diperoleh, diukur
volumenya terlebih dahulu dan ditepatkan kembali dengan aquadest hingga 25 mL. Filtrat diukur absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada
= 880 nm, kemudian dihitung konsentrasi akhirnya.
41
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai data-data hasil penelitian yang meliputi kajian tentang hasil preparasi bentonit teraktivasi kimia dan teraktivasi fisika; karakterisasi
bentonit teraktivasi kimia dan teraktivasi fisik yang meliputi 1 difraksi sinar-X, 2 analisis luas permukaan, 3 ukuran pori; kondisi optimal adsorpsi bentonit
dalam menurunkan kadar fosfat yang meliputi 1 waktu kontak, 2 konsentrasi awal dan 3 ukuran partikel; serta aplikasinya dalam menurunkan kadar fosfat
dalam perairan.
4.1 Hasil Preparasi Bentonit Teraktivasi Kimia dan Teraktivasi
Fisika
Preparasi bentonit teraktivasi kimia dan teraktivasi fisika dimulai dengan melakukan preparasi terhadap bentonit alam meliputi pencucian, pengeringan dan
pengayakan hingga bentonit berukuran 100 mesh dan 50 mesh. Bentonit hasil preparasi tersebut kemudian diaktivasi secara kimia dan diaktivasi secara fisika.
Secara visual terdapat perbedaan antara bentonit alam, bentonit teraktivasi kimia dan bentonit teraktivasi fisika, perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Sifat fisik bentonit hasil preparasi Kode
Sifat fisik A
Warna kecoklatan B
Warna coklat pudar
C Warna coklat gelap
Proses aktivasi secara kimia dilakukan dengan menggunakan asam sulfat. Pemilihan asam sulfat sebagai aktivator asam untuk mengaktivasi bentonit
didasarkan pada penelitian dari Sahara 2011 yang menggunakan asam sulfat