Hipotesis Desain Penelitian KEEFEKTIFAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI MATERI LARUTAN PENYANGGA

2.4 Hipotesis

Hipotesis mengandung pengertian satu pendapat yang kebenarannya masih harus dibuktikan terlebih dahulu. Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: 1. Ada perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa antara metode praktikum berbasis IBL dengan metode praktikum tanpa IBL. 2. Pembelajaran dengan metode praktikum berbasis IBL dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. 3. Metode praktikum berbasis IBL efektif digunakan dalam pembelajaran dengan rata- rata hasil belajar ≥76 dan ≥75 siswa dalam kelas eksperimen mencapai ketuntasan. 37 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu data-data yang diperoleh dalam penelitian berupa angka-angka dan dianalisis dengan rumus- rumus statistik untuk memperoleh kesimpulan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian eksperimen ini menggunakan Pretes-Postes Control Group Design, yaitu terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretes untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretes yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok kontrol Sugiyono, 2012. Desain penelitian ditunjukkan oleh Tabel 3.1. Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen Kelompok Pre Tes Treatment Post Tes Eksperimental T1 X 1 T2 Kontrol T1 X 2 T2 Keterangan: T 1 : Pre Tes Kedua Kelompok T 2 : Pos Tes Kedua Kelompok X 1 : Treatment atau perlakuan berupa pembelajaran dengan metode praktikum berbasis IBL X 2 : Treatment atau perlakuan berupa pembelajaran dengan metode praktikum tanpa IBL Penelitian ini terdapat kelas kontrol dan kelas eksprimen yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Penggunaan teknik ini dikarenakan obyek yang diteliti terbagi ke dalam kelompok-kelompok. Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah mengambil 2 kelas penelitian, yaitu 1 kelas sebagai kelas kontrol dan 1 kelas eksperimen. Setelah itu, menyusun instrumen penelitian yang meliputi perangkat pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi, soal pre tes dan soal pos tes. Kemudian melakukan uji coba perangkat tes, serta menghitung validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran. Setelah itu, memberikan pre tes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Terdapat perbedaan perlakuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, pembelajaran kelas eksperimen dengan menggunakan metode praktikum berbasis IBL dan pembelajaran kelas kontrol dengan menggunakan metode praktikum tanpa IBL. Perbandingan perlakuan terhadap kedua kelas ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode praktikum berbasis IBL. Selama proses pembelajaran di kelas, materi yang disampaikan di kelas kontrol dan kelas eksperimen sama yaitu Larutan Penyangga. Pembelajaran pada kelas eksperimen, guru memberi kesempatan siswa untuk belajar dan mencari tahu sendiri apa yang dibutuhkannya dalam materi Larutan Penyangga. Siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Hal ini akan meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar pada saat itu maupun selanjutnya, sehingga timbul komunikasi dua arah dalam kelas yaitu antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran menjadi student centered yaitu siswa yang menjadi pusat pembelajaran. Pembelajaran pada kelas kontrol, siswa belajar seperti biasa dengan mendengarkan ceramah dari guru, sehingga guru menjadi pusat pembelajaran. Pos tes dilakukan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pos tes dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal dan waktu yang sama. Data-data yang diperoleh dari tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis dengan statistik yang sesuai untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis keterampilan proses sains pada konsep larutan penyangga

1 3 126

PENERAPAN PRAKTIKUM BERBASIS MASALAH PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

2 23 231

EFEKTIVITAS MODEL INQUIRY BASED LEARNING (IBL) BERBANTUAN MODUL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA

0 32 245

PENGARUH PRAKTIKUM LAJU REAKSI BERBASIS PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMK.

5 13 37

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA TOPIK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA.

0 1 46

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E.

0 4 23

Metode praktikum berbasis guided inquiry untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi sistem indra kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta.

0 5 256

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI IPA SMA.

3 4 17

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DI SMA

0 0 12

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK MEMBERDAYAKAN KETERAMPILAN KERJASAMA DALAM KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI MIPA - UNS Institutional Repository

0 0 19