2.5 Fosfat
2.5.1 Keberadaan Fosfat dalam Air
Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat, poli-fosfat dan fosfat-organis. Ortofosfat adalah senyawa monomer seperti H
2
PO
4 -
, HPO
4 2-
, dan PO
4 3-
, sedangkan polifosfat merupakan senyawa polimer seperti PO
3 6
3-
heksametafosfat dan fosfat organis adalah P yang terikat dengan senyawa-senyawa organis sehingga tidak berada dalam larutan secara terlepas.
Bermacam-macam jenis fosfat juga dipakai untuk pengolahan anti-karat dan anti- kerak pada pemanas air boiler. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam
bentuk terlarut, tresuspensi atau terikat di dalam sel organisme dalam air. Bila kadar fosfat dalam air sangat rendah 0,01 mgL, pertumbuhan tanaman dan ganggang
akan terhalang, keadaan ini dinamakan oligotrop Aleart Sumestri, 1984. Fosfor dalam air terdapat sebagai bahan padat dan terlarut. Fosfor dalam
bentuk padat dapat terjadi sebagai suspensi garam-garam yang tidak larut dalam bahan biologi atau teradsorpsi dalam bahan padat. Di perairan, fosfor tidak
ditemukan dalam keadaan bebas melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut ortofosfat dan polifosfat dan senyawa organik berupa partikulat.
Fosfat juga dapat berada sebagai ligan dalam sebuah kompleks logam. Karena fosfat bereaksi dengan sejumlah zat membentuk senyawa yang tidak larut,
dan mudah diadsorpsi oleh tumbuh-tumbuhan, konsentrasi dari fosfat anorganik terlarut dalam kebanyakan peraiaran konstan. Senyawa fosfat dalam perairan
berasal dari sumber alami seperti erosi tanah, buangan dari hewan dan pelapukan
tumbuhan, dan dari laut sendiri. Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi blooming fitoplankton yang akhirnya
menyebabkan kematian ikan secara massal. Batas optimum fosfat untuk pertumbuhan plankton adalah 0,27-5,51 mg L Hutagalung Setiapermana,
1994. Fraksi yang paling baik dari senyawa fosfat yang terlarut paling mungkin
terdapat dalam bentuk senyawa organik, sedangkan fosfor anorganik yang terlarut terjadi terutama sebagai bentuk ion ortofosfat PO
4 3-
. Protonasi sempurna dari ion ortofosfat menghasilkan H
3
PO
4
yang mempunyai nilai pK1 = 2,17 ; pK2 = 7,31 ; dan pK3 = 12,36. Berdasarkan nilai konstanta desosiasi asam ini dapat disimpulkan
bahwa H
3
PO
4
adalah asam yang lemah, oleh karena itu ion fosfat terbentuk sebagai H
2
PO
4 -
atau HPO
4 2-
. Titik ekivalen pertama asam fosfat terdapat pada pH sekitar 4,62 dan metil merah adalah indikator yang cocok untuk langkah ini. Titik ekivalen
yang kedua , terdapat pada pH sekitar 9,72, karena H
2
PO
4 -
adalah sebuah asam yang lebih lemah daripada
H
3
PO
4.
Fenolftalein dapat dipergunakan untuk mendeteksi ekivalen ini Keenan, 1992.
2.5.2 Dampak Negatif Fosfat