Pengaruh Inovasi Terhadap Keputusan Pembelian Jasa Next For Men Salon

(1)

SKRIPSI

PENGARUH INOVASI TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN JASA NEXT FOR MEN SALOON

JALAN DR. MANSYUR MEDAN

OLEH

RYAN PRANATA

110502232

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

ABSTRAK

PENGARUH INOVASITERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN JASA PADA SALONNEXT FOR MEN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Inovasi terhadap Keputusan Pembelian Jasa pada Salon Next For Men di cabang Jalan Dr. Mansyur Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan jenis data yang dikumpulkan adalah data primer. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 pengunjung salon Next ForMen dengan menggunakan teknik Purposive. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan nilai signifikansi 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara individu inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian jasa di Salon Next For Men.. Nilai Adjusted R2 adalah 0,718 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Inovasi dengan Keputusan Pembelian Jasa sebesar 71,8 %. Sedangkan sisanya sebesar 29,2 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti, harga, lokasi, brand image dan lain-lain.


(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF INOVATION ON BUYING DECISION OF SERVICE AT NEXT FOR MEN SALON JL. DR. MANSYUR

The aims of this study is to analyze the effect of inovation on buying decision of service at Next For Men salon at jl. Dr Mansyur. This research is cuantitative descriptive. The research sample is 35 customer Next For Men Salon Jl. Dr Mansyur Medan. The hypotheses in this research is tested by using simple regression analysis with significance value of 10%. The results showed that partially, inovation significantly influence buying decision of service. Adjusted R2 is 0,708 it means that inovation 70,8% in explaining decision buy of service, while 29,2% is explained by other factors like price, brand image, location, and ect. Keywords : Inovation, Buying Decision of Service


(4)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang mendalam penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memudahkan segala urusan saya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Inovasi Terhadap Keputusan Pembelian Jasa Next For Men Salon ini guna serta memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan shalawat kita panjatkan pada Rasulullah SAW yang berkat sunnahnya kita dapat menjalankan ke-Islaman kita saat ini..

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Terutama terimakasih untuk Ayahanda Yuhanes dan Mama Ersuani yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moral dan materil, bimbingan, nasehat, serta doanya kepada peneliti

Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Azhar Maksum, ME.c, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME. dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku Ketua dan sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, dan Ibu Dra. Friska Sipayung, Msi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .

4. Ibu Prof. Ritha Dalimunthe SE, M.SI selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan, saran, dan masukan selama penulisan skripsi ini.

5. Ibu Setri Hiyanti M.SI selaku Dosen Pembanding 1 yang turut meluangkan waktu dalam memberi kritik, arahan, saran, dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.


(5)

6. Adik-adik saya Yusril akbar, Sandi Tanaka, M. ardi yang senantiasa memberikan dukungan.

7. Kepada Mila, Owin, Radja, Ayu, Angii, Eci, dian, dan seluruh teman di S1 Manajemen 11 dan khususnya Manajemen Grup Dyang tidak bisa disebutkan semuanya yang selalu membantu dan mendukung penulis. 8. Kepada Jeckes family, Roijen, Kote, Habib, Rifki, dan De shake yang

selalu memotivasi penulis.

9. Kepada Mila, Dimas, Lutfi, Ijal, Musa, Dani dan Ujang yang selalu menyemangati.

Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT.

Medan, Oktober 2015 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuam Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 8

2.1.1 Inovasi ... 8

2.1.1.1 Karakter Individu yang Berperilaku Inovatif ... 8

2.1.1.2 Tahapan Perilaku Inovatif ... 9

2.1.1.3 Stategi Inovasi ... 10

2.1.2 Bauran Pemasaran Jasa ... 11

2.1.3 Keputusan Pembelian ... 13

2.1.3.1 Pembelian Jasa ... 16

2.2 Penelitian Terdahulu ... 18

2.3 Kerangka Konseptual ... 18

2.4 Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian ... 21

3.2 Tempat dan Waktu penelitian ... 21

3.3 Defenisi Operasiaonal ... 21

3.4 Operasional Variabel ... 22

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 23

3.6 Populasi dan Sempel ... 24

3.6.1 Populasi ... 24

3.6.2 Smapel ... 24

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 25

3.8 Tekhnik dan Pengumpulan Data ... 26

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas ... 27

3.9.1 Uji Validitas ... 27

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 29


(7)

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 30

3.10.2 Uji normalitas ... 31

3.10.2.1 Uji multikolineritas ... 31

3.10.2.2 Uji heterosdisitas ... 32

3.10.3 Metode Analisis Regrisi Linier Sederhana... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Salon Next For Men ... 35

4.2 Analisis Deskriftif ... 36

4.2.1 Karakteristik Responden ... 36

4.2.2 Deskriptif Variabel ... 39

4.2.2.1 Inovasi ... 39

4.2.2.2 Keputusan Pembelian ... 44

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 49

4.3.1 Uji Normalitas ... 49

4.4 Analisis Linier Sederhana ... 53

4.4.1 Koefisien Determinasi ... 54

4.4.2 Uji Parsial ... 56

4.5 Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian terdahulu ... 18

3.1 Overasional Variabel ... 23

3.2 Skala Pengukuran Variabel ... 24

3.3 Hasil Uji Validitas ... 28

3.4 Hasil Uji Reabilitas ... 30

4.1 Karekteristik Responden Berdasarkan Usia ... 37

4.2 Karekteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 38

4.3 Karekteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 38

4.4 Jawaban Responden Terhadap Variabel Inovasi... 39

4.5 Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 44

4.6 Kulmogrov-Smirnov ... 52

4.7 Analisis Linier sederhana ... 54

4.8 Kuefisien Determinian ... 55


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Model Proses Pembelian lima Tahap ... 14

2.2 Karangka Konseptual ... 19

4.1 Uji Normalitas Dengan Histogram ... 50

4.2 P-P Plot Of Regresion Standart Residual ... 51


(10)

ABSTRAK

PENGARUH INOVASITERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN JASA PADA SALONNEXT FOR MEN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Inovasi terhadap Keputusan Pembelian Jasa pada Salon Next For Men di cabang Jalan Dr. Mansyur Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan jenis data yang dikumpulkan adalah data primer. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 pengunjung salon Next ForMen dengan menggunakan teknik Purposive. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan nilai signifikansi 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara individu inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian jasa di Salon Next For Men.. Nilai Adjusted R2 adalah 0,718 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Inovasi dengan Keputusan Pembelian Jasa sebesar 71,8 %. Sedangkan sisanya sebesar 29,2 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti, harga, lokasi, brand image dan lain-lain.


(11)

ABSTRACT

THE EFFECT OF INOVATION ON BUYING DECISION OF SERVICE AT NEXT FOR MEN SALON JL. DR. MANSYUR

The aims of this study is to analyze the effect of inovation on buying decision of service at Next For Men salon at jl. Dr Mansyur. This research is cuantitative descriptive. The research sample is 35 customer Next For Men Salon Jl. Dr Mansyur Medan. The hypotheses in this research is tested by using simple regression analysis with significance value of 10%. The results showed that partially, inovation significantly influence buying decision of service. Adjusted R2 is 0,708 it means that inovation 70,8% in explaining decision buy of service, while 29,2% is explained by other factors like price, brand image, location, and ect. Keywords : Inovation, Buying Decision of Service


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Meningkatnya kondisi perekonomian masyarakat Indonesia telah mengakibatkan munculnya bisnis-bisnis yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan setiap konsumen baik dalam bentuk barang maupun jasa. Akibatnya pertumbuhan bisnis dimasa sekarang semakin tinggi karena banyak yang ingin menjadi wirausaha dengan menjadi wirausaha akan mampu membantu untuk membuka lapangan kerja dan mampu menjadi pimpinannya bukan menjadi bawahan. Menjadi wirausaha juga merupakan jalan keluar dari sulitnya mencari kerja pada saat ini.

Seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, seseorang wirausaha harus dapat mengahadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, wirausahawan senantiasa di tuntut kreatif (Krisdayatna2005:5). Seorang wirausaha harus mampu memiliki keunggulan produk atau jasa untuk dapat menarik perhatian konsumen. Oleh karena itu seorang wirausaha harus memiliki inovasi untuk mengelola usaha yang dijalankannya.

Inovasi merupakan mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi. Dengan inovasi maka wirausaha dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, pemasaran,sistem pengiriman, dan kebijakan, tidak hanya bagi perusahaan tapi juga stakeholder dan masyarakat


(13)

(Hartog 2003:54). Inovasi dianggap penting bagi perusahaan karena kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah dengan menciptakan inovasi, inovasi harus diciptakan perusahaan karena inovasi adalah salah satu sumber pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang inovatif adalah perusahaan yang dapat memenangkan persaingan di dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu tugas utama perusahaan atau produsen adalah meningkatkan penjualan barang dan jasa yang dihasilkannya.

Seorang wirausaha harus memiliki inovasi yang tinggi agar memberikan nilai dari jasa atau produk yang ditawarkan, berbeda dengan yang lain, sehingga membuat setiap orang cepat memutuskan untuk membeli atau menggunakan jasa yang Anda tawarkan. Peningkatan penjualan tersebut harus dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan atau UKM.

Strategi memperluas pasar masih dapat dilakukan dengan memasarkan produk baru (melalui inovasi produk). Untuk memperluas pasar tidaklah cukup dengan merancang dan melaksanakan program pemasaran yang kreatif tetapi harus disertai dengan meningkatkan kualitas barang dan jasa melalui penciptaan inovasi produk. Untuk memenangkan persaingan perusahaan atau UKM harus melakukan inovasi.

Inovasi akan meningkatkan nilai tambah suatu produk, inovasi juga menciptakan suatu produk baru yang dapat memberikan solusi yang lebih baik bagi pemecahan masalah yang dihadapi konsumen. Perusahaan jangan mengartikan inovasi sebagai sebuah invention (penemuan). Invention adalah suatu pekerjaan atau usaha yang sangat sulit dan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan


(14)

besar yang memiliki sumberdaya yang sangat besar pula. Bagi sebuah perusahaan dengan skala kecil dan menengah.

Inovasi harus diartikan sebagai pemecahan masalah untuk semua fungsi manajemen atau segala usaha yang dilakukan sebuah perusahaan untuk membuat perusahaan menjadi lebih efisien dan efektif sehingga menghasilkan produk yang lebih baik dari pesaing dan dapat dijual dengan harga yang lebih kompetitif. Inovasi tersebut harus mampu membuat produk berbeda di mata konsumen sehingga konsumen lebih tertarik membeli produk tersebut dibandingkan produk pesaing sehingga akan mempengaruhi keputusan pembelian pada konsumen.

Keputusan pembelian merupakan suatu kegiatan membeli sejumlah barang atau jasa yang dipilih berdasarkan informasi yang didapat tentang suatu produk di saat kebutuhan atau keinginan yang muncul dan kegiatan ini menjadi informasi untuk pembelian selanjutnya. Bagi wirausaha, tahap keputusan pembelian ini adalah tahap yang sangat penting untuk dipahami karena akan berhubungan dengan keberhasilan suatu pemasaran. Secara khusus wirausaha harus mengidentifikasi pembuatan keputusan pembelian, jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian (Kotler, 2009:220).

Kota Medan adalah kota terbesar ketiga di Indonesia, salah satu kota metropolitan di Indonesia. Kota metropolitan yang biasanya dipenuhi oleh kaum urban yang lebih mudah dan sering mengakses informasi menjadikan masyarakat perkotaan lebih mengenal dunia luar ataupun perubahan-perubahan yang terjadi dari segi apapun. Salah satunya adalah Fashion, seiring berjalannya waktu, pria-pria modern yang ada di Medan lebih sadar akan kebutuhan terhadap fashion


(15)

rambut. Pada pria modern telah masuk kategori manusia urban, yang kerap memperhatikan penampilan dalam aktifitas sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, berbagai jenis perawatan rambut di sediakan disalon seperti gunting, pewarnaan, pencukuran, hingga creambath. Semua itu dilakukan agar meningkatkan percaya diri.

Peluang bisnis ini bisa dimanfaatkan bagi orang yang ingin membuka salon laki-laki karena bukan hanya wanita saja yang ingin memanjakan dirinya tetapi para laki–laki kini banyak yang ingin datang ke salon untuk memanjakan dirinya, setiap laki–laki yang datang kesalon agar mampu meningkatkan penampilan sehingga mampu membuat semakin percaya diri.

Salon khusus pria saat ini yang ada di Medan adalah seperti, maxx salon, Mr Man salon, Gen salon, dan lain-lain. Hal ini yang membuat tantangan tersendiri bagi para wirausaha yang bergerak dibidang jasa salon laki–laki. Salah satu contohnya adalah salon Next For Men yang terletak di Jl. Dr. Mansyur. Salon ini didirikan pada tanggal 17 Februari 2010. Salon ini banyak melakukan hal untuk menarik para konsumenya agar datang kesalonnya, yaitu dengan memberikan suasana tempat yang nyaman dan layanan yang baik, dengan begitu konsumen akan merasa nyaman dan senang datang kesalon itu. Salon Next For Men selalu melakukan inovasi dalam membangun usaha salonnya.

Inovasi yang telah dilakukan oleh Next For Men salon dalam menarik para konsumen adalah dengan dilakukannya promosi, diantaranya telah membuat kartu member untuk konsumen, yang berfungsi untuk menjadi tanda bukti pembelian jasa, apabila para konsumen telah melakukan 10 kali pangkas di Next For Men


(16)

salon akan mendapat satu kali pangkas gratis dengan jangka waktu setahun. Bukan hanya itu saja, karena target pasar Next For Men salon ini adalah mahasiswa maka Next For Men salon membedakan harga untuk mahasiswa dengan harga pangkas orang biasa dengan persyaratan membawa kartu identitas mahasiswa yang masih aktif, sehingga banyak mahasiswa yang tertarik ingin ke salon next karena mendapatkan harga yang terjangkau dan mendapatkan tempat yang nyaman sehingga setiap orang dengan mudah untuk memutuskan untuk memakai atau menggunakan jasa salon yang ada disalon Next For Men.

Permintaan konsumen yang semakin banyak mengharuskan pemilik Next For Men salon untuk melakukan inovasi secara terus menurus. Pada Next For Men salon ini bukan hanya menyediakan pangkas rambut tetapi sekarang sudah tersedianya layanan facial ataupun creambath, memperkerjakan tukang pangkas yang handal dan up to date dengan model-model rambut zaman sekarang, memiliki toilet yang bersih, tersedianya minuman dan jajanan ringan serta parkiran kendaraan yang aman dan karyawannya yang melayani dengan baik. Inovasi yang dilakukan oleh next for men salon ini merupakan salah satu kunci kesuksesan Next For Men salon untuk bertahan dalam kompetisi tersebut.

Berdasarkan uraian yang telah dibahas sebelumnya, muncul sebuah fenomena dimana Next For Men Salon dalam mengembangkan inovasi dapat menciptakan keputusan pembelian konsumen agar dengan mudah memutuskan untuk menggunakan jasa salon Next For Men. Fenomena ini menjadikan alasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian melalui skripsi dengan judul “Pengaruh Inovasi Terhadap Keputusan Pembelian JasaPada Salon Next For Men”.


(17)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut “Apakah Inovasi Yang Ditawarkan Berpengaruh Positif Terhadap Keputusan Pembelian Jasa Pada Salon Next For Men?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis pengaruh inovasi terhadap keputusan pembelian jasa Next For Men Salon.

1.4 Manfaat Penelitian

Kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. BagiWirausaha

Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para wirausahawan sebagai bahan masukan kepada wirausahawan mengenai bagaimana pentingnya menerapkan inovasi terhadap pembelian jasa. 2. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis agar nantinya dapat membandingkan ilmu yang ada dalam perkulihan atau teori dengan hal yang terjadi dalam dunia nyata. Serta memberikan pengalaman nyata dalam rangka mengimplementasikan pengetahuan penulis di bidang kewirausahaan khususnya di penelitian mengenai inovasi terhadap pembelian jasa.


(18)

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Inovasi

Menurut Suryana (2008 : 32) inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki. Inovasi adalah mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi. Dengan inovasi maka seseorang dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, pemasaran, sistem pengiriman, dan kebijakan, tidak hanya bagi perusahaan tapi juga stakeholder dan masyarakat (Den Hartog, 2003:56).

Definisi inovasi menurut Williams (2010:59)

1. Inovasi adalah kaedah mencari jalan untuk menghasilkan produk baru 2. Organisasi tidak akan membenarkan perusahaan berpuas hati

3. Terutama sekali apabila pesaing akan menghasilkan ide yang kreatif

2.1.1.1. Karakter Individu yang Berperilaku Inovatif

Menurut Zimmerer (2008 : 49) karakter individu yang berprilaku innovatif yaitu :

1. Memiliki keinginan yang kuat untuk menambah pengetahuan dan berusaha mengenali sebab-sebab dari segala sesuatu.

2. Selalu mencari dan menulis setiap ide baru yang akan mempermudah pekerjaannya dan meningkatkan kualitas dirinya.


(20)

4. Berfikir dengan menggunakan berbagai cara.

5. Tidak akan terpengaruh oleh hinaan, ejekan, atau gentar dengan rintangan. Akan terus mengamati, dan berusaha mencari temuan-temuan baru.

6. Tidak mau menerima rutinitas yang membuatnya stagnan.

7. Seorang yang berjiwa inovatif tidak pernah merasa bosan berusaha (ulet) 8. Tidak takut melakukan kesalahan

9. Memandang setiap kesulitan adalah sebagai jalan pembuka untuk menuju sukses.

2.1.1.2Tahapan Perilaku Inovatif

Longnecker (2001:130) merinci lebih mendalam proses inovasi dalam beberapa tahap yaitu:

1. Melihat kesempatan bagi karyawan untuk mengidentifikasi dari diskontinuitas yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian dengan pola yang diharapkan misalnya timbulnya masalah pada pola kerja yang sudah berlangsung, adanya kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi, atau adanya indikasi trends yang sedang berubah.

2. Mengeluarkan ide.

Dalam fase ini, karyawan mengeluarkan konsep baru dengan tujuan menambah peningkatan. Hal ini meliputi mengeluarkan ide sesuatu yang baru atau memperbaharui pelayanan, pertemuan dengan klien dan teknologi pendukung. Kunci dalam mengeluarkan ide adalah mengkombinasikan dan mereorganisasikan informasi dan konsep yang telah ada sebelumnya untuk memecahkan masalah dan atau meningkatkan


(21)

kinerja. Proses inovasi biasanya diawali dengan adanya kesenjangan kinerja yaitu ketidaksesuaian antara kinerja aktual dengan kinerja potensial.

3. Aplikasi.

Dalam fase ini meliputi perilaku karyawan yang ditujukan untuk membangun, menguji, dan memasarkan pelayanan baru. Hal ini berkaitan dengan membuat inovasi dalam bentuk proses kerja yang baru ataupun dalam proses rutin yang biasa dilakukan.

2.1.1.3 Strategi Inovasi

Inovasi adalah aktivitas konseptualisasi serta ide menyelesaikan masalah dengan membawa nilai ekonomis bagi perusahaan dan nilai sosial bagi masyarakat. Inovasi adalah suatu yang sudah ada sebelumnya, kemudian diberi nilai tambah. Inovasi bermula dari hal yang tampak sepele dengan membuka mata dan telinga mendengarkan aspirasi atau keluhan konsumen, karyawan, lingkungan dan masyarakat. Inovasi sendiri bisa individu, kelompok atau perusahaan, artinya bisa terjadi dalam perusahaan ada individu atau kelompok yang sangat brilian dan inovatif. Dan ideal adalah perusahaan menjadi tempat terlembagakan bagi orang-orang yang terkumpul untuk mengeksploitasi ide baru (Soleh 2008:17).

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan produk yang inovatif menurut Kotler (2008:156) yaitu dengan:

1. Mengembangkan atribut produk baru

a. Adaptasi (gagasan lain atau pengembangan produk)


(22)

c. Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih luas). d. Memperkecil (Lebih ramping, lebih ringan, lebih kecil). e. Subtitusi (bahan lain, sumber tenaga, proses).

f. Penataan kembali (pola lain, tata letak, komponen). g. Membalik (luar menjadi dalam).

h. Kombinasi (mencampur, meramu, asortasi, rakitan, unit gabungan, kegunaan, daya pikat, dan gagasan)

2. Mengembangkan beragam tingkat mutu. 3. Mengembangkan model dan ukuran produk.

2.1.2. Bauran pemasaran jasa

Menurut kotler (2010:151) konsep bauran pemasaran terdiri dari:

1. Produk (Products), merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini produk bisa dalam bentuk apa saja (baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.

2. Harga (Pricing), keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga dengan berbagai kelompok pelanggan.

3. Promosi (Promotion), bauran promosi tradisional terdiri dari berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan


(23)

potensial dan aktual. Metode tersebut diantaranya adalah periklanan, promosi penjualan, direct selling dan personal selling.

4. Lokasi (Place), keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik, seperti dimana sebuah usaha harus didirikan.

5. Orang (People), bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran. Dalam produksi manufaktur, konsumen tidak terlalu memusingkan apakah karyawan produksi berpakaian acak-acakan, berbicara kasar di tempat kerja, atau terlambat ke tempat kerjanya. Yang penting bagi pembeli adalah kualitas barang yang dibelinya. Dilain pihak pada produksi jasa, setiap orang merupakan ”part time marketer” yang tindakan dan perilakunya akan berpengaruh terhadap out put yang diterima oleh pelanggan.

6. Bukti Fisik (Physical Evidence), karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya. Ini menyebabkan resiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya mengurangi tingkat resiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari kakateristik jasa 7. Proses (Process), merupakan faktor penting bagi konsumen

high-contack-services, yang sering juga berperan sebagai co-producer jasa bersangkutan. Pelanggan restoran misalnya, sangat terpengaruh dengan cara staff melayani mereka dan lamanya menunggu selama proses produksi.


(24)

2.1.3 Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2002 : 42) keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat. Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli.

Prasetijo dan Ihalauw (2005:226) menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah keputusan dalam memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan. Hal ini berarti sebelum menjadi keputusan pembelian, konsumen dihadapkan pada beberapa alternatif pilihan produk atau jasa. Proses pengambilan keputusan dapat mempengaruhi hasil keputusan pembelian.

Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau mengindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang terpikirkan. Besarnya resiko yang dipikirkan berbeda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Para konsumen mengembangkan rutinitas tertentu untuk mengurangi resiko, seperti menghindari keputusan, pengambilan informasi dari teman-teman, dan preferensi atas nama merek dalam negeri serta garansi. Para pemasar harus memahami faktor yang menimbulkan perasaan dalam diri konsumen akan adanya resiko dan

memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi resiko yang dipikirkan itu (Kotler, 2005:227).


(25)

Menurut Kotler (2004:204). Ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Berikut adalah gambar model proses pembelian lima tahap tersebut :

Gambar 2.1 Model Proses Pembelian Lima Tahap

Sumber : Kotler (2004:204)

Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai.

1. Pengenalan Kebutuhan

Tahap awal keputusan pembelian, konsumen mengenali adanya masalah kebutuhan akan produk atau jasa yang akan dibeli. Konsumen merasa adanya perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan sangat di picu oleh ransangan internal (kebutuhan) dan eksternal (penggaruh penggunaan produk serupa kebeutuhan)

2. Pencarian Informasi Pengenalan

kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku setelah pembelian


(26)

Tahap keputusan pembelian yang dapat meransang konsumen untuk mencari informasi-informasi lebih banyak. Konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi.

3. Evaluasi Alternatif

Proses yang di lakukan konsumen untuk menggunakan informasi yang dapat mengevaluasi alternatif yang ada, proses memilih produk atau jasa yang akan di beli dan digunakan.

4. Keputusan Pembelian

Konsumen merencanakan untuk membeli sebuah produk atau jasa dan kemudian membeli produk atau jasa tertentu untuk memenuhi kebutuhan. 5. Perilaku Setelah Pembelian

Apabila barang yang akan dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produk atau penggunaan jasa nya.

2.1.3.1 Pembelian Jasa

Menurut Kotler (2000:428) “Jasa ialah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak


(27)

berwujud dan menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk.

Menurut Hurriyati (2005:28) “Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya.

Berdasarkan pengertian jasa di atas, Tjiptono (2004:18) mengutarakan ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya.

1. Tidak berwujud (Intangibility) Jasa bebeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda, jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas yang akan diterima konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.

2. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability) Barang biasa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

3. Berubah-ubah (Variability / Heterogeneity) Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya banyak variasi bentuk,


(28)

kualitas, dan jenis jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.

4. Tidak tahan lama (Perishability) Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.

5. Perbedaan jasa dan barang (Lack of Ownership). Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Konsumen bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas.


(29)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

No Pengarang Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian

1. Hardiati, Hernani (2009) Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan kecil Analisis Regresi Linier Berganda

kreatifitas dan inovasi berpengaruh secara simultan terhadap kewirausahaan dengan variabel inovasi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kewira-usahaan

2. Suratmi, Evi (2010) Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja karyawan pada Usaha Pengerajin Rotan Analisis Regresi Linier Berganda

adanya pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan terhadap kinerja karyawan pada usaha pengrajin rotan di lingkungan Jl. Gatot Subroto Medan. 3. Pinta

Masda (2012)

Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap

Keputusan Pembelian Gelamai Di Kota Payakumbuh

Analisis Regresi Logistik

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa harga memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan inovasi produk memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian.

4. Alfarisi, Raisan (2013) Pengaruh Inovasi Dan Kreativitas Pengusaha Terhadap Keberhasilan Usaha Analisis Regresi Linier Berganda

Inovasi dan Kreativitas berpengaruh terhadap keberhasilan

usaha.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti. Pertautan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan


(30)

sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2004:49).

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dapat disusun sebuah kerangka pemikiran secara skematik, yaitu sebagai berikut:

1. Inovasi(X1)

Inovasi adalah mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi. Dengan inovasi maka seseorang dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, pemasaran,sistem pengiriman, dan kebijakan, tidak hanya bagi perusahaan tapi juga stakeholder dan masyarakat

2. Keputusan pembelian jasa(Y)

Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat.

Berdasarkan teori yang dikemukakan diatas, maka pengembangan kerangka konseptual dapat dilihat seperti dibawah ini:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Sumber: Hernani (2009), Evi (2010), Masda (2012), Raisan (2013)

Keputusan Pembelian JasaNext For Men

SALON Inovasi


(31)

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:39) “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian karena jawaban tersebut hanya didasarkan pada teori yang relevan dengan penelitian yang dibuat dan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data”.

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti adalah: Inovasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Jasa.


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian deskriftif kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguraikan atau menggambarkan sifat (karakteristik) dari suatu keadaan atau objek penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta pengujian statistik (Djoyowirono 2004 : 89).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada Next For Man Salon Jalan Dr. Mansyur Medan. Waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan April 2015 sampai November 2015.

3.3 Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan kepada suatu variable dengan cara memberikan arti, atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variable tersebut (sugiono 2010:16). Definisi operasional diperlukan untuk menjelaskan faktor-faktor yang sudah diidentifikasi sebagai upaya pemahaman dalam penelitian.

Atas pertimbangan-pertimbangan efisiensi, minat, keterbatasan tenaga, serta pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan operasional terhadap penelitian yang akan diteliti hanya meneliti tentang pengaruh karakteristik dan kompetensi sebagai variabel independen dan minat beli


(33)

konsemen sebagai variabel dependen. Dimana variabel yang dianalisis adalah sebagai berikut:

1.X1 = Variabel Inovasi

2.Y1 = Variabel Keputusan Pembelian

3.4 Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2005: 31) menyatakan pengertian variable sebagai berikut: “variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain :

1. Variabel Independen atau Variabel Bebas (X)

Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahaannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).Dalam hal ini yang dijadikan variabel independen nya adalah inovasi (X1).

2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat (Y)

Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Dalam hal ini yang dijadikan variabel dependen adalah minat keputusan pembelian jasa.Defenisi variabel yang diteliti dapat digambarkan pada Tabel 3.1 berikut ini.


(34)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Defenisi Indikator Skala

Inovasi (X1)

Inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan solusi yang kreatif terhadap suatu permasalahan berikut dengan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan seseorang 1.Pengembangan Produk 2.Modifikasi Produk 3.penggunaan teknologi baru 4.Penemuan produk baru 5.Proses yang lebih

efisien

6.Pelayanan yang lebih inovatif 7.Pengembangan

akses promosi 8.Desain tempat

likert

Keputusan pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa,

1. Pencarian informasi 2. pengenalan alternatif keptusan 3. evaluasi alternatif 4. keputusan pembelian

5. perilaku setelah pembelian

Likert

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Likert. Menurut Sugiyono (2010:93) Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen


(35)

berupa pernyataan atau pertanyaan. Pemberian skor skala likert yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No Skala pengukuran Bobot

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak setuju 1

Sumber: Sugiyono ( 2012) 3.6 Populasi Dan Sample

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kuantitas atau kualitas tertentu yang ditetntukan oleh peneliti untuk dipelajari dan diselidiki dan kemudian ditarik kesimpulannya (Kurniawan, 2012:59). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan Next For Men Salon.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan kita teliti (Kurniawan, 2012:59). Teknik sampling yang diuraikan dalam penelitian ini adalah Purposive digunakan sebagai pertimbangan layak tidaknya sebuah usaha menjadi sampel dalam penelitian ini dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti (sekaran,2006:136). Sample Next For Men tidak diketahui jumlahnya, maka akan digunakan rumus Supramono untuk menentukan jumlah sampel yaitu :


(36)

� =�2×2×�

dimana:

n : Jumlah sampel z : 1.96

p : persentase jumlah sampel dari populasi q : 1-p

d : standard error sehingga:

� = 1.96

2× (0.1) × (0.9) 0.12

n = 34,57444

Jadi jumlah sampel dari penelitian ini adalah 35 sampel.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan terpilih, yaitu wawancara terstruktur dengan pemilik usaha secara langsung.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian.


(37)

3.8 Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui

1. Studi Literatur

Pengumpulan data dengan cara mempelejari buku, majalah atau laporan penelitian guna memperoleh informasi mengenai teori teori atau konsep yang diperlukan untuk menunjang masalah penelitian.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pihak-pihak yang terkait dan mempunyai wewenang untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dan mempunyai hubungan langsung dengan objek yang diteliti.Wawancara dilakukan kepada pemiik salon next di jalan dr.masyur untuk mengetahui masalah secara umum yang dihadapi.

3. Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan pada objek secara langsung berkenaan dengan perilaku manusia, minat pengguna jasa salon, banyaknya salon salon pria dan lain lain. Observasi yang dilakukan untuk mengetahui tingginya persaingan, dan minat untuk kesalon dan daya tarik masyarakat. 4. Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada sejumlah responden yaitu para pengusaha salon, dan para anak muda, lingkungan kampus.


(38)

3.9 Uji Validitas Dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden.

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2012:76), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mmengurangi validitas data, misalnya apakah si pewawancara mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kuesioner.

Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Pada tahap prasurvei, kuesioner yang berisi dari Inovasi (X1), yang mempengaruhi keputusan pembelian (Y) di Next For Men Salon diberikan kepada 30 orang responden diluar sampel. Uji validitas dan realibilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan kriteria sebagai berikut :


(39)

1) Jika rhitung positif dan rhitung> rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid dan jika rhitung negatif dan rhitung< rtabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

2) Rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation

3) Nilai rtabel dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 5% adalah 0,361.

3.9.1.1 Hasil Uji Validitas

Pada pra survey, kuesioner yang berisi 21 pertanyaan yang menyangkut inovasi dan keputusan pembelian pada pelanggan salon Next For Men sebanyak 30 responden yang karakteristiknya sama seperti sampel namun di luar sampel. Hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 80.3333 68.713 .567 .921

P2 80.9000 67.403 .509 .922

P3 80.4333 65.978 .670 .919

P4 80.4333 67.909 .537 .921

P5 80.6000 67.214 .643 .919

P6 80.3333 67.954 .657 .919

P7 80.3000 66.355 .730 .918

P8 80.4333 67.909 .537 .921

P9 80.3000 70.355 .418 .923

P10 80.3333 66.506 .668 .919

P11 80.3333 68.713 .567 .921

P12 80.4667 67.085 .589 .920

P13 80.6000 67.214 .643 .919

P14 80.9000 67.403 .509 .922


(40)

P16 80.4667 65.085 .674 .918

P17 80.3333 66.506 .668 .919

P18 80.5333 68.326 .471 .923

P19 80.7000 67.803 .392 .926

P20 80.4667 67.085 .589 .920

P21 80.4667 65.085 .674 .918

Sumber: Pengolahan SPSS (2015)

Terlihat pada seluruh variabel data valid karena tabel R untuk sampel 30 sebesar 0,361, sedangkan nilai corrected item total correlationseluruhvariabel diatas 0,361. Berarti data seluruh variabel dapat digunakan.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiono (2010:125) reliabilitas adalah indeks yag menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan alat-alat penelitian seperti kuesioner yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik.

Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan software SPSS. Butir pertanyaan yang sudah dikatakan valid dalam uji validitas ditentukan realibilitasnya dengn kriteria sebagai berikut:

Jika : ralphapositifataulebihbesardarirtabelmakapertanyaanreliabel. ralphanegative ataulebihkecildarirtabelmakapertanyaantidak reliabel


(41)

3.9.2.1 Hasil Uji Realibilitas

Suatu konstruk dikatakan reliable jika memberikan nilai Croancbach Alpha > 0,60 (Sujarweni,2014 :199).

Tabel 3.4 Hasil Uji Realibilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 90.9

Excludeda 3 9.1

Total 33 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Suatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan Croncbach Alpha > 0,8 realibilitas sangat baik atau sangat meyakinkan 0,7< Croanchbach Alpha <0,8 realibilitas baik, dan Croanbach Alpha 0,7 realibilitas kurang meyakinkan (Situmorang dan Lutfi, 2014: 92). Berdasarkan tabel 3.3 dapat dilihat Croancbach Alpha > 0,8 maka dinyatakan realibilitas sangat baik.

3.10 Tekhnik Analisis Data 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambar.


(42)

3.10.2 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah model berdistribusi mengikuti/mendekati distribusi normal atau tidak. Jika data tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas aran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan. Dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual, dan pendekatan Kolmogrov - Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 10% maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 10% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2011:107). Dengan kata lain data berdistribusi normal, jika nilai sig (signifikansi) > 0,01 dan data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig (signifikansi) < 0,01.

3.10.2.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerence dan VIF (Varians Inflation Factors) melalui program SPSS. Kriteria yang dipakai adalah :

Melihat nilai Tolerance

- Tidak terjadi Multikolinearitas , jika nilai Tolerance lebih besar 0,1.

- Terjadi Multikolinearitas, jika nilai Tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,1.


(43)

- Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih kecil 5,00. Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 5,00

3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedostisitas dipakai untuk menguji sama atau tidaknya varians dari resual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama maka disebut terjadi heteroskedostisitas dan sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi heteroskedostisitas. Persamaan yang baik adalah tidak terjadi heteroskedostisitas. Dasar pengambilan keputusan (Situmorang dan Lufti, 2011:119) :

- Tidak terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi > 0,05. - Terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi lebih < 0,05

3.10.3 Metode Analisis Regrisi Linier Sederhana

Mengacu pada tujuan dan hipotesis penelian, model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Penggunaan analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu antara Inovasi (X1) terhadap Keputusan Pembelian Jasa (Y) dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana dengan rumus sebagai berikut (Idrus, 2009: 178) :

Y= a + bX Keterangan :

Y : Variabel Keputusan Pembelian Jasa b : Koefisien Regresi b


(44)

a : Koefisien Regresi a

Dalam melakukan analisis regresi linear sederhana penulis menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS 17.0 for windows.

3.10.3.1 Koefisien Determinan (R2)

Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas. Uji koefisien determinasi (R2) adalah dengan presentasi pengkuadratan nilai koefisien yang ditemukan. Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0<R2 < 1). Hal ini berati R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan penfaruh variabel bebas inovasi (X) adalah besar terhadap keputusan pembelian jasa (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

3.10.3.2Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Untuk menguji pengaruh variable Inovasisecara parsial dalam Keputusan Pembelian Jasa, digunakan uji statistik t (t test) dimana nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai ttabelyang digunakan adalah nilai dengan tingkat kepercayaan 90% atau alpha = 0.01 dan df = 30 maka diperoleh nilai ttabel = 1,697.


(45)

1. Tidak terdapat pengaruh antara Inovasi secara parsial dalam Keputusan Pembelian Jasa ;

2. Terdapat pengaruh antara Inovasi parsial dalam Keputusan Pembelian Jasa Ha = Variabel bebas yang terdiri dari Inovasi terdapat pengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Pebelian Jasa.

Ho = Variabel bebas yang terdiri dari Inovasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian Jasa.


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Salon Next For Men

Salon Next For Men adalah salah satu salon khusu pria di Kota Medan. Salon ini didirikan pada tanggal 24 Februari 2010 di Kota Medan. Salon Next For Men memiliki empat outlet di Kota Medan saat ini, yaitu di Jalan S.Parman Komplek MBC, Jalan DR. Mansyur No.94, Jalan Asia Komplek Mega Mas, dan di Bengkel Sehat Gaharu Lanti 2. Next Salon For Men menawarkan pelayanan yang nyaman di salon khusus pria yang mewah namun pada harga yang terjangkau untuk memudahkan pria di perkotaan dalam mengatur penampilanya. Next Salon For Men juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memastikan setiap pelanggan puas terhadap setiap kunjunganya.

Visi Next Salon For Men adalah ” Be the first choice for Medan men in salon services” atau dapat diartikan sebagai “menjadi pilihan pertama bagi pria Kota Medan dalam pelayanan salon”. Next For Men Salon memiliki beberapa produk namun tema utama produknya adalah Next Salon for Men offers affordable luxury salon services -- only for men. Ada empat produk andalan yang dikeluarkan oleh Next Salon For Men, yaitu : Hair Do & Tatooing, Hair Line Up, Shaving, Treatment. Semua pelayanan tersebut dilaksanakan oleh orang-orang professional yang telah dilatih di Jakarta dan memiliki pengalaman tiga tahun di bidang yang sama yaitu bidang salon khusus pria. Next Salon For Men secara berkala akan menatar kemampuan pekerja untuk menjamin bahwa pekerja selalu memperbaharuinya dengan gaya yang terbaru.


(47)

Salon Next For Men yang berada di Jalan Dr. Mansyur adalah salah satu salon yang cukup ramai, karena lokasi yang sangat strategis. Salon tersebut sangat mudah di akses dan sangat dekat dengan pusat pendidikan yaitu Universitas Sumatera Utara dan tempat tinggal, sehingga memberikan keunggulan tersendiri pada Salon Next For Men cabang Jalan Dr. Mansyur dengan banyaknya penduduk yang berusia muda di kawasan ini.

4.2 Analisis Deskriptif

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 11 butir untuk variabel X dan 10 butir untuk variabel Y, jadi total seluruh pernyataan adalah sebanyak 21 butir. Sebagaimana tujuan penulisan ini, daftar pernyataan disebarkan kepada responden berisikan pernyataan mengenai Inovasi (X) terhadap Keputusan Pembelian (Y). Responden dalam penelitian ini adalah 35 pelanggan Salon Next For Men.

4.2.1 Karakteristik Responden

Analisis data dilakukan dalam dua kelompok, yaitu analisis responden dan analisis pengaruh inovasi terhadap keputusan pembelian. Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data pada saat penelitian dilakukan yaitu pada bulan April 2015- September 2015.

Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan Salon Next For Men cabang Jalan Dr. Mansyur. Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari usia, pekerjaan, dan tingkat pendidikan terakhir.


(48)

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia * Jenis Kelamin Crosstabulation

Count

Jenis Kelamin Total

laki-laki

Usia 20-25 12 10

26-30 8 4

31-35 5 5

36-40 6 6

41-45 4 10

Total 35 35

Sumber: Penelitian 2015, Data Diolah

Usia mayoritas responden berada di katagori usia 20-25 tahun yang mencapai 34,3% atau sebanyak 12 orang, sisanya berusia 26-30 sebesar 22,8% atau sebanyak 8 orang, dan yang terakhir di atas 41-45 tahun sebesar 11,4% atau sebanyak 4 orang. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.1.


(49)

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan

Count

Total

Pekerjaan PNS 5

Karyawan Swasta 8

Wiraswasta 5

Mahasiswa 13

Lainnya 4

Total 35

Sumber : Penelitian 2015 (data diolah)

Mayoritas responden merupakan orang yang memiliki pekerjaan sebagai mahasiswa yaitu sebanyak 13 orang, selanjutnya adalah sebagai karyawan swasta sebanyak 8 orang, dan yang terakhir adalah orang yang memiliki pekerjaan di luar PNS, karyawan swasta, wiraswasta dan mahasiswa sebanyak 4 orang. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.2.

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD,SMP 4 11.4 11.4 11.4

SMA/SMK 13 37,14 37.14 48.54

S1 sederajat 18 51.42 51.42 100.0

Total 35 100.0 100.0


(50)

Tingkat pendidikan responden tertinggi merupakan tamatan S1 sederajat dengan persentase 51,42% atau sebanyak 18 orang. Sisanya tamatan SMA atau sederajatnya sebesar 37,14%, lalu yang terakhir SD, SMP sebesar 11,4%. Hal ini berarti mayoritas responden adalah tamatan S1 sederajat. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.3.

4.2.2 Deskriptif Variabel

Responden dari penelitian ini adalah pelanggan Salon Next For Men yang berlokasi di Jalan Dr. Mansyur. Terdapat 21 butir pernyataan: 11 butir pernyataan untuk variabel Inovasi (X) dan 10 butir pernyataan untuk variabel Keputusan Pembelian (Y). Dan kuisioner disebarkan kepada 35 responden. Berikut distribusi jawaban responden terhadap variabel X dan Y:

4.2.2.1Inovasi (X)

Tanggapan responden mengenai Inovasi:

Tabel 4.4

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Inovasi

Item Pernyataan

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1 0 0% 1 2.8% 3 8.5% 22 60% 9 7%

2 0 0% 2 5.71% 16 45% 15 42.8% 2 5.71%

3 0 0% 4 11.4.% 5 14.2% 17 48.5% 9 14.2% 4 0 0% 6 17.1% 10 28.5% 15 42.8% 4 11.42%

5 0 0% 4 11.4% 4 11.4% 17 48.5% 8 22.8%

6 0 0% 2 5.71% 11 31.4% 18 51.4% 4 11.4%

7 0 0% 5 14.2% 14 40% 13 37.1% 3 8.5%

8 0 0% 3 8.5% 10 28.5% 13 11.4% 9 25.7%

9 0 0% 5 14.2% 5 14.2% 17 48.5% 8 22.8%

10 0 0% 2 5.7% 3 8.5% 19 54.2% 11 31.4%


(51)

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa :

1. Pada butir pernyataan “Salon Next For Men menawarkan sesuatu yang baru“satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 9 (7%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa“Salon Next For Men menawarkan sesuatu yang baru“. Terdapat 22 (60%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 3 (8,5%) responden menyatakan kurangsetuju, dan 1 (2,8%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa “Salon Next For Men menawarkan sesuatu yang baru“.

2. Pada butir pernyataan ”Salon Next For Men memperbaruhi sistem pelayanan kepada konsumen“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 2 (5,71%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa Salon Next For Men memperbaruhi sistem pelayanan kepada konsumen. Sebanyak 15 (42,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 16 (45%) responden menyatakan kurang setuju, dan 2 (5,71%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Salon Next For Men memperbaruhi sistem pelayanan kepada konsumen.

3. Pada butir pernyataan “Salon Next For Men menciptakan perbedaan dengan para pesaing dalam menggunakan teknologi baru“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 9 (14,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa “Salon Next For Men menciptakan


(52)

perbedaan dengan para pesaing dalam menggunakan teknologi baru“. Terdapat 17 (48,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 5 (14,2%) responden menyatakan kurangsetuju, dan 4 (11,4%) responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa “Salon Next For Men menciptakan perbedaan dengan para pesaing dalam menggunakan teknologi baru“. 4. Pada butir pernyataan “Salon Next For Men menawarkan gaya rambut

terbaru“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 11 (11,42%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa “Salon Next For Men menawarkan gaya rambut terbaru“. Terdapat 17 (42,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 16 (45%) responden menyatakan kurang setuju, selanjutnya 6 (17,1%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa“Salon Next For Men menawarkan gaya rambut terbaru“.

5. Pada butir pernyataan “Salon Next For Men menggunakan teknologi terbaru dalam pelayanan” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 8 (22,8%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 5 bahwa “Salon Next For Men menggunakan teknologi terbaru dalam pelayanan”. Terdapat 17 (48,5,%) responden menyatakan setuju di tingkat 4, selanjutnya 4 (11,4%) responden menyatakan kurang setuju, lalu ada 4 (11,4%) responden menyatakan tidak setuju. Hal ini berarti mayoritas


(53)

responden setuju bahwa “Salon Next For Men menggunakan teknologi terbaru dalam pelayanan”.

6. Pada butir pernyataan “Salon Next For Men melakukan promosi dengan cara yang inovatif” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 4 (11,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa “Salon Next For Men melakukan promosi dengan cara yang inovatif”. Terdapat 18 (51,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu ada 11 (31,4%) responden menyatakan kurang setuju, selanjutnya 2 (5,71%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3, dan 5 (8,6%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa “Salon Next For Men melakukan promosi dengan cara yang inovatif”.

7. Pada butir pernyataan “Desain salon Next For Men yang inovatif” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 3 (8,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa “Desain salon Next For Men yang inovatif”. Terdapat 13 (37,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 14 (40%) responden menyatakan kurang setuju, selanjutnya 5 (14,2%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa “Desain salon Next For Men yang inovatif”.

8. Pada butir pernyataan “Salon Next For Men menawarkan pelayanan yang inovatif” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 9 (25,7%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa“ Salon Next For


(54)

Men menawarkan pelayanan yang inovatif”. Terdapat 13 (11,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 10 (28,5%) responden menyatakan kurang setuju, selanjutnya 3 (8,5%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa“Salon Next For Men menawarkan pelayanan yang inovatif”.

9. Pada butir pernyataan “Salon Next For Men menciptakan promosi yang inovatif” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 8 (22,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa “Salon Next For Men menciptakan promosi yang inovatif”. Terdapat 17 (48,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 5 (14,2%) responden menyatakan kurang setuju, selanjutnya 5 (14,2%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa. “Salon Next For Men menciptakan promosi yang inovatif”

10.Pada butir pernyataan “Salon Next For Men selalu memperbarui jenis produk yang ditawarkan” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 11 (31,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa “Salon Next For Men selalu memperbarui jenis produk yang ditawarkan”. Terdapat 19 (54,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 3 (8,5%) responden menyatakan kurang setuju, lalu 2 (5,7%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut.


(55)

Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa. “Salon Next For Men selalu memperbarui jenis produk yang ditawarkan”

11.Pada butir pernyataan “Salon Next For Men selalu memperbarui jenis produk yang ditawarkan” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 6 (17,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa “Salon Next For Men selalu memperbarui jenis produk yang ditawarkan”. Terdapat 20 (57,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 5 (14,2%) responden menyatakankurang setuju, selanjutnya 4 (11,48%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti menunjukkan mayoritas responden setuju bahwa “Salon Next For Men selalu memperbarui jenis produk yang ditawarkan”.

4.2.2.2 Keputusan Pembelian Jasa (Y)

Tabel 4.5

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Inovasi

Item Pernyataan

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1 0 0% 4 11.4% 8 22,8% 11 31.42% 2 5,7% 2 1 5.71% 3 8.5% 2 5.71% 18 51.4% 2 5.71%

3 0 0% 5 14.2% 12 34.2% 14 40% 4 11.4%

4 0 0% 3 8.5% 17 48.5% 11 31.4% 1 2.8% 5 0 0% 3 8.57% 16 45.7% 15 42.8% 1 2.8% 6 0 0% 2 5.71% 5 14.2% 18 51.4% 17 48.5%

7 0 0% 3 8.57% 9 25.7% 19 54.2% 4 11.4%

8 0 0% 2 5.71% 15 42.8% 16 45.7% 2 5.71% 9 0 0% 3 8.5% 12 34.2% 19 54.2% 1 2.8% 10 0 0% 4 11.42% 9 25.7% 15 42.8% 3 8.57%

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa :

1. Pada butir pernyataan “Saya akan mengikuti gaya rambut terbaru“ satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 2 (5,7%) responden


(56)

setuju pada tingkat angka 5 bahwa“ Saya akan mengikuti gaya rambut terbaru“. Terdapat 18 (51,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 2 (5,7%) responden menyatakan kurang setuju, dan 4 (11,4%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa “Saya akan mengikuti gaya rambut terbaru“.

2. Pada butir pernyataan ”Saya mencari informasi tentang Salon Next For Men sebelum melakukan pembelian“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 2 (5,71%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa ”Saya mencari informasi tentang Salon Next For Men. Sebanyak 18 (51,4%)responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 3 (8,5%) responden menyatakankurang setuju, dan 1 (5,71%) responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa ”Saya mencari informasi tentang Salon Next For Men sebelum melakukan pembelian“.

3. Pada butir pernyataan “Saya memilih salon Next For Men untuk memangkas rambut “ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 4 (11,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa“Saya memilih salon Next For Men untuk memangkas rambut“. Terdapat 14 (40%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 12 (34,2%) responden menyatakan kurang setuju, dan 5 (14,2%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti


(57)

mayoritas responden setuju bahwa “Saya memilih salon Next For Men untuk memangkas rambut “.

4. Pada butir pernyataan “Saya puas terhadap pelayanan salon Next For Men“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 1 (2,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa “Saya puas terhadap pelayanan salon Next For Men“. Terdapat 11 (31,4%) responden menyatakan setuju di tingkat 4, lalu 17 (48,5%) responden menyatakan kurang setuju, selanjutnya 3 (8,5%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa. “Saya puas terhadap pelayanan salon Next For Men “

5. Pada butir pernyataan “Saya menyarankan teman-teman untuk memangkas rambut di salon Next For Men” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 1 (2,8%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 5 bahwa“ Saya menyarankan teman-teman untuk memangkas rambut di salon Next For Men”. Terdapat 15 (42,8%) responden menyatakan setuju di tingkat 4, selanjutnya 15 (45,7%) responden menyatakan kurang setuju, lalu ada 3 (8,57%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa “Saya menyarankan teman-teman untuk memangkas rambut di salon Next For Men”

6. Pada butir pernyataan “Saya loyal terhadap salon Next For Men Salon” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 17 (48,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa “Saya loyal terhadap salon


(58)

Next For Men Salon”. Terdapat 18 (51,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu ada 5 (14,2%) responden menyatakan kurang setuju, selanjutnya 2 (5,71%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa “Saya loyal terhadap salon Next For Men Salon”.

7. Pada butir pernyataan “Saya akan tetap memilih salon Next For Men untuk melakukan pemangkasan rambut” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 4 (11,,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa “Saya akan tetap memilih salon Next For Men untuk melakukan pemangkasan rambut. Terdapat 19 (54,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 9 (25,7%) responden menyatakan kurang setuju, selanjutnya 3 (8,57%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa “Saya akan tetap memilih salon Next For Men untuk melakukan pemangkasan rambut”

8. Pada butir pernyataan “Saya memilih Next For Men karena menawarkan gaya rambut yang terbaru” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 2 (5,71%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa“ Saya memilih Next For Men karena menawarkan gaya rambut yang terbaru”. Terdapat 16(45,7%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 15 (42,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 1 (1,7%) responden menyatakan kurang setuju, lalu 2 (5,71%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 2, dan 1


(59)

(5,71%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa menunjukkan sikap yang ramah dan sopan kepada pelanggan.

9. Pada butir pernyataan “Desain tempat yang inovatif membuat saya memilih Next For Men Salon” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 1 (2,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa“ Desain tempat yang inovatif membuat saya memilih Next For Men Salon”. Terdapat 19 (54,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 12 (34,2%) responden menyatakan kurang setuju, selanjutnya 1 (1,7%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3, dan 3 (8,5%) responden menyatakan tidak setuju. mayoritas responden setuju bahwa “Desain tempat yang inovatif membuat saya memilih Next For Men Salon”.

10.Pada butir pernyataan “Pelayanan yang baik membuat saya memangkas rambut di Next For Men Salon” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 3 (8,57%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5 bahwa “Pelayanan yang baik membuat saya memangkas rambut di Next For Men Salon” Terdapat 15 (42,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 9 (25,7%) responden menyatakan kurang setuju, lalu 4 (11,42%) responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa “Pelayanan yang baik membuat saya memangkas rambut di Next For Men Salon”.


(60)

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik yaitu dengan grafik Histogram dan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Selain itu uji normalitas dilakukan juga dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov . Uji normalitas dilakukan dengan bantuan software SPSS 17.0 for Windows dan hasilnya ditunjukkan sebagai berikut:

4.3.1.1Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

Bentuk grafik jika tidak melenceng ke kiri dan ke kanan, maka menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal. Sebaliknya, jik bentuk grafik melenceng ke kiri atau ke kanan menunjukkan bahwa variabel tidak berdistribusi normal.


(61)

Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Histogram

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kanan maupun menceng ke kiri.

4.3.1.2Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual

Titik jika masih menyebar di sekitar garis diagonal, maka data berdistribusi normal. Sebaliknya jika tidak menyebar di sekitar garis diagonal, maka data tidak berdistribusi normal.


(62)

Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada Gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.


(63)

4.3.1.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov- Smirnov Test

Tabel 4.6Uji Kolmogorv-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 35

Normal Parameters(a,b) Mean Std. Deviation .0000000 3.03668917 Most Extreme

Differences

Absolute .195

Positive .110

Negative -.195

Kolmogorov-Smirnov Z 1.156

Asymp. Sig. (2-tailed) .138

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: Pengolahan SPSS 2015 (Data Diolah )

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,138 dan diatas nilai signifikan (0,05) atau 0,138 > 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

4.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat apakah heterokedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut :


(64)

Gambar 4.3 : Scatterplot

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen, berdasarkan masukan variabel independennya.

4.4 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara sebuah variabel bebas yang terdiri dari Inovasi (X), dan variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian Jasa (Y). Yang nantinya berguna untuk dapat


(65)

mengetahui pengaruh positif atau negatif faktor-faktor tersebut. Dengan model persamaan yang digunakan sebagai berikut:

Tabel 4.7

Analisis Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -6.722 4.544 -1.479 .149

Inovasi .996 .109 .847 9.167 .000

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian_Jasa Sumber: Pengolahan SPSS 2015 (Data Diolah )

Berdasarkan hasil pengolahan data tabel 4.7 kolom (unstandardized coefficients) bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= -6,722 + 0,996 X

Pada persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien Regresi X (Inovasi) = 0,996 menunjukkan bahwa variabel inovasi berpengaruh positif dan signifkan terhadap keputusan pembelian jasa (Y), artinya jika perusahaan meningkatkan inovasi maka keputusan pembelian jasa akan meningkat.

4.4.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan bertujuan untuk mengetahui signifikansi variabel. Koefisien determinasi melihat seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Koefisien determinan berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), 0 < R2< 1.Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:


(66)

Tabel 4.8

UJI KOEFISIEN DETERMINAN (R2 )

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015 (Data Diolah) Tabel 4.11 menunjukkan bahwa:

a. Nilai R (relation) adalah 0,847 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Inovasi (X) dengan keputusan pembelian jasa (Y) sebesar 84,7 % artinya hubungannya sangat erat. Sedangkan sisanya sebesar 15,3 % adalah hubungan dengan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Nilai R Square adalah 0,718 angka ini menunjukkan bahwa sebesar 71,8% Keputusan pembelian jasa (Y) dapat dipengaruhi oleh inovasi (X1) sedangkan sisanya sebesar 28,2 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian

Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .847a .718 .709 3.08236

a. Predictors: (Constant), Inovasi


(67)

4.4.2 Uji Parsial (Uji T)

Tabel 4.9 Uji Parsial (Uji T)

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -6.722 4.544 -1.479 .149

Inovasi .996 .109 .847 9.167 .000

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian_Jasa Sumber: Pengolahan SPSS (Data Diolah)

Tabel 4.9 menunjukkan nilai t hitung yang diperoleh dari masing-masing variabel yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

b. Variabel Inovasi (X) memiliki t hitung sebesar 9,167 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan t table adalah sebesar 1,68957. Oleh karena itu t hitung (9,167) > t table (1,689) dan tingkat signifikansiya 0,000 < 0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Inovasi secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Artinya jika ditingkatkan variabel inovasi maka keputusan pembelian jasa akan meningkat.

4.5 Pembahasan

Pengaruh Inovasi Terhadap Keputusan Pembelian Jasa

Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial bahwa variabel inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian jasa. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,01 sedangkan nilai t hitung sebesar 9,167 > t table 1,68957. Dalam hal ini kesebelas pernyataan yang diajukan pada kuisioner untuk variabel inovasi menuai mayoritas jawaban setuju dari


(68)

kebanyakan responden sehingga ini akan meningkatkan keputusan pembelian jasa pada Next For man Saloon jalan Dr Mansyur Medan.

Meskipun dalam penelitian menyatakan bahwa Inovasi berpengaruh positif dan signifikan, Next For man Saloon jalan Dr Mansyur Medan harus bisa terus meningkatkan inovasinya sehingga akan membuat keputusan pembelian jasa konsumen juga semakin bertambah. Hal ini sesuai dengan penelitian Alfarisi, Raisan (2013) yaitu Inovasi dan Kreativitas berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.


(69)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai pengaruh Inovasi terhadap Keputusan Pembelian Jasa (Studi Kasus Pada Salon Next For Men Jalan Dr. Mansyur Medan) ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan uji t atau uji parsial menunjukkan bahwa variabel inovasi secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan secara kuat terhadap Keputusan Pembelian Jasa Nexr For Men Salon. Hal ini di buktikan jika secara empiris bahwa salon ini selalu menawarkan trend rambut terbaru dan memberi pelayanan yang baik.

2. Nilai Adjusted R2 adalah 0,718 angka ini menunjukkan bahwa sebesar 71,8 % Keputusan Pembelian Jasa dapat dipengaruhi oleh Inovasi (X) artinya hubungannya sangat erat sedangkan sisanya sebesar 29,2 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti, harga, lokasi, brand image, dan lain-lain.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang telah ada di dalam penelitian ini maka berikut adalah saran dari peneliti :

1. Inovasi pada usaha salon seperti, desain tata ruang, inovasi pelayanan ditingkatkan untuk meningkatkan pembelian yang dilakukan oleh konsumen.


(70)

2. Pemilik usaha salon Next For Men diharapkan meneciptakan inovasi pada usahanya agar konsumen lebih tertarik dalam melakukan keputusan pembelian jasa untuk jasa salon pria.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan atau mengembankan penelitian ini pada masa yang akan datang, melalui penelitian yang lebih mendalam tentang bagaimana inovasi pada produk jasa dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian jasa oleh konsumen.


(1)

LAMPIRAN 3

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian Jasa

Item Pernyataan

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1 0 0% 4 11.4% 8 22,8% 11 31.42% 2 5,7% 2 1 5.71% 3 8.5% 2 5.71% 18 51.4% 2 5.71% 3 0 0% 5 14.2% 12 34.2% 14 40% 4 11.4% 4 0 0% 3 8.5% 17 48.5% 11 31.4% 1 2.8% 5 0 0% 3 8.57% 16 45.7% 15 42.8% 1 2.8% 6 0 0% 2 5.71% 5 14.2% 18 51.4% 17 48.5% 7 0 0% 3 8.57% 9 25.7% 19 54.2% 4 11.4% 8 0 0% 2 5.71% 15 42.8% 16 45.7% 2 5.71% 9 0 0% 3 8.5% 12 34.2% 19 54.2% 1 2.8% 10 0 0% 4 11.42% 9 25.7% 15 42.8% 3 8.57%

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Inovasi Item

Pernyataan

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1 0 0% 1 2.8% 3 8.5% 22 60% 9 7%

2 0 0% 2 5.71% 16 45% 15 42.8% 2 5.71% 3 0 0% 4 11.4.% 5 14.2% 17 48.5% 9 14.2% 4 0 0% 6 17.1% 10 28.5% 15 42.8% 4 11.42% 5 0 0% 4 11.4% 4 11.4% 17 48.5% 8 22.8% 6 0 0% 2 5.71% 11 31.4% 18 51.4% 4 11.4% 7 0 0% 5 14.2% 14 40% 13 37.1% 3 8.5% 8 0 0% 3 8.5% 10 28.5% 13 11.4% 9 25.7% 9 0 0% 5 14.2% 5 14.2% 17 48.5% 8 22.8% 10 0 0% 2 5.7% 3 8.5% 19 54.2% 11 31.4% 11 0 0% 4 11.48% 5 14.2% 20 57.1% 6 17.1%


(2)

LAMPIRAN 4

UJI ASUMSI KLASIK


(3)

Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 35

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation 3.03668917

Most Extreme Differences

Absolute .195

Positive .110

Negative -.195

Kolmogorov-Smirnov Z 1.156

Asymp. Sig. (2-tailed) .138

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.


(4)

(5)

LAMPIRAN 5

HASIL UJI ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA Analisis Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -6.722 4.544 -1.479 .149

Inovasi .996 .109 .847 9.167 .000

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian_Jasa

UJI KOEFISIEN DETERMINAN (R2 )

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .847a .718 .709 3.08236

a. Predictors: (Constant), Inovasi


(6)

Uji Parsial (Uji T) Coefficients(a)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -6.722 4.544 -1.479 .149

Inovasi .996 .109 .847 9.167 .000