Analisis Kemampuan Menyimak Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMAK MAHASISWA

SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI SARJANA

Disusun oleh :

CITRA GANDHINI PUTRI

090704014

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMAK

MAHASISWA SASTRA ARAB STAMBUK 2011 FAKULTAS ILMU BUDAYA


(2)

SKRIPSI SARJANA DISUSUN

O L E H

CITRA GANDHINI PUTRI NIM. 090704014

Pembimbing I

Dra. Pujiati, M.Soc., Ph.D. NIP. 19621204198703 2 001

Pembimbing II

Dra. Fauziah, M.A.

NIP.196501121990032001

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam Bidang Ilmu Bahasa Arab

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB MEDAN

2013

Disetujui oleh:

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Ketua,

Dra. Pujiati, M.Soc., Ph.D. NIP.19621204 198703 2 001

Sekretaris,

Dra. Fauziah, M.A. NIP.196501121990032001


(4)

PENGESAHAN:

Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam Ilmu Bahasa pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, pada:

Tanggal : 13 Desember 2012 Hari : Jumat

Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A NIP. 19511013 197603 1001

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Dra. Pujiati, M.Soc., Ph.D. (...) 2. Dra. Fauziah, M.A. (...) 3. Dra Khairawati, M.A, PhD (...) 4. Dra Kacar Ginting, M.Ag, PhD (...) 5. Drs. Mahmud Khudri, M.Hum (...)


(5)

 

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Apabila pernyataan yang saya perbuat tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, 13 Desember 2013


(6)

ABSTRAK

Citra Gandhini Putri, 2013. Analisis Kemampuan Menyimak Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan: Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu BudayaUSU.

Medan. Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini membahas tentang kemampuan menyimak mahasiswa sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Menurut Rosyidi (2009: 62) kemampuan berbahasa secara konvensional dianggap meliputi empat jenis kemampuan. Keempat kemampuan berbahasa tersebut adalah kemampuan meyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah). Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana kemampuan menyimak mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara serta berapa persentase kesulitan menyimak tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menyimak mahasiswa Program Studi Sastra Arab USU yang mempengaruhi kesuksesan dalam belajar menyimak Bahasa Arab dan mengetahui persentase kesulitan yang dialami mahasiswa dalam belajar menyimak Bahasa Arab.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 27,27% responden mencapai kategori tingkat kemampuan sangat baik, 36,36% responden mencapai kategori tingkat kemampuan baik, 21,21% mencapai kategori tingkat kemampuan sedang, 15,15% mencapai kategori tingkat kemampuan kurang. Persentase kesulitan menunjukkan bahwa 3,03% responden mengalami tingkat kesulitan cukup baik, 48,48% responden mengalami tingkat kesulitan cukup, 36,36% responden mengalami tingkat kesulitan kurang, 12,12% responden mengalami tingkat kesulitan kurang sekali.

                             


(7)

يديرجت ةروص

,

تف

ي يد غ

ا تج

ع

ي ك

يب علا

غلا

مسق

ا لا

تساا

دق

نع

لي حتل

.

يب علا

غ لا

مسق

:

اديم

يل شلا

م س

عم جب

ف ق لا

يل شلا

م س

عم جب

ف ق لا

علا

ي ك

م س

عم جب

ف ق لا

ع

ي ك

يب علا

غ لا

مسق

.

اديم

يل شلا

ف ق لا

ع

ي ك

يب علا

غ لا

مسق

ا لا

تساا

دق

نع

ثح ي

ثح لا

ا ھ

)

دشا

ق

.

يل شلا

م س

عم جب

:

سقأ

عب ا

نم

تي

م تلا

دق

(

.

ب ت لا

ھم

,

أ قلا

ھم

,

م تلا

ھم

,

تساا

ھم

يھو

ا

دق

نع

ثح ي

ثح لا

ا ھ

ف ق لا

ع

ي ك

يب علا

غ لا

مسق

ا لا

تسا

.

تساا

يف

ب عصلا

يل شلا

م س

عم جب

ي ك

يب علا

غ لا

مسق

يف

ا لا

تساا

دق

ف ع ل

ثح لا

ا ھ

نم

فادھأا

غ لا

ف

تساا

سا دلا

هح جن

ا لا

ث تي

يل شلا

م س

عم جب

ف ق لا

ع

لا

.

يب علا

غ لا

تساا

سا دلا

ف

ا ل

ب عصلا

س لا

ف عيل

و

يب ع

ھ ع

ثح لا

تن

ث ح لا

دجو

,

و

,

ت م

دق

مھيدلو

ني ج لا

%

,

و

,

ديج

دق

مھيدل

ني ج لا

%

,

و

,

ل قم

دق

مھيدل

%

,

مھيدل

%

ع

دي

ب عصلا

س لا

.

ل ق م

دق

,

,

ديج

ب عصلا

ق

ف

ني ج لا

%

,

,

ل قم

ب عصلا

ق

ف

ني ح لا

%

,

,

صق ن

ب عصلا

ق

ف

ني ح لا

,

.

ادج

صق ن

ب عصلا

ق

ف

ني ج لا


(8)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا

alif - tidak dilambangkan

ba B be

ta T te

ث

sa ṡ es (dengan titik di atas)

ج

jim J je

ح

ha ha (dengan titik di bawah)

خ

kha kh ka dan ha

د

dal D de

ذ

zal ż zet (dengan titik di atas)

ر

ra R er

ز

zai Z zet

س

sin S es

ش

syin Sy es dan ye

ص

sad ṣ es (dengan titik di bawah)

ض

dad ḍ de (dengan titik dibawah)

ط

ta ṭ te (dengan titik di bawah)

ظ

za ẓ zet (dengan titik di bawah)

ع

`ain ‘ koma terbalik (di atas)


(9)

ف

fa F ef

ق

qaf Q ki

kaf K ka

ل

lam L el

م

mim M em

ن

nun N en

و

waw W we

ه

ha H ha

ء

hamzah ` apostrof

ي

ya Y ye

   

C. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap

Contoh:

ةمدقم : muqaddimah

ةنيدملاةرونملا : al- madīnah al- munawwarah D. VOKAL

1. Vokal Tunggal

Vokal Tunggal /fathah/ ditulis “a” contoh : س ج = jalasa Vokal Tunggal /kasrah/ ditulis “i” contoh : حر = rahima


(10)

Vokal Tunggal / dammah/ ditulis “u” contoh : تك = kutub 2. Vokal Rangkap

Vokal rangkap /fathah dan ya/ ditulis “ai” contoh : فيك = kaifa Vokal rangkap / fathah dan waw/ ditulis “au” contoh : لوح = haula E. Vokal Panjang

Vokal panjang fathah/ ditulis “ a” contoh : ل ق = qāla

Vokal panjang /kasrah/ ditulis “i” contoh : ريرح = ̒harīrun Vokal panjang / dammah/ di tulis “u” contoh: وحرم =marhūmun F. Hamzah

Huruf hamzah (ء) di awal kata ditulis dengan vocal tanpa didahului oleh tanda apostrof (‘)

Contoh: دأ = ‘adabun

ةمأا د حتا = ittihād al-‘ummah G. Lafzul- Jalalah

Lafzul- jalalah (kata ﷲ) yang berbentuk frase nomina ditransliterasikan tanpa hamzah

Contoh : دمحلا ditulis : alhamdulillah ﷲ دبع ditulis : Abdullah


(11)

1. Kata sandang “al-“ tetap ditulis “al-“, baik pada kata yang dimulai dengan huruf qamariah maupun syamsiah.

Contoh :

سَد مْلا

نك مأا

= al-`amâkin al-muqaddasah

َيع ْر

شلا

س يِسلا

= al-siyâsah al-syar’iyyah

2. Huruf “a” pada kata sandang “al-“ tetap ditulis dengan huruf kecil meskipun

merupakan nama diri.

Contoh :

يد ْرو مْلا

= al-Mâwardî

رھ ْزأا

= al-`Azhar

ةر ْوصْنمْلا

= al-Manshûrah

3. Kata sandang “al-“ di awal kalimat dan pada kata “al-Qur`an” ditulis dengan

huruf kapital.

Contoh : Al-Afgânî adalah seorang tokoh pembaharu

Saya membaca al-Qur`ân al-Karîm.


(12)

Segala puja dan puji bagi Allah SWT, Dzat yang menguasai setiap jiwa, mencengkeram semua nyawa, hanya dengan izin-Nya terlaksana segala macam kebaikan dan teraih segala macam kesuksesan. Shalawat beriring rahmat serta salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebaik-baiknya suri teladan umat.

Alhamdulillah, Atas izin Allah SWT dan juga dukungan, doa, serta motivasi dari keluarga, kerabat, dan sahabat, pada akhirnya peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Menyimak Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara”

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU. Dalam penyusunannya, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun sedikit-banyaknya skripsi ini mampu memberikan gambaran mengenai faktor kendala internal mahasiswa yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar.

Akhirul kalam, peneliti memohon maaf atas semua keterbatasan yang terdapat di dalam skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan sekali untuk penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi.

Medan, Desember 2013

Citra Gandhini Putri

 


(13)

Alhamdulillah, syukur tiada henti peneliti haturkan kepada Allah SWT, Rabb Semesta Alam, hanya kepada-Nya lah semua akan kembali. Salawat dan salam teruntuk pelita sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umat dengan cahaya yang benderang. Teristimewa peneliti ucapkan terima kasih kepada orang tua peneliti Ayahanda Ir. H. Abdul Murad Msc dan Ibunda Dra. Hj. Anita Syamsinar Lubis yang senantiasa memberikan kasih sayang, doa, dan motivasi kepada penulis.

Pada kesempatan ini, sebagai ungkapan rasa bahagia dan syukur yang tak terhingga, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga terwujudnya tulisan ini. Rasa terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU, Dr. Syahron Lubis, M.A., serta Pembantu Dekan I, II,dan III yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan program sarjana di Fakultas Ilmu Budaya USU.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Program Studi Sastra Arab, Dra. Pujiati, M.Soc., Ph.D. dan Dra. Fauziah, M.A.

3. Dosen pembimbing I dan II, Ibu Dra. Pujiati, M.Soc., Ph.D. dan Ibu Dra. Fauziah, M.A. yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan, dan pengarahan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat peneliti rampungkan.

4. Seluruh staf pengajar Program Studi Sastra Arab USU yang telah mendidik peneliti dan menuangkan ilmunya selama masa perkuliahan.

5. Yang tersayang kepada abang, kakak, dan adik-adik peneliti, Bang Bayu Amirullah Ilham beserta istri Harliyati, Adek Tria Ratu Hudzaifah, Adek Muhammad Topan Amirullah, Adek Fatimah Az-zahra serta keluarga besar peneliti atas doa, dukungan, dan motivasinya.

6. Spesial buat Taufiq Munandar Lubis terima kasih atas doa, dukungan dan motivasi yang selalu diberikan setiap harinya.


(14)

7. Untuk sahabat sejak SMA dan teman sekamar selama kost di gang Pribadi 16B Siti Novita Pohan atas doa, dukungan, motivasi dan canda tawa di setiap harinya.

8. Teman seperjuangan penulis Putri Dina Sofiana dan Riska Anggraini yang selalu menemani peneliti dalam keadaan susah maupun senang dari masa ospek sampai sekarang.

9. Kakak-kakak dan adik kost gang Pribadi 16 B Yuli Arisyah Siregar, Rezki Atika Hasibuan, dan Chairunnisa Hasibuan yang selalu menemani hari-hari penulis.

10.Kepada sahabat penulis dari kecil sampai sekarang Mutia Rizki Ananda yang selalu memberikan doa dan dukungannya dari jauh.

11.Kepada Aghni Elfiani Dalimunthe atas doa dan dukungannya serta telah menjadi teman yang baik sampai saat ini.

12.Teman-teman Sastra Arab USU Angkatan 2009, Nurul Hidayah, Roudhah, Walimah, Rodiah, Agiyani Rahcmatika Siregar, Halimah Rangkuti, Nazwa Mustika, Deffi Syahfitri Ritonga, Budiansyah Ritonga, Rian Rizky Siahaan, Abdul Halim, Ali Hasymi Rafsanjani, Dicky Zulkarnain, Andi Rizwan S, Annur Raja Siregar semoga silaturahmi tetap terjaga selamanya.

13.Kakak-kakak dan abang-abang senior, Ratu Bulan Haspina, Saidah Farhanah, Nurul Hidayah Saragih, Nurul Ummi, Hidayati, Rukiah, Devi Fajarwati, Ayu, Fitri, Harismuda P. Lubis, Baihaqi Kamil Syuja’ Arham Hasibuan, Syahriski Fahri Abda Sinaga, Muhammad Ibnu Sina Lubis, Ahmad Zuhri Siregar, Aman Saputra, Sutan Gembira Hasibuan, Zulfikar Hasibuan, Ricky Hamdani, Muhammad Zulfan Lubis, Sarah Dinyati, Rodiah, Sri Apediani Pohan, Halimatus Sa’diah, Alqausar Nasution . Terima kasih atas segala bentuk perhatian, dukungan, dan motivasi.

14.Adik-adik junior, Ayu Lestari, Khairil Hilmi, Agung Qasim, Nurul Fitri, Nur Adida, Syuraya Syuarani, Dini Azhani Daulay, Roza Fakhrunnisa, Septika Yolanda, Dini Kusuma Wardhani, Sakinah Azzahra, Indah Dwi Naya, Nuriza Aulia, Apriandi, Andi Wiranata, Maulana.

15.Untuk bang Dika selaku staf administrasi, yang telah memberikan banyak bantuan dari awal perkuliahan sampai saat ini.


(15)

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya. Semoga Allah selalu membimbing dan menyertai setiap langkah kita. Amin.

Medan, Desember 2013


(16)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI... viii

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian………..4

1.4 Manfaat Penelitian………....4

1.5. Metode Penelitian………5

1.5.1 Jenis Penelitian ... ... 5

1.5.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ... ... 6

1.5.3 Teknik Pengumpulan Data ... ... 6

1.5.4 Teknik Analisis Data ... ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Sejarah singkat Departemen Sastra Arab………23

3.2 Kemampuan Menyimak Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara………..25

3.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak..25

3.3 Persentase Kesulitan Menyimak Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara…………47

3.3.1 Penyebab Kesulitan Menyimak... ... 47

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan………..50

4.2 Saran……… 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52 LAMPIRAN


(17)

Tabel 1 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Satu ... 27 Tabel 2 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Dua ... 28 Tabel 3 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Tiga ... 29 Tabel 4 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Empat ... 30 Tabel 5 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Lima ... 31 Tabel 6 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Enam ... 32 Tabel 7 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Tujuh ... 33 Tabel 8 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Delapan ... 34 Tabel 9 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Sembilan ... 35 Tabel 10 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Sepuluh ... 36 Tabel 11 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Sebelas ... 37 Tabel 12 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Dua Belas ... 38 Tabel 13 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Tiga Belas ... 39 Tabel 14 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Empat Belas ... 40 Tabel 15 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Lima Belas ... 41 Tabel 16 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Enam Belas ... 42 Tabel 17 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam


(18)

Tabel 18 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam

Menjawab Soal Nomor Delapan Belas ... 44

Tabel 19 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam Menjawab Soal Nomor Sembilan Belas ... 45

Tabel 20 Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam Menjawab Soal Nomor Dua Puluh ... 46

Tabel 21 Persentase Kemampuan ... 47

Tabel 22 Persentase Kesulitan ... 48

Tabel 23 Nilai Mahasiswa Pada Pelajaran Menyimak I (satu) ... 48 Tabel 23 Nilai Mahasiswa Pada Pelajaran Menyimak II (dua) 49


(19)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Samsuri (1994: 4) bahasa tidak terpisahkan dari manusia dan mengikuti di dalam setiap pekerjaannya. Mulai saat bangun pagi-pagi sampai jauh malam waktu ia beristirahat, manusia tidak lepasnya memakai bahasa. Pada waktu manusia kelihatan tidak berbicara, pada hakekatnya ia masih juga memakai bahasa, karena bahasa ialah alat yang dipakainya untuk membentuk pikiran dan perasaannya, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakainya untuk mempengaruhi dan dipengaruhi, dan bahasa adalah dasar pertama-tama dan paling berurat-berakar dari masyarakat manusia. Bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian, yang baik maupun buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan. Dari pembicaraan seseorang kita dapat menangkap tidak saja keinginannya, tetapi juga motif keinginannya, latar belakang pendidikannya, pergaulannya, adat istiadatnya, dan lain sebagainya.

Bahasa menurut Ghulayaini (Juz 1, 2000: 7) adalah sebagai berikut :

مھدص قم

نع

ق

لك

ھب

عي

فلا

ھ

غ لا

/Al-lugatu hiya alfāzun yu’abbiru bihā kullu qaumin ‘an

maqāşidihim/`Bahasa adalah lafal-lafal yang digunakan oleh setiap orang (kaum) dalam menyampaikan kehendak mereka`.

Ditinjau dari segi bentuknya bahasa dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulisan. Menurut Unlenbeck (1980: 9) bahasa lisan tidak hanya percakapan saja, tetapi yang penting juga tanggapannya yakni pengamatan dan interpretasi dari yang dibicarakan, mendengar, atau lebih tepatnya, memahami bahasa. Dua pemahaman bahasa telah menjadi pusat perhatian para ahli bahasa karena sifatnya yang utama itu. Di samping itu ada dua bentuk sejajar yang juga merupakan turunan dari bentuk percakapan dan pemahaman bahasa, yakni menulis dan membaca. Dua bentuk itu dapat terjadi, apabila suatu bentuk tulisan telah berkembang, yakni suatu alat untuk menampilkan dan menetapkan unsur-unsur dari pengungkapan bahasa lisan. Apabila bentuk tulisan seperti itu sudah dapat digunakan, maka bahasa tulisan dapat berkembang dengan sifatnya yang khas, yang dalam hal-hal tertentu kadang-kadang dapat berbeda dari bahasa lisan yang mempengaruhinya.


(20)

Kemampuan berbahasa mengacu kepada kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam komunikasi nyata sehari-hari. Dengan kemampuan berbahasa, seseorang dapat mengungkapkan pikiran danisi hatinya kepada orang lain, yang merupakan tujuan pokok penggunaan bahasa sebagai bentuk berkomunikasi. Kemampuan berbahasa mengacu kepada kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam komunikasi nyata sehari-hari. Dengan kemampuan berbahasa, seseorang dapat mengungkapkan pikiran danisi hatinya kepada orang lain, yang merupakan tujuan pokok penggunaan bahasa sebagai suatu bentuk berkomunikasi. Kemampuan berbahasa memungkinkan orang untuk melakukan komunikasi dengan orang lain, terlepas dengan ada tidaknya pengetahuan tentang teori dan seluk beluk bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi itu (Djiwandono, 1986: 1).

Menurut Rosyidi (2009: 62) kemampuan berbahasa secara konvensional dianggap meliputi empat jenis kemampuan. Keempat kemampuan berbahasa itu adalah:

1. Kemampuan menyimak (Istima’), untuk memahami bahasa yang digunakan secara lisan,

2. Kemampuan berbicara (Kalam), untuk mengungkapkan diri secara lisan,

3. Kemampuan membaca (Qira’ah), untuk memahami bahasa yang diungkapkan secara tertulis,

4. Kemampuan menulis (Kitabah), untuk mengungkapkan diri secara tertulis.

Chaer (dalam Hamid 2010:42) mengatakan bahwa bahasa merupakan wujud yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga daapat dikatakan bahasa adalah milik manusia yang muncul dalam segala aspek dan kegiatan manusia yang muncul dalam segala aspek dan kegiatan manusia. Berbahasa merupakan kegiatan manusia dalam memproduksi dan meresepsi bahasa itu, yang dimulai dari enkode (menyampaikan pesan dalam bentuk lain seperti menyampaikan berita dalam bentuk sandi) semantik dalam otak pembicara dan berujung pada dekode (pengubahan informasi dari bentuk sandi dan sebagainya kedalam bahasa yang dikenal) semantik dalam otak pendengar.

Thua’imah (dalam Hamid 2010: 43) mengatakan bahwa menurut hasil penelitian ahli psikologi, memori manusia terbagi ke dalam dua bagian yaitu memori jangka panjang dan memori jangka pendek. Dari hasil beberapa percobaan, tingkat kemampuan orang dewasa menyimpan melalui indera pendengaran dan tanpa disertai tes terhadap apa yang telah didengar hanya mencapai kurang lebih 20%, sedangkan kemampuan menyimpan memori disertai tes


(21)

terhadap apa yang telah didengar mencapai kurang lebih 28%. Seperti halnya hasil penelitian lain, menunjukkan bahwa mahasiswa hanya mampu memahami bagian awal dari suatu pembicaraan yang telah didengar. Artinya kemampuan otak dalam menyimpan memori pendengaran sangat terbatas khususnya tanpa adanya tes untuk menguji daya ingat tersebut.

Hal ini menunjukkan tetap pentingnya pelaksanaan tes mendengar (ikhtibar al-istima’). Tes kemampuan mendengar bahasa Arab sangat penting dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam mendengar bahasa Arab. Melalui tes ini siswa akan merasa bahwa meskipun tes ini hanya mengukur kemampuan mendengar, tetapi mereka juga tetap membutuhkan penguasaan terhadap unsur bahasa Arab yang lainnya seperti mufradat, qawaid dan ashwat. Penguasaan siswa terhadap kosakata (mufradat) serta tatabahasa (qawa’id) berkontribusi besar dalam membantu siswa dalam mencapai keterampilan mendengar secara maksimal. (Hamid, 2010: 43-44)

Peneliti memilih judul yang berhubungan dengan menyimak karena menyimak merupakan salah satu mata kuliah yang terdapat pada semester I dan II di Departemen Sastra Arab FIB USU. Dengan adanya mata kuliah menyimak tersebut peneliti ingin menganalisis kemampuan menyimak mahasiswa stambuk 2012. Alasan peneliti memilih mahasiswa stambuk 2012 karena mereka baru mengikuti mata kuliah menyimak tersebut. Alasan peneliti ingin mengukur kemampuan menyimak bahasa Arab dengan cara memperdengarkan rekaman suara yang berisi kalimat-kalimat berupa cerita yang diakhiri dengan sebuah pertanyaan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam menjawab soal tes menyimak. Adapun tes yang diberikan sebanyak 20 yang diambil dari buku كيدي نيب ةيبرعلا/Al’arabiyyatu baina yadaik/ yang setiap soalnya mempunyai pembahasan yang berbeda-beda. soal yang hanya diperdengarkan saja dan mahasiswa menjawab dengan memilih salah satu jawaban yang benar dari tiga pilihan jawaban.

Dari 20 soal tersebut mempunyai 3 judul yaitu ةرساا/al-usratu/ pelajaran ke-4 (empat) halaman 37 sebanyak 5 soal, bab VIII (delapan) dengan judul لمأا/al-`amal/ pelajaran ke-3 (tiga) dan 4 (empat) halaman 175 sebanyak 10 soal,


(22)

dan bab XIV (empat belas) dengan judul ةرمعلا و جحلا/al-hajju wal’umratu/ pelajaran pertama halaman 316 sebanyak 5 soal. Pemilihan judul yang berbeda-beda hanya untuk memperkaya soal saja.

1.2Rumusan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok bahasan, maka diperlukan adanya batasan masalah yang meliputi :

1. Bagaimana kemampuan mahasiswa Sastra Arab FIB USU stambuk 2012 pada tes kemampuan menyimak?

2. Berapa persentase kesulitan mahasiswa Sastra Arab FIB USU stambuk 2012 dalam melakukan tes kemampuan menyimak?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan Mahasiswa Sastra Arab FIB USU stambuk 2012 pada tes kemampuan menyimak.

2. Untuk mengetahui persentase kesulitan Mahasiswa Sastra Arab FIB USU stambuk 2012 dalam melakukan tes kemampuan menyimak.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan seseorang tentang menyimak bahasa Arab dan memberi masukan untuk proses mengajar istima’ di Depertemen Sastra Arab.

2. Untuk menambah daftar referensi bacaan perpustakaan Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU berkaitan menyimak dalam bahasa Arab. 1.5Metode Penelitian


(23)

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan” (Sugiono, 2010: 2).

1.5.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan data kuantitatif. Menurut Iskandar, (2009: 61) yaitu penelitian untuk memberikan uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang variabel mandiri.

Sesuai dengan teori yang digunakan dan yang akan diterapkan dalam langkah langkah-langkah metode kerja, peneliti akan memakai kuisioner tes kemampuan dengan data dari buku كيدي نيب تيبرعلا / Al’arabiyyatu baina yadaik/ yang digunakan untuk tes kemampuan terhadap mahasiswa bahasa Arab FIB USU stambuk 2012.

Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan penulis yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Mendata mahasiswa Sastra Arab FIB USU stambuk 2012 yang telah lulusdalam mata kuliah menyimak.

2. Mencetak bahan tes kemampuan menyimak dari buku كيدي نيب ةيبرعلا /Al’arabiyyatu baina yadaik/ BAB VIII (delapan) pelajaran ke-3 (tiga) dan 4 (empat).

3. Mengumpulkan mahasiswa Sastra Arab FIB USU tahun stambuk 2012 yang sudah terdata untuk mengikuti tes menyimak.

4. Membagikan kertas tes kemampuan kepada para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah menyimak dimana para mahasiswa akan menjawab pertanyaan yang telah diperdengarkan pada kertas jawaban yang telah disediakan.

5. Mengumpulkan kertas tes kemapuan dan menganalis data yang diperoleh.


(24)

6. Menyusun hasil penelitian secara sistematis yang akan disajikan dalam bentuk skripsi.

1.5.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.Waktu yang diberikan kepada mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam menjawab soal tes kemampuan adalah 2 menit.

1.5.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Pengamatan atau Observasi

Menurut Kunandar, (2008: 143) pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan partisipatif dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan (format, daftar cek), catatan lapangan, jurnal harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran interaksi dalam kelas, alat perekam elektronik, atau pemetaan kelas. Pengamatan sangat cocok untuk merekam data kualitatif, misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya. Catatan lapangan sebagai salah satu wujud dari pengamatan dapat digunakan untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa, atau untuk melukiskan suatu proses.


(25)

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam dirinya. Aspek psikologis itu dapat berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya (Kunandar, 2008: 186).

c. Metode Dokumentasi

Menurut Arikunto, (2006: 231) metode dekumentasi yaitu mencari data yang diperoleh melalui pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.

1.5.4 Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh hasil yang diperlukan, penelitian ini digunakan tes yang berbentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal (soal hanya diperdengarkan saja) dengan 3 pilihan jawaban yang ada pada lembar jawaban tes kemampuan.

Hasil tes ini secara umum akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa tersebut sangat baik, baik, sedang atau kurang.. Di dalam Panduan Program Penilaian Kelas (2006: 29) dikatakan bahwa: “Soal bentuk pilihan ganda diberi skor 1(satu) bagi setiap butir jawaban yang benar dan skor 0 (nol) bagi setiap butir soal yang salah”.


(26)

Menurut buku Panduan Pengembangan Program Penilaian Kelas yang dikeluarkan Depdiknas tahun 2006 untuk mengetahui tingkat kemampuan dapat digunakan teknik analisis sebagai berikut:

TK = B x 100 contoh perhitungan : TK 17 x 100 = 85 N 20

Dimana : TK : Tingkat Kemampuan B : Jumlah jawaban yang benar N : Jumlah butir soal

Untuk menentukan tingkat kemampuannya, nilai dibuat dalam table range sebagai berikut :

No Nilai Tingkat Kemampuan

1 80-100 Sangat Baik

2 70-79 Baik

3 60-69 Sedang

4 0-59 Kurang

           


(27)

Menurut Badrujaman dan Hidayat, (2010: 143) untuk menghitung persentase setiap topik masalah dengan rumus :

Jumlah masalah yang dipilih x 100%

20

Konversi % pada klasifikasi sebagai berikut :

0% : Baik

1% - 10% : Cukup Baik

11% - 25% : Cukup

26% - 50% : Kurang

51%-100% : Kurang Sekali

Sesuai dengan keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara tentang peraturan akademik program sarjana tahun 2009 keberhasilan prestasi Mahasiswa digolongkan sebagai berikut :

NILAI PRESTASI BOBOT PRESTASI GOLONGAN PRESTASI

A 4,00 Sangat Baik

B+ 3,50 Baik

B 3,00 Baik

C+ 2,50 Cukup

C+ 2,00 Cukup

D 1,00 Kurang

E 0,00 Gagal

   


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

“Kemampuan menyimak merupakan bagian yang penting dan tidak dapat diabaikan dalam pengajaran berbahasa, terutama bila tujuan penyelenggaraannya adalah penguasaan kemampuan berbahasa selengkapnya.Dalam pengajaran bahasa semacam itu, perkembangan dan tingkat penguasaan kemampuan menyimak perlu dipantau dan diukur melalui penyelenggaraan tes menyimak” (Djiwandono, 1996: 55).

Tarigan 1986: 28 mengatakan bahwa menyimak adalah adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran ataupun bahasa lisan Tujuan umum dalam menyimak adalah untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan sang pembicara melalui ujaran. Di samping tujuan umum tersebut terdapat pula tujuan khusus, yang menyebabkan aneka ragam dalam menyimak, ragam dalam menyimak itu, yaitu:

A. Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru (Tarigan 1986: 35). Menurut KBBI ekstensif ialah bersifat menjangkau secara luas (http://kbbi.web.id/, diakses 7 september 2013).

Broughton (dalam Tarigan 1986: 37) mengatakan bahwa guru sendiri merupakan sumber modal dalam bercerita. Karena salah satu dari tujuan menyimak ekstensif adalah menyajikan kembali bahan lama dengan cara baru, maka kerap kali baik sekali bila hal ini dilakukan dengan pertolongan pita-pita otentik yang merekam pembicaraan dalam masyarakat. Yang jauh lebih efektif serta meyakinkan adalah kutipan-kutipan dari ujaran yang nyata dan hidup. Pada umumnya, sumber yang paling baik bagi berbagai aspek menyimak ekstensif adalah rekaman-rekaman yang dibuat oleh guru sendiri karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai. Rekaman-rekaman tersebut dapat memanfaatkan berbagai sumber, seperti dari siaran radio dan televisi.


(29)

Dawson (dalam Tarigan 1980: 37-38) membagi menyimak ekstensif terdiri atas :

a. Menyimak sosial (social listening) atau menyimak konversasional (conversational listening) ataupun menyimak sopan (courteous listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat response-responsiyang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan. Contoh : Menyimak secara sopan santun dengan penuh perhatian terhadap suatu percakapan dalam situasi sosial agar mendapatkan informasi yang dimaksud.

b. Menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening).Contoh : menyimak pada musik yang mengiringi ritme atau tarian-tarian rakyat di sekolah dan pada acara-acara radio yang terdengar sayup-sayup sementara kita menulis surat pada seorang teman di rumah.

c. Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif (apprecional listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan. Contoh : Menyimak musik, puisi, pembacaan bersama, atau drama radio dan rekaman-rekaman. d. Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar

yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghapal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa. Sebenarnya otak kita bukan main aktifnya dalam mendaftarkan bunyi-bunyi, bau-bauan, dan bentuk-bentuk, rupa-rupa, walaupun pada saat kita tidur nyenyak.

B. Menyimak Intensif

Kalau menyimak ekstensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu di bawah bimbingan para guru, maka menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu (Tarigan 1986: 40). Menurut KBBI intensif ialah secara sungguh-sungguh dan terus-menerus dulu mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yang maksimal (http://kbbi.web.id/diakses 7 september 2013).

Tarigan (1980: 42-53) mengemukakan jenis-jenis menyimak yang termasuk kedalam menyimak intensif ini adalah menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksploratif, menyimak interogatif, dan menyimak selektif; dan akan diperbincangkan satu per satu berikut ini:


(30)

a. Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. Pada umumnya menyimak kritis lebih cenderung meneliti di mana letak kekurangan, kekeliruan, ketidaktelitian yang terdapat dalam ujaran atau pembicaraan seseorang. Anderson (1972:70) dalam Tarigan (1980: 43) kegiatan-kegiatan yang masuk dalam menyimak kritis yaitu:

 Memperhatikan kebiasaan-kebiasaan ujaran yang tepat, kata, pemakaian kata, dan unsur kalimatnya.

 Menentukan alasan “mengapa”.

 Memahami aneka makna petunjuk konteks.

 Membedakan fakta dari fantasi, yang relavan dari yang tidak relavan.

 Membuat keputusan-keputusan.

 Menemukan jawaban bagi masalah tertentu.

 Menentukan mana informasi baru atau informasi tambahan bagi suatu topik.

 Menafsirkan, menginterpretasikan ungkapan, idiom, dan bahasa yang belum, belum lazim dipakai.

 Bertindak objektif dan evaluatif untuk menentukan keaslian, kekurangtelitian serta kekeliruan.

b. Menyimak konsentratif (consentrative listening) sering juga disebut a study-type listening atau menyimak yang merupakan sejenis telaah. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak konsentratif ini adalah:

 Mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan.

 Mencari dan merasakan hubungan-hubungan, seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan serta sebab-akibat.

 Mendapatkan atau memperoleh data butir-butir informasi tertentu.

 Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam.

 Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran maupun pengorganisasiannya.

 Memahami urutan-urutan ide-ide sang pembicara.

 Mencari dan mencatat fakta-fakta penting.

c. Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya (Dawson 1963:153 dalam Tarigan 1986: 46). Anderson (1972:70) dalam Tarigan (1980: 46) mengungkapkan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak kreatif yaitu:

 Menghubungkan atau mengasosiasikan makna-makna dengan segala jenis pengalaman menyimak.


(31)

 Membangun atau merekonstruksikan imaji-imaji visual dengan baik, sementara menyimak.

 Menyesuaikan atau mengadaptasikan imaji dengan pikiran imajinatif untuk menciptakan karya baru dalam tulisan, lukisan dan pementasan.

 Mencapai penyelesaian atau pemecahan masalah-masalah sekaligus memeriksa dan menguji hasil-hasil pemecahan atau penyelesaian tersebut.

d. Menyimak eksploratif, meyimak yang bersifat menyelidik atau exploratory listening adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit. Dalam kegiatan menyimak seperti ini sang penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menjelajahi serta menemukan:

 Hal-hal baru yang menarik perhatian

 Informasi tambahan mengenai suatu topik

 Isyu, pergunjingan, atau buah mulut yang menarik.

e. Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan sebanyak pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara menginterogasi atau menanyai sang pembicara (Dawson 1963: 153 dalam Tarigan 1986: 48).

f. Merdhana (1987: 32) menyatakan bahwa menyimak selektif (selective listening) adalah menyimak suatu wacana yang disertai dengan seleksi tertentu terhadap kebahasaannya di samping terhadap isi pesan itu. Dalam menyimak selektif penyimak mungkin berhadapan dengan pesan-pesan yang tidak perlu.

Penelitian ini termasuk dalam salah satu kategori menyimak intensif yaitu menyimak konsentratif (consentrative listening) yang dikemukakan Tarigan sebagaimana tertera pada halaman 7-8.


(32)

Salah satu soal dalam penelitian adalah sebagai berikut :

.

س لا

لا يتخ ب

بجأ

مث

,

ل جلا

لٳ

ع تسا

/istami’ ilal jumali, śumma ajib bi ikhtiyār kalimatil munāsibati/ `Dengarkan kalimat berikut, kemudian jawab dan pilihlah jawaban yang sesuai`.

`dua burung` /aṭṭayarāni/

ا ي لا

-

أ

-

`bangunan` /alhandasatu/

سد ھلا

`dokter` /aṭṭib/

ب لا

-`ilmu-ilmu' /al’ulumu/

علا

-

أ

`apotek` /aṣṣaydalatu/

لديصلا

`pendidikan` /attarbiyatu/

يب تلا

-

Dalam tes ini peneliti mengambil salah satu contoh soal dari BAB VIII (delapan) pelajaran ke-4 (empat) dalam buku كيدي نيب ةيبرعلا /Al’arabiyyatu baina yadaik/ kemudian dibuat dalam bentuk kuisioner. Dan soal hanya diperdengarkan saja. Kemudian mahasiswa yang mengikuti tes memilih salah satu jawaban yang benar, lalu dari ketiga pilihan jawaban yang sudah ada di lembar jawaban, mahasiswa memilih dengan cara melingkarinya. Dari tes di atas jawaban yang benar adalah nomor 1(satu) C dan nomor 2(dua) C.


(33)

Khaliq dalam Hamid (2010: 44-47) membagi tes kemampuan mendengar bahasa Arab menjadi dua bagian yaitu: tes bunyi bahasa (Ikhtibar al-Ashwat) dan tes memahami teks yang didengar (fahm al-masmu’). Berikut ini beberapa bentuk tes yang dapat digunakan dalam mengukur kemampuan mendengar bahasa Arab.

a) Menyimak dan membaca (al-istima’ wa al-qiraah)

Di sini mahasiswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diperdengarkan dengan memilih salah satu jawaban yang dibaca pada lembar jawaban. Sebagai contoh, seorang dosen membacakan pertanyaan dan para mahasiswa mendengarkannya, kemudian para mahasiswa diminta untuk menjawabnya dengan cara memilih jawaban yang benar dari jawaban-jawaban yang telah disediakan pada lembar jawaban yang dapat mereka baca. Seperti pada contoh berikut:

Dosen membacakan pertanyaan berikut:

...

ي عت

علا

ھ

: "

يعأا

يف

ين ھتلا

س لا

تي

/yatabādalul muslimūnattahānī fīl a’yādi : hażihil ‘ibārati ta’niy…/ `para muslim bergantian mengucapkan selamat Idul Fitri : ungkapan ini…`


(34)

Pertanyaan tersebut tidak tertulis dalam lembar jawaban mahasiswa, hanya diperdengarkan saja. Sedangkan pilihan jawaban tertulis pada lembar jawaban kemudian mahasiswa diminta untuk membacanya dan menjawabnya.

أ

خآ لا

مھ م

لك

س لا

ئ ھي

a./yahni`ul muslimūna kulla minhum lil ākhiri/ `orang-orang muslim mengucapkan selamat satu sama lain`

-م س لا

خأ

م س لا

دع سي

b./yusā`idul muslimu akhāhul muslimi/ `seorang muslim hendaknya

menolong saudara sesama muslim`.

-يحتلا

م س لا

هيخأ

ع

م س لا

يق ي

c. /yalqī al- muslimu ‘ala akhīḥi muslimi attaḥiyyati/ `setiap muslim

saling mengucapkan salam diantara muslim`

Demikian juga dengan pertanyaan berikut ini: Dosen membacakan pertanyaan berikut:

لٳ

ع

ثيدحلا

ا ھ

يف

."

ءاودلا

هل

نا

اٳ

ءا

نا

م

" :

س لا

ق

...

/qālarrasūlu :“mā anzalallāḥu dā’a illā anzalalaḥu dawā’a”. fī hażā ḥadīśi da’watu ila…/ `Rasulullah berkata : tidak ada penyakit yang diturunkan Allah tanpa ada obatnya, di dalam perkara ini mengajak pada..`


(35)

Pertanyaan tersebut tidak tertulis dalam lembar jawaban mahasiswa, hanya diperdengarkan saja. Sedangkan pilihan jawaban tertulis dalam lembar jawaban kemudian mahasiswa diminta untuk membacanya dan menjawabnya.

أ

-ءادلا

نع

ثح لا

a. /albaḥśu ‘anid dā’i / `pembahasan tentang penyakit

-لا

نع

ثح لا

فشتس

b./albaḥśu ‘anid mustasyfa/ `pembahasan tentang rumah sakit`

-ءاودلا

نع

ثح لا

c. /albaḥśu ‘anil dawā’i / `pembahasan tentang obat`

Dosen membacakan pertanyaan berikut:

وأ

يھف

,

ني س لا

د ع

ي ع

ل م

دق ل

"

سمو

,

نيت قلا

ل

...

دقلا

ن م

حض ت

علا

ھ

."

س لا

/”lilqudsi manzilatun ‘aẓīmatun ‘indal muslimīna, fahiya aw lal qibalataini, wamasrā arrasūli”ḥażihil ‘ibāratu tuwaḍḍiḥu makānatal qudsi../ `Al-qudsi adalah sebuah tempat suci bagi kaum muslimin dan merupakan kiblat yang pertama seperti yang disampaikan Rasul SAW : “ini (Al-qudsi tempat yang begitu suci..`


(36)

Pertanyaan tersebut tidak tertulis dalam lembar jawaban mahasiswa, hanya diperdengarkan saja. Sedangkan pilihan jawaban tertulis dalam lembar jawaban dan mahasiswa diminta untuk membacanya dan kemudian menjawabnya.

`agama` /addiniyatu/

ي يدلا

-

أ

`sejarah` /attārikhiyyatu/

ي ي تلا

-

`para pedagang` /attijāriyyatu/

ي جتلا

-b). Dikte dan menyimak (al-imla wa al-istima)

Di sini mahasiswa diminta untuk mendengarkan sebuah teks bahasa Arab, kemudian didiktekan dengan dua atau satu kali pengulangan dan mahasiswa diminta untuk menulis apa yang didengar. Sebenarnya model ini lebih menekankan atas latihan mahasiswa untuk membedakan huruf-huruf yang pengucapan dan pelafalannya serupa dan mirip. Teks yang didiktekan bisa diambilkan dari ayat-ayat al-Quran, atau dari teks lain yang berbahasa Arab yang sesuai dengan materi yang akan diujikan.

c). Menyimak dan ingatan (al-istima wa al-dzakirah)

Pada jenis ini mahasiswa diminta untuk mendengarkan sebuah teks yang dibacakan oleh seorang dosen atau melalui tape kemudian mahasiswa diminta untuk menulis kembali teks tersebut dengan menggunakan redaksi atau bahasa mahasiswa. Tujuan tes jenis ini adalah mengukur kemampuan mahasiswa dalam memahami teks yang diperdengarkan dan daya ingat siswa.


(37)

Seperti pada contoh berikut:

ا ص

ماع

عض

مث

آ قلا

و ن

ض لا

تحت

قفلا

ھ

ع تسا

ء خ

وأ

/istami’ hażihil fiqrata taḥtal mauđū’i nuzūlul qur’āni şumma ḍa’ ‘alāmata şawābin aw khaṭa’in/ `dengarkan pokok pikiran pada judul turunnya Al-Qur’an kemudian beri tanda benar atau salah`.

ِدقلا

يل

يف

آ قلا

ن

...

/nuzila al- qurānu fī lailatil qadri/ `diturunkan al-quran pada lailatil qadar`.

وأ

يف

آ قلا

ن

...

/nuzila al- qur ānu fī awwali ramāḍāna/ `diturunkan al-quran pada awal ramadhan`.

ي

فلأ

نم

يخ

دقلا

يل

...

/lailatul qadri khairun min alfi yawmin/ `lailatil qadar lebih baik dari seribu hari`.

يا

يف

دقلا

يل

...

/lailatul qadri fī ayyati ramaḍāna/ `lailatil qadar berada pada bulan ramadhan`.

-دقلا

يل

لٳ

ج ح

يف

لا

سيل

...

/laisannāsu fīḥājati ilā lailatil qadri/ `bukanlah dari manusia kecuali mereka memiliki hajat (keinginan) di malam lailatul qadar`.


(38)

d) Mengidentifikasi bunyi

Mahasiswa diminta untuk mendengarkan dan mengidentifikasi bunyi bahasa tertentu yang ditentukan, seperti pada contoh berikut:

:

أ قا

مث

ع تسا

/istami’ śumma iqra’/ `dengarkan kemudian bacalah`.

لدع دھ ش

/syāhidun ‘adilun/ `kesaksian yang adil`

ا

هلل

 

ليبس يف

/fī sabīlillāḥi/ `di jalan Allah`    

قح دھ ش

/shāhidun ḥaqqun/ `kesaksian yang benar`       

 

قحلا ليبس يف

/fī sabīlil ḥaqqi/ `di jalan yang benar`

روز دح

ش

/syāḥidun zaurin/ `kesaksian palsu`

   

ماس

ٳا ليبس يف

/fī sabīlil islāmi/ `di jalan keselamatan`

 


(39)

e) Membedakan bunyi yang mirip

Mahasiswa diminta untuk mendengarkan rangkaian kalimat atau paragraf kemudian mahasiswa diminta untuk membedakan dua kata atau lebih yang memiliki bunyi yang mirip seperti pada contoh berikut.

:

ف ت م

وأ

هب شتم

لق

مث

ع تسا

/istami’ śumma qabla mutasyābihu aw mukhtalifu/ `Dengarkan kemudian sebutkan sama atau berbeda`.

`pembantu` /khādimun/

خ

`ahli` /khabīrun/

ي خ

`hari` /yaumun/

ي

`aib` /’aibun

/

بيع

`tambahan` /nā’ibun /

بئ ن

`orang yang memuji` /ḥamidun/

دم ح

`orang yang bergembira` /ḥabīrun/

ي ح

`tidur` /naumun/

ن

`tidak ada` /ghaybun/

بيغ

`orang yang bertaubat` /tā’iban/

بئ ت

f) Mengungkapkan kembali

Mahasiswa diminta untuk mendengarkan teks tertentu kemudian diminta mengungkapkan kembali apa yang telah diperdengarkan dengan bahasa mereka sendiri seperti contoh berikut:

:

ھع ست

يتلا

علا

بتكا

/uktubul ‘ibāratallatī tasma’uhā/ `tulislah ungkapan yang kamu dengar`. -...

-...

-... ...


(40)

“Dari contoh tes mengukur kemampuan mendengar bahasa Arab di atas yang sering digunakan adalah jenis mendengarkan teks; baik berupa teks narasi atau teks dialog, kemudian mahasiswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang akan mengukur kemampuan memahami teks yang didengarkannya. Alat ukur atau tes yang digunakan adalah jenis tes obyektif (shahih am khata, al-ikhtiyar min mutaddid, takmillah, dan lain-lainnya)” (Hamid, 2010: 47).

“Penggunaan tes obyektif untuk mengukur kemampuan mendengar bahasa Arab didasarkan pada kriteria tes yang baik yaitu validitas tes. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa tes dapat dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Agar kemampuan mahasiswa terukur dalam memahami teks yang didengarkannya, maka mahasiswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teks tersebut melalui jawaban benar salah atau pilihan ganda, atau isian singkat” (Hamid, 2010: 48).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan salah satu jenis tes menyimak yang telah dikemukakan oleh Khaliq (dalam Hamid 2010: 44-47) yaitu mendengar dan membaca (al-istima’ wa al-qiraah). Di sini mahasiswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diperdengarkan dengan memilih salah satu jawaban yang dibaca pada lembar jawaban. Sebagai contoh, seorang dosen membacakan pertanyaan dan para mahasiswa mendengarkannya, kemudian para mahasiswa diminta untuk menjawabnya dengan cara memilih jawaban yang benar dari jawaban-jawaban yang telah disediakan pada lembar jawaban yang dapat mereka baca.


(41)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Singkat Departemen Sastra Arab

Departemen Sastra Arab dimulai dengan didirikannya pada tahun 1980 dengan status jurusan Bahasa Arab di bawah ketua dan Sekretaris jurusan Drs. H.T.Thabrani Harumy, L.c. dan Drs.H.Khairuddin Rangkuti.

Para staf pengajar pada awal mula berdiri yaitu terdiri dari dosen luar biasa yang direngkrut dari berbagai bidang disiplin ilmu yang berstatus alumni Timur Tengah. Mereka itu antara lain : Drs. Usman Serawi, M.A (Lc dari madinah), Chalik Massidin, M.A (alumni Baghdad Irak), Prof. DR H.Hasbballah Thaib, M.A tamatan dari Libia (1980-1990), DR. Sanusi Ahmad, M.A tamatan baghdad Irak (1980-1985), DR. Maimun Aqsha Lubis, Lc tamatan Madinah Saudia Arabia (1983-1985), DR. Ramli Wahid Simangunsong, M.A Madinah Saudi Arabia.

Pada tahun 1982 staf pengajar di program studi diangkat dosen tetap antara lain : Drs. Suwarto, M.Hum, Drs. Ibnu Santoso, M.Hum, (pindah tahun 1993 ke IKIP Yogyakarta), Drs. Sofyan (pindah pada tahun 1988 ke Unisba Bandung), Drs. Soleh (pindah tahun 1984 ke Pemda Bandung), Drs. Amir Ma’ruf, M.Hum (pindah tahun 1985).

Pada tahun 1984/1985 sesuai dengan SK. Dirjen DIKTI No.131/DIKTI/Kep.1984 Jurusan ini berubah status menjadi program studi bahasa Arab. Pada tahun 1987 status program studi ini kemudian diperbaharui dengan turunnya SK Dirjen DIKTI No.208/DIKTI/Kep.1996 tanggal 11 Juli 1986 dan berlaku sampai dengan saat ini.

Dalam perkembangannya Ketua Program Studi/Departemen telah dipimpin sejumlah 13 orang yang terdiri dari : Drs.H.T.Thabrani Harumy; Prof.T.Amin Ridwan, Ph.d; Dra. Hj. Masindan; Drs. Khairuddin Rangkuti; Prof. DR. H. Marjuni Rangkuti, M.A; Drs. Suwarto, M.Hum; Chalik Massidin, M.A;


(42)

Dra. Khairina Nst, M.S; Drs. Muhammad Syahnan, M.Ag; Dra. Rahlina Muskar, M.Hum; Drs. Aminullah, M.A, Ph.d; Dra. Khairawati, M.A., Ph.D; Dra. Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D. Demikian juga dengan Sekretaris Program Studi/Departemen berjumlah 11 orang yaitu : Drs. Khairuddin Rangkuti; Drs. Suwarto, M.Hum; Drs. Usman Serawi, M.A; Drs. Mahmud Khudri, M.Hum; Drs. Muhammad Syahnan; Drs. Bahrum Saleh Saragih, M.Ag; Dra. Khairina Nst, M.S; Dra Nursukma Suri, M.Ag; Dra. Rahlina Muskar Nst, M.Hum; Dra. Kacar Ginting, M.Ag; Dra. Fauziah,M.A.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan staf pengajar oleh USU dianjurkan untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti S2 dan S3. Adapun alumni yang mengikuti jenjang pendidikan S2 dan S3 terdapat di berbagai universitas baik yang ada di dalam maupun luar negeri yaitu antara lain UGM, UIN Jakarta, USU, IAIN Medan, USM (Pulau Penang), UKM Malaysia, University Jamia Millia India, Aligarh Muslim University India.

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan hubungan kerjasama kemitraan, penelitian atau pengkajian ilmiah dengan lembaga dalam dan luar negeri baik secara individual maupun sifatnya melembaga antara lain kerja sama dengan Lembaga pemerintahan yang ada dilingkungan Pemda Sumatera Utara, Bupati Kabupaten Langkat periode Syamsul Arifin, S.E.

Kerjasama dengan pihak luar negeri yaitu Lembaga Bahasa Arab Jakarta tahun 1996, Kerajaan Saudi Arabia bidang pendidikan melakukan penataran bahasa Arab selama 2 minggu tahun 1984. Republik India dengan Jamia Islamiya University, New Delhi tahun 2004, Islamic Development Bank (IDB) tahun 2004, AMCF (Asean Moslem Charity Foundation) dalam bidang pelatihan metodologi pengajaran Bahasa Arab tahun 2007. Kerjasama individual kerajaan Saudi Arabia dengan Departemen Sastra Arab dalam bidang peningkatan kualitas staf pengajar dan mahasiswa.

Departemen Sastra Arab Terakreditasi peringkat Akreditasi A. Berdasarkan surat keputusan BAN-PT No. 001/BAN-PT/Ak-XII/S1/III/2009. Sejak tanggal ditetapkan 14 Maret 2009 sampai 14 Maret 2014. Prestasi Dosen


(43)

yang bergelar Dr sebanyak 4% dan Candidat Dr 6,25% membantu percepatan suasana akademik yang berkualitas ilmiah dan kondusif dan berwawasan luas. Salah seorang dosen telah mendapatkan proyek penelitian hibah bersaing dari DIKTI 2009 dan 2010 serta mendapatkan proyek pengabdian masyarakat IBIIK dari DIKTI untuk tahun 2011.

3.2 Kemampuan Menyimak Mahasiswa Sastra arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Stambuk 2012

3.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak. Tarigan (1990) dan Solichi dkk (1976) menyebutkan faktor tersebut meliputi hal-hal berikut:

1. Faktor fisik

Yang dimaksud faktor fisik di sini adalah dapat berupa factor internal yakni keadaan fisik penyimak serta factor eksternal yakni factor yang berasal keadaan dari si pembicara. Gangguan fisik tersebut bisa berupa kelelahan, kurang gizi, dan mengidap penyakit fisik (Tarigan, 1990). Dengan begitu, kesehatan dan kesejahteraan fisik penyimak waktu melakukan kegiatan menyimak merupakan model yang penting dalam menentukan keberhasilan menyimak. 2. Faktor psikologis

Yang dimaksud faktor psikologis adalah faktor yang melibatkan sikap/ minat/ motivasi dan sifat-sifat pribadi penyimak terhadap apa yang disimak (Tri Priyatni dkk, 1996). Faktor tersebut dapat berupa prasangka dan kurang simpatik terhadap pembicara, keegosentrisan terhadap minat dan masalah pribadi, kepicikan yang menyebabkan pandangan kurang luas, kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tidak adanya perhatian terhadap topik pembicaraan, dan sikap yang tidak layak terhadap pembicara maupun topik yang dibicarakan. Jalan keluar dari faktor ini adalah kita sebagai pembimbing penyimak bisa memberikan bimbingan untuk memperbaiki kondisi yang negatif.


(44)

Faktor pengalaman yang telah dimiliki penyimak misalnya berupa pengalaman masa lalu, peristiwa yang pernah dialami oleh yang berhubungan dengan topik yang disimak ataupun pengetahuan kekayaan kosakata yang berupa idiom, istilah, kata-kata sulit yang dimiliki oleh si penyimak sangat membantu untuk menangkap pesan tuturan wacana baru yang disimak.

4. Faktor Jenis Kelamin

Beberapa peneliti menunjukkan adanya perbedaan perhatian dan cara merumuskan perhatian antara anak laki-laki dan perempuan dalam kegiatan menyimak. Penelitian yang dilakukan Silverman dan Webb dalam Tarigan (1990) menemukan fakta bahwa laki-laki pada umumnya bersifat objektif, aktif, keras hati, rasional, keras kepala/ pantang mundur, bersifat mengganggu, mandiri, dan menguasia emosi. Sedangkan wanita lebih bersifatr subjektif, pasif, simoatik, difusif, sensitif, mudah terpengaruh, cenderung memihak, mudah mengalah, represif, bergantung, dan emosional. Sehubungan dengan itu, pembimbing harus bersikap bijaksana dalam menghadapi perbedaan tersebut dalam kegiatan pengajaran menyimak.

5. Faktor Lingkungan

Lingkungan kelas yang kondusif, misalnya sarana yang mendukung terciptanya suasana kelas yang kondusif dalam proses menyimak, antara lain berupa ruang kedap suara, pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama dalam proses menyimak, arahan pembimbing yang jelas dan tegas, dan suara pembacaan wacana baik yang dibacakan oleh seseorang atau rekaman tape recorder yang jelas, suasana yang mendorong siswa dapat mengekspresikan ide secara bebas berhubungan dengan topik yang disimak sangat membantu terhadap keberhasilan pengajaran menyimak.


(45)

Tabel 1. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam Menjawab Soal Nomor Satu

Tabel 1 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 1. Pertanyaan soal nomor 1 adalah menebak gambar yang sesuai dengan mufradat yang disebutkan dalam tes menyimak. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 15 orang yang menjawab benar dan 18 orang menjawab salah.

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2  ‐

3 3  ‐

4 4  ‐

5 5 ‐ 

6 6  ‐

7 7  ‐

8 8  ‐

9 9 ‐ 

10 10 ‐ 

11 11  ‐

12 12 ‐ 

13 13 ‐ 

14 14

15 15  ‐

16 16  ‐

17 17 ‐ 

18 18 

-19 19 - 

20 20 

-21 21 - 

22 22 - 

23 23 

-24 24 

-25 25 - 

26 26 

-27 27 - 

28 28 - 

29 29 - 

30 30 - 

31 31 - 

32 32 - 

33 33 - 

15 18

45,45% 54,54%

Total


(46)

Tabel 2. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam Menjawab Soal Nomor Dua

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2  ‐

3 3  ‐

4 4  ‐

5 5  ‐

6 6  ‐

7 7  ‐

8 8

9 9 ‐ 

10 10  ‐

11 11  ‐

12 12  ‐

13 13  ‐

14 14  ‐

15 15  ‐

16 16  ‐

17 17

18 18  ‐

19 19 ‐ 

20 20 ‐ 

21 21  ‐

22 22

23 23  ‐

24 24  ‐

25 25 ‐ 

26 26  ‐

27 27

28 28  ‐

29 29 ‐ 

30 30 ‐ 

31 31

32 32 ‐ 

33 33 ‐ 

19 14

57,6% 42,42%

Total Persentase

Tabel 2 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 2. Pertanyaan soal nomor 2 adalah menebak gambar yang sesuai dengan mufradat


(47)

yang disebutkan dalam tes menyimak. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 19 orang yang menjawab benar dan 14 orang menjawab salah.

Tabel 3. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan MahasiswaDalam Menjawab Soal Nomor Tiga

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2  ‐

3 3

4 4  ‐

5 5 ‐ 

6 6 ‐ 

7 7  ‐

8 8 ‐ 

9 9

10 10  ‐

11 11  ‐

12 12  ‐

13 13 ‐ 

14 14 ‐ 

15 15 ‐ 

16 16  ‐

17 17 ‐ 

18 18  ‐

19 19

20 20

21 21  ‐

22 22 ‐ 

23 23 ‐ 

24 24 ‐ 

25 25

26 26

27 27  ‐

28 28  ‐

29 29 ‐ 

30 30 ‐ 

31 31 ‐ 

32 32 ‐ 

33 33

12 21

36,36% 63,7%

Total Persentase


(48)

Tabel 3 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 3. Pertanyaan soal nomor 3 adalah menebak gambar yang sesuai dengan mufradat yang disebutkan dalam tes menyimak. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 12 orang yang menjawab benar dan 21 orang menjawab salah.

Tabel 4. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan MahasiswaDalam Menjawab Soal Nomor Empat


(49)

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2 ‐ 

3 3  ‐

4 4  ‐

5 5  ‐

6 6 

7 7

8 8  ‐

9 9

10 10 ‐ 

11 11  ‐

12 12  ‐

13 13 ‐ 

14 14  ‐

15 15  ‐

16 16

17 17  ‐

18 18 ‐ 

19 19  ‐

20 20 ‐ 

21 21  ‐

22 22

23 23

24 24  ‐

25 25  ‐

26 26 ‐ 

27 27  ‐

28 28  ‐

29 29

30 30

31 31

32 32

33 33 ‐ 

17 16

51,51% 46,46%

Total Persentase

Tabel 4 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 4. Pertanyaan soal nomor 4 adalah menebak gambar yang sesuai dengan mufradat yang disebutkan dalam tes menyimak. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 17 orang yang menjawab benar dan 16 orang menjawab salah.


(50)

Tabel 5. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam Menjawab Soal Nomor Lima

Tabel 5 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 5. Pertanyaan soal nomor 5 adalah menebak gambar yang sesuai dengan mufradat

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2  ‐

3 3  ‐

4 4

5 5 ‐ 

6 6 ‐ 

7 7  ‐

8 8  ‐

9 9  ‐

10 10  ‐

11 11  ‐

12 12

13 13  ‐

14 14

15 15 ‐ 

16 16  ‐

17 17  ‐

18 18  ‐

19 19  ‐

20 20

21 21 

22 22  ‐

23 23  ‐

24 24  ‐

25 25  ‐

26 26  ‐

27 27 ‐ 

28 28 ‐ 

29 29  ‐

30 30

31 31  ‐

32 32  ‐

33 33 ‐ 

21 12

63,7% 36,36%

Total Persentase


(51)

yang disebutkan dalam tes menyimak. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 21 orang yang menjawab benar dan 12 orang menjawab salah.

Tabel 6. Tingkat Kemampuan Dan Kesuitan Mahasiswa Dalam Menjawab Soal Nomor Enam

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2  ‐

3 3  ‐

4 4  ‐

5 5  ‐

6 6  ‐

7 7  ‐

8 8  ‐

9 9  ‐

10 10  ‐

11 11  ‐

12 12  ‐

13 13  ‐

14 14  ‐

15 15  ‐

16 16 ‐ 

17 17  ‐

18 18  ‐

19 19  ‐

20 20

21 21  ‐

22 22  ‐

23 23  ‐

24 24  ‐

25 25  ‐

26 26  ‐

27 27  ‐

28 28 ‐ 

29 29  ‐

30 30 ‐ 

31 31  ‐

32 32 ‐ 

33 33

27 6

81,9% 18,18%

Total Persentase


(52)

Tabel 6 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa dalam menjawab soal nomor 6. Pertanyaan soal nomor 6 adalah menebak gambar mengenai pekerjaan yang disebutkan dalam tes menyimak. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 27 orang yang menjawab benar dan 26 orang menjawab salah.

Tabel 7. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam Menjawab Soal Nomor Tujuh


(53)

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2  ‐

3 3  ‐

4 4  ‐

5 5  ‐

6 6  ‐

7 7  ‐

8 8 

9 9 

10 10  ‐

11 11  ‐

12 12  ‐

13 13  ‐

14 14  ‐

15 15  ‐

16 16  ‐

17 17 

18 18  ‐

19 19 

20 20 

21 21  ‐

22 22

23 23  ‐

24 24  ‐

25 25 ‐ 

26 26 

27 27 ‐ 

28 28 

29 29 

30 30 

31 31 

32 32

33 33 ‐ 

26 7

78,8% 21,21%

Total Persentase

Tabel 7 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 7. Pertanyaan soal nomor 7 adalah menebak gambar mengenai tempat perkuliahan yang disebutkan dalam tes menyimak. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 26 orang yang menjawab benar dan 7 orang menjawab salah.


(54)

Tabel 8. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam Menjawab Soal Nomor Delapan

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2  ‐

3 3  ‐

4 4  ‐

5 5  ‐

6 6  ‐

7 7  ‐

8 8  ‐

9 9  ‐

10 10  ‐

11 11  ‐

12 12  ‐

13 13  ‐

14 14  ‐

15 15  ‐

16 16  ‐

17 17

18 18  ‐

19 19  ‐

20 20  ‐

21 21  ‐

22 22  ‐

23 23 ‐ 

24 24  ‐

25 25  ‐

26 26

27 27

28 28  ‐

29 29  ‐

30 30  ‐

31 31  ‐

32 32  ‐

33 33

28 5

84,9% 15,15%

Total Persentase

Tabel 8 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 8. Pertanyaan soal nomor 8 adalah menebak gambar mengenai jurusan


(55)

perkuliahan yang disebutkan dalam tes menyimak. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 28 orang yang menjawab benar dan 5 orang menjawab salah.

Tabel 9. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam Menjawab Soal Nomor Sembilan

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2  ‐

3 3  ‐

4 4  ‐

5 5  ‐

6 6  ‐

7 7  ‐

8 8  ‐

9 9  ‐

10 10  ‐

11 11  ‐

12 12  ‐

13 13  ‐

14 14  ‐

15 15  ‐

16 16  ‐

17 17  ‐

18 18  ‐

19 19  ‐

20 20  ‐

21 21  ‐

22 22  ‐

23 23 ‐ 

24 24  ‐

25 25  ‐

26 26

27 27  ‐

28 28  ‐

29 29  ‐

30 30  ‐

31 31  ‐

32 32  ‐

33 33  ‐

31 2

93,10% 6,06%

Total Persentase


(56)

Tabel 9 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 9. Pertanyaan soal nomor 9 adalah menebak gambar mengenai pelajaran yang disebutkan dalam tes menyimak. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 31 orang yang menjawab benar dan 2 orang menjawab salah.

Tabel 10. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam Menjawab Soal Nomor Sepuluh


(57)

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2 ‐ 

3 3  ‐

4 4  ‐

5 5  ‐

6 6  ‐

7 7  ‐

8 8  ‐

9 9  ‐

10 10 

11 11  ‐

12 12 

13 13  ‐

14 14  ‐

15 15  ‐

16 16  ‐

17 17  ‐

18 18  ‐

19 19  ‐

20 20  ‐

21 21  ‐

22 22 

23 23  ‐

24 24

25 25 

26 26  ‐

27 27  ‐

28 28  ‐

29 29  ‐

30 30  ‐

31 31

32 32 

33 33  ‐

30 3

90,10% 9,09%

Total Persentase

Tabel 10 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 10. Pertanyaan soal nomor 10 adalah menebak gambar mengenai waktu perkuliahan yang disebutkan dalam tes menyimak. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 30 orang yang menjawab benar dan 3 orang menjawab salah.


(58)

Tabel 11. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan MahasiswaDalam Menjawab Soal Nomor Sebelas

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2

3 3  ‐

4 4  ‐

5 5  ‐

6 6  ‐

7 7  ‐

8 8  ‐

9 9  ‐

10 10

11 11  ‐

12 12 ‐ 

13 13  ‐

14 14  ‐

15 15  ‐

16 16  ‐

17 17  ‐

18 18  ‐

19 19  ‐

20 20  ‐

21 21  ‐

22 22 ‐ 

23 23  ‐

24 24

25 25

26 26  ‐

27 27  ‐

28 28  ‐

29 29  ‐

30 30  ‐

31 31 ‐ 

32 32

33 33  ‐

25 8

75,8% 24,24%

Total Persentase

Tabel 11 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 11. Pada soal nomor 11 ini mahasiswa menjawab pertanyaan dari sebuah


(59)

cerita yang bertemakan pendidikan dan pekerjaan. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 25 orang yang menjawab benar dan 8 orang menjawab salah.

Tabel 12. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam Menjawab Soal Nomor Dua Belas

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2  ‐

3 3  ‐

4 4  ‐

5 5  ‐

6 6  ‐

7 7  ‐

8 8  ‐

9 9  ‐

10 10  ‐

11 11  ‐

12 12  ‐

13 13  ‐

14 14 ‐ 

15 15  ‐

16 16  ‐

17 17  ‐

18 18  ‐

19 19  ‐

20 20  ‐

21 21  ‐

22 22  ‐

23 23  ‐

24 24 ‐ 

25 25  ‐

26 26  ‐

27 27 

28 28  ‐

29 29 ‐ 

30 30  ‐

31 31  ‐

32 32 ‐ 

33 33  ‐

29 4

87,9% 12,12%

Total Persentase


(60)

Tabel 12 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 12. Pada soal nomor 12 ini mahasiswa menjawab pertanyaan dari sebuah cerita yang bertemakan pendidikan dan pekerjaan. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 29 orang yang menjawab benar dan 4 orang menjawab salah.

Tabel 13. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam Menjawab Soal Nomor Tiga Belas


(61)

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2  ‐

3 3  ‐

4 4  ‐

5 5  ‐

6 6  ‐

7 7  ‐

8 8  ‐

9 9  ‐

10 10 ‐ 

11 11  ‐

12 12  ‐

13 13  ‐

14 14  ‐

15 15  ‐

16 16  ‐

17 17  ‐

18 18  ‐

19 19  ‐

20 20  ‐

21 21  ‐

22 22  ‐

23 23

24 24

25 25  ‐

26 26 ‐ 

27 27  ‐

28 28  ‐

29 29  ‐

30 30  ‐

31 31  ‐

32 32

33 33 ‐ 

27 6

81,9% 18,18%

Total Persentase

Tabel 13 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 13. Pada soal nomor 13 ini mahasiswa menjawab pertanyaan dari sebuah cerita yang bertemakan pendidikan dan pekerjaan. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 27 orang yang menjawab benar dan 6 orang menjawab salah.


(62)

Tabel 14. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan MahasiswaDalam Menjawab Soal Nomor Empat Belas

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2  ‐

3 3

4 4 ‐ 

5 5  ‐

6 6  ‐

7 7  ‐

8 8

9 9  ‐

10 10  ‐

11 11  ‐

12 12 ‐ 

13 13 ‐ 

14 14  ‐

15 15  ‐

16 16  ‐

17 17  ‐

18 18  ‐

19 19

20 20  ‐

21 21 ‐ 

22 22  ‐

23 23 ‐ 

24 24

25 25  ‐

26 26

27 27

28 28  ‐

29 29 ‐ 

30 30 ‐ 

31 31  ‐

32 32

33 33

17 16

51,6% 48,48%

Total Persentase

Tabel 14 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 14. Pada soal nomor 14 ini mahasiswa menjawab pertanyaan dari sebuah


(63)

cerita yang bertemakan pendidikan dan pekerjaan. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 17 orang yang menjawab benar dan 16 orang menjawab salah.

Tabel 15. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam Menjawab Soal Nomor Lima Belas

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2  ‐

3 3

4 4  ‐

5 5  ‐

6 6  ‐

7 7  ‐

8 8 ‐ 

9 9  ‐

10 10  ‐

11 11  ‐

12 12  ‐

13 13  ‐

14 14  ‐

15 15 ‐ 

16 16  ‐

17 17  ‐

18 18  ‐

19 19

20 20  ‐

21 21 ‐ 

22 22  ‐

23 23  ‐

24 24  ‐

25 25  ‐

26 26  ‐

27 27  ‐

28 28

29 29 ‐ 

30 30 ‐ 

31 31 ‐ 

32 32 ‐ 

33 33

21 12

63,7% 36,36%

Total Persentase


(64)

Tabel 15 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 15. Pada soal nomor 15 ini mahasiswa menjawab pertanyaan dari sebuah cerita yang bertemakan pendidikan dan pekerjaan. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 21 orang yang menjawab benar dan 12 orang menjawab salah.

Tabel 16. Tingkat Kemampuan Dan Kesulitan Mahasiswa Dalam Menjawab Soal Nomor Enam Belas


(65)

No Populasi Benar Salah

1 1  ‐

2 2  ‐

3 3  ‐

4 4 ‐ 

5 5 ‐ 

6 6  ‐

7 7

8 8  ‐

9 9  ‐

10 10 ‐ 

11 11 ‐ 

12 12 ‐ 

13 13  ‐

14 14  ‐

15 15

16 16

17 17  ‐

18 18 ‐ 

19 19  ‐

20 20  ‐

21 21 -

22 22

23 23

24 24  ‐

25 25 ‐ 

26 26 ‐ 

27 27  ‐

28 28 ‐ 

29 29  ‐

30 30

31 31

32 32

33 33 ‐ 

14 19

42,42% 57,6%

Total Persentase

Tabel 16 menunjukkan hasil kemampuan mahasiswa menjawab soal nomor 16. Pada soal nomor 16 ini mahasiswa menjawab pertanyaan mengenai waktu yang bertemakan haji dan umrah. Dari 33 mahasiswa yang mengikuti tes ada 14 orang yang menjawab benar dan 19 orang menjawab salah.


(1)

pembicara, (5) kesulitan menginterpretasikan wacana, (6) ketidakmampuan berkonsentrasi, dan (7) kebiasaan belajar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui data kesulitan mahasiswa mengenai pelaksanaan tes kemampuan menyimak Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Tabel 22. Persentase Kesulitan

No Jumlah Orang Jumlah Jawaban Salah Persentase Keterangan

1 1 1 5% Cukup Baik

2 4 3 15% Cukup

3 4 4 20% Cukup

4 8 5 25% Cukup

5 4 6 30% Kurang

6 2 7 35% Kurang

7 5 8 40% Kurang

8 1 10 50% Kurang

9 2 11 55% Kurang Sekali

10 1 15 75% Kurang Sekali

Tabel 22 menunjukkan tentang kesulitan mahasiswa dalam menjawab tes kemampuan menyimak. Dari 20 soal yang diberikan ada 1 orang yang memberikan 1 jawaban salah, 4 orang memberikan 3 jawaban salah, 4 orang juga yang memberikan 4 jawaban salah, 8 orang memberikan 5 jawaban salah, 2 orang memberikan 7 jawaban salah, 5 orang memberikan 8 jawaban salah, 1 orang memberikan 10 jawaban salah, 2 orang memberikan 11 jawaban salah, 1 orang memberikan 15 jawaban salah, dan 1 orang juga memberikan 16 jawaban salah.

Tabel 23. Nilai Mahasiswa Pada Pelajaran Menyimak I (satu)

No. Nilai Jumlah Orang Golongan Prestasi

1 A 15 Sangat Baik

2 B+ 15 Baik

3 B 4 Baik

4 C+ 2 Cukup

5 C 1 Cukup

6 D 1 Kurang


(2)

Tabel 23 menunjukkan nilai Mahasiswa pada pelajaran menyimak I (satu). Dari 38 mahasiswa yang mengikuti pelajaran menyimak I (satu) ini ada 15 orang yang mendapatkan nilai A, 15 orang mendapatkan nilai B+, 4 orang mendapatkan nilai B, 2 orang mendapatkan nilai C+, 1 orang mendapatkan nilai C, 1 orang mendapatkan nilai D, dan tidak ada yang mendapatkan nilai E.

Tabel 24. Nilai Mahasiswa Pada Pelajaran Menyimak II (dua)

Tabel 24 menunjukkan nilai Mahasiswa pada pelajaran menyimak II (dua). Dari 35 mahasiswa yang mengikuti pelajaran menyimak II (dua) ini ada 3 orang yang mendapatkan nilai A, 9 orang mendapatkan nilai B+, 8 orang mendapatkan nilai B, 4 orang mendapatkan nilai C+, 2 orang mendapatkan nilai C, 3 orang mendapatkan nilai D, dan 6 orang mendapatkan nilai E.

No. Nilai Jumlah Orang Golongan Prestasi

1 A 3 Sangat Baik

2 B+ 9 Baik

3 B 8 Baik

4 C+ 4 Cukup

5 C 2 Cukup

6 D 3 Kurang


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Al-ghulayaini, Syekh Mustafa. 2000. Jami’ud Durusil Arabiyah. Beirut: Maktabatul Asriyah.

Arikunto. S. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta; Penerbit Rineka Citra.

Arikunto. S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta; Penerbit Rineka Citra.

Badrujaman, Aip dan Dede Rahmat Hidayat. 2010. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta : Trans Info Media.

Depertemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Program Penilaian Kelas. Jakarta.

Depertemen Pendidikan Nasional Universitas Sumatera Utara. 2009. Peraturan Akademik Program Sarjana (S1) Universitas Sumatera Utara. Medan.

Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa Dalam Pengajaran. Bandung : Penerbit ITB.

Hamid, H.M. Abdul. 2010. Mengukur Kemampuan Bahasa Arab. Malang. UIN-MALIKI PRESS (Anggota IKAPI).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2013. http://kbbi.web.id/

Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Munawwir, A.W. 2002. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.Yogyakarta. Pustaka Progressif.


(4)

Rahman, Abdul Bin Ibrahim Fauzan DKK. 2004. Al’arabiyah Baina Yadaik. Riyadh.

Rosyidi, Abdul Wahab.Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang. UIN-MALIKI PRESS (Anggota IKAPI)

Samsuri. 1994. Analisis Bahasa. Jakarta : Erlangga.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung. Alfabeta

Tanjung, Bahdon. Nur, Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Prenada Media

Tarigan, H.G. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung : Angkasa.

Uhlenbeck, E.M. 1980. Ilmu Bahasa (Diterjemahkan oleh Alma E. Almanar). Djambatan.

Wikipedia. 2013. Penelitin Kuantitatif. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Penelitian- Kuantittif

Winarno, Surakhmad. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung Tarsito.


(5)

Data Hasil Penelitian

Nilai Mahasiswa

No Populasi Score Nilai Keterangan

1 1 19 95 Sangat Baik

2 2 17 85 Sangat Baik

3 3 17 85 Sangat Baik

4 4 17 85 Sangat Baik

5 5 17 85 Sangat Baik

6 6 16 80 Sangat Baik

7 7 16 80 Sangat Baik

8 8 16 80 Sangat Baik

9 9 16 80 Sangat Baik

10 10 15 75 Baik

11 11 15 75 Baik

12 12 15 75 Baik

13 13 15 75 Baik

14 14 15 75 Baik

15 15 15 75 Baik

16 16 15 75 Baik

17 17 15 75 Baik

18 18 14 70 Baik

19 19 14 70 Baik

20 20 14 70 Baik

21 21 14 70 Baik

22 22 13 65 Sedang

23 23 13 65 Sedang

24 24 12 60 Sedang

25 25 12 60 Sedang

26 26 12 60 Sedang

27 27 12 60 Sedang

28 28 12 60 Sedang

29 29 10 50 Kurang

30 30 9 45 Kurang

31 31 9 45 Kurang

32 32 5 25 Kurang


(6)

Persentase Tingkat Kemampuan

Persentase Tingkat Kesulitan

Kategori Tingkat Kemampuan Jumlah Orang Persentase

Sangat Baik 9 27,27%

Baik 12 36,36%

Sedang 7 21,21%

Kurang 5 15,15%

Kategori Tingkat Kesulitan Jumlah Orang Persentase

Cukup Baik 1 3,03%

Cukup 16 48,48%

Kurang 12 36,36%