Difraktometri Sinar-X EFEKTIVITAS BENTONIT TERAKTIVASI SEBAGAI PENURUN KADAR ION FOSFAT DALAM PERAIRAN

pada panjang-panjang gelombang yang lebih panjang lagi. Ini disebabkan oleh kurang kuatnya elektron dalam brom dan iod. Transisi yang diberikan di sini diberi tanda n- δ untuk menunjukkan bahwa sebuah elektron non-bonding dinaikkan ke orbital antibonding δ Underwood Day, 1989. Pengukuran ion fosfat dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dapat dilakukan mengingat dalam ion fosfat yang akan diukur terdapat elektron bebas yang dapat dieksitasi setelah di kenakan sumber radiasi. Transisi yang terjadi setelah larutan fosfat dikenakan sumber radiasi adalah dari n –δ dan transisi n –π. Transisi n –π terjadi akibat adanya transisi elektron-elektron hetero atom tak berikatan ke orbital anti ikatan π. Transisi ini terjadi pada elektron bebas pada atom O yang berikatan rangkap pada senyawa fosfomolibdat. Transisi n –δ terdapat pada senyawa-senyawa jenuh yang mengandung hetero atom seperti oksigen, nitrogen, belerang atau halogen, memiliki elektron-elektron tak berikatan. Senyawa-senyawa hetero atom menunjukkan jalur serapan yang kemungkinan disebabkan oleh transisi elektron-elektron dari orbital tak berikatan atom-atom hetero ke orbital anti ika tan δ . Transisi-transisi tersebut dapat teramati pada daerah ultraviolet sehingga ion fosfat dapat diukur konsentrasiya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis Sastrohamidjojo, 1991.

2.7 Difraktometri Sinar-X

Difraktometri sinar-X merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik sinar-X dengan panjang gelombang 0,5-2,5 Å dan energi ±10 7 Ev. Metode ini hanya dapat digunakan untu menganalisis padatan kristalin. Dasar yang digunakan pada analisis ini adalah setiap ristal mempunyai jarak antar bidang yang karateristik. Kegunaan metode ini adalah: 1. Penentuan struktur kristal meliputi bentuk dan ukuran sel satuan kristal, pengindeksan bidang kristal dan jumlah atom per sel satuan 2. Analisis kimia meliputi identifikasi kristal, penentuan kemurnian hasil sintesis dan deteksi senyawa baru. Jika seberkas elektron ditembakkan pada logam target oleh energi yang tinggi, maka elektron pada kulit atom yang terdalam akan terlempar keluar sehingga terjadi kekosongan. Kekosongan ini akan diisi oleh elektron pada kulit yang lebih luar sambil memancarkan energi yang disebut sinar-X. Hipotesis mengenai difraksi sinar-X dikemukakan oleh Lauve, yaitu jika sinar-X dengan panjang gelombang yang hampir sama dengan jarak antara bidang kristal d, maka akan didifraksi oleh bidang kristal tersebut. Menurut Bragg, jika dua berkas sinar-X yang paralel mengenai bidang-bidang kristal yang sama dengan jarak antar bidang d, maka perbedaan jarak yang ditempuh kedua sinar tersebut berbanding langsung dengan panjang gelombangnya Wahyuni, 2003. Metode yang digunakan untuk menentukan struktur padatan pada penelitian ini adalah metode Difraksi Sinar-X serbuk. Pada metode ini, sampel yang digunakan berupa serbuk padatan kristalin yang memiliki sejumlah besar kristal kecil dengan diameter butiran kristalnya sekitar 10 -7 -10 -4 m, ditempatan dalam suatu plat kaca dalam difraktometer. Pola difraksi dengan itensitas relatif bervariasi sepanjang nilai 2 ө tertentu. Metode ini dapat menentukan kristalinitas senyawa atau fasa yang terdapat dalam sampel. Untuk mengidentifikasi senyawa tak dikenal, digunakan Powder Diffraction File PDF produk Joint Committee on Powder Diffraction Standarts PCPDFWIN Wahyuni, 2003.

2.8 Surface Area Analyzer SAA