Hubungan Panjang dan Bobot

nelayan Welcomme, 1979 in Utomo, 2002. Akan tetapi, ikan tropis tidak hanya tumbuh cepat pada musim hujan. Di lembah Sungai Amazon, ikan dapat mengubah kebiasaan makan menjadi omnivor saat musim kemarau untuk tetap bertahan hidup Moyle Cech, 2004. Karakteristik vegetasi dengan dinamika penggenangan menjelaskan banyak hal tentang potensi produksi perikanan di ekosistem rawa banjiran yang mengalami masukan allocthonous bahan organik, seperti nutrien bagi tumbuhan darat Vannote et al., 1980; Junk et al., 1989 in Jackson Ye, 2000. Gordon et al. 2004 menyatakan bahwa salah satu keuntungan penggenangan ketika musim hujan adalah peningkatan ketersediaan nutrien di rawa banjiran. Pemrosesan detritus allocthonous yang sebaik produksi autocthonous dirangsang oleh penggenangan dan menjadi dasar prinsip energi untuk mendukung populasi ikan Bayley, 1989; 1995; Thorp Delong, 1994; Sparks, 1995 in Jackson Ye, 2000. Pada daerah rawa lebak, vegetasi air menyumbang 52 dari total produktivitas primer Forsberg, 1993 in Sulistiyarto, 1998. Penggenangan juga dapat memasukkan runtuhan kayu besar yang saat itu menyediakan substrat bagi invertebrata Benke et al., 1985 in Jackson Ye, 2000. Lowe-McConnell 1987 menyatakan bahwa invertebrata yang melimpah tersebut merupakan sumber makanan bagi ikan di rawa banjiran.

D. Hubungan Panjang dan Bobot

Hubungan panjang dan bobot hampir mengikuti hukum kubik, yaitu bobot ikan merupakan hasil pangkat tiga dari panjangnya Effendie, 1997. Perhitungan hubungan panjang dan bobot ikan yang berbeda jenis kelamin sebaiknya dipisahkan karena umumnya terdapat perbedaan hasil antara ikan jantan dan ikan betina Effendie, 1979. Hal ini dapat dibuktikan dengan persamaan hubungan panjang dan bobot yang berbeda antara ikan motan T. polylepis jantan dan ikan betina di Waduk PLTA Koto Panjang, Riau. Persamaan hubungan panjang dan bobot ikan jantan yaitu Log W = -3,5267 + 2,4486 Log L dan pada ikan betina yaitu Log W = -4,0891 + 2,7201 Log L. Keduanya menunjukkan tipe pertumbuhan yang bersifat allometrik negatif Suryaningsih, 2000. Dari hasil perhitungan hubungan panjang dan bobot, terdapat suatu model yang dapat digunakan untuk menduga bobot dan panjang ikan, keterangan mengenai tipe pertumbuhan, kemontokan ikan, dan perubahan lingkungan Effendie, 1997. Panjang total dan bobot ikan selais Ompok hypophthalmus di rawa banjiran Sungai Kampar Kiri memiliki hubungan yang erat Simanjuntak, 2007. Begitu juga dengan panjang total dan bobot ikan gabus Channa striata di rawa banjiran Sungai Musi yang memiliki hubungan erat Makmur, 2003. Tipe pertumbuhan ikan dapat diketahui dari hubungan panjang dan bobotnya. Konstanta yang menggambarkan tipe pertumbuhan adalah nilai b. Nilai b yang lebih besar dari 3 menunjukkan bahwa tipe pertumbuhan ikan tersebut bersifat allometrik positif, artinya pertumbuhan bobot lebih besar daripada pertumbuhan panjang. Nilai b yang lebih kecil dari 3 menunjukkan bahwa tipe pertumbuhan ikan bersifat allometrik negatif, yakni pertumbuhan panjang lebih besar daripada pertumbuhan bobot. Jika nilai b sama dengan 3, tipe pertumbuhan ikan bersifat isometrik yang artinya pertumbuhan panjang sama dengan pertumbuhan bobot Effendie, 1997. Tipe pertumbuhan memberikan informasi mengenai baik atau buruknya pertumbuhan ikan yang hidup di lokasi pengamatan, sehingga akan ada gambaran mengenai rawa banjiran Sungai Kampar Kiri yang sesuai atau tidak sesuai sebagai tempat pembesaran Utomo, 2002. Tipe pertumbuhan ikan motan di sistem aliran Sungai Batang Hari, Jambi dan ikan motan T. polylepis di Waduk PLTA Koto Panjang, Riau bersifat allometrik negatif Nugroho, 1992; Suryaningsih, 2000. Simanjuntak 2007 menyatakan bahwa tipe pertumbuhan ikan selais di rawa banjiran Sungai Kampar Kiri juga bersifat allometrik negatif. Akan tetapi, tipe pertumbuhan ikan baung Mystus nemurus di Sungai Kampar bersifat allometrik positif Sukendi, 2001. Tipe pertumbuhan allometrik positif juga terjadi pada beberapa jenis ikan asli di Danau Sentani. Hal ini diduga karena adanya ketersediaan pakan yang cukup Umar Lismining, 2006. Tipe pertumbuhan ikan gabus di rawa banjiran Sungai Musi bersifat isometrik pada bulan Juli-Oktober dan bersifat allometrik negatif pada bulan November dan Desember Makmur, 2003.

E. Kelompok Ukuran

Dokumen yang terkait

Reproduksi Ikan Selais, Ompok hypophthalmus (Bleeker) Berkaitan Dengan Perubahan Hidromorfologi Perairan Di Rawa Banjiran Sungai Kampar Kiri

1 9 156

Kebiasaan Makanan Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides, Bleeker 1852) di Perairan Rawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau.

0 10 55

Reproduksi Ikan Selais, Ompok hypophthalmus (Bleeker) Berkaitan Dengan Perubahan Hidromorfologi Perairan Di Rawa Banjiran Sungai Kampar Kiri

0 2 73

Ekologi Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides Blkr.) di Danau Lubuk Siam Kabupaten Kampar, Riau.

1 10 1

Ekologi Ikan Pantau (Rasbora lateristriata Bleeker) Di sungai Kampar, Kabupaten Kampar, Riau.

0 1 5

KEBIASAAN MAKANAN IKAN MOTAN, Thynnichthys thynnoides, Bleeker, 1852 DI RAWA BANJIRAN SUNGAI KAMPAR KIRI, RIAU [Food habits of Thynnichtys thynnoides Bleeker,1852 in floodplain river of Kampar Kiri, Riau]

0 0 7

VARIASI SPASIO-TEMPORAL JENIS MAKANAN IKAN MOTAN, Thynnichthys polylepis DI RAWA BANJIRAN SUNGAI KAMPAR KIRI, RIAU [Spatio-temporal variation in the diet of Thynnichtys polylepis in floodplain river of Kampar Kiri, Riau]

0 0 9

ASPEK PEMIJAHAN IKAN MOTAN, Thynnichthys tl1ynnoides, BLEEKER 1852 (FAMILI CYPRINIDAE) DIRAWABANJIRAN SUN GAl KAMPAR KIRI, RIAU [Spawning aspects of Tltynnichthys thynnoides Bleeker 1852 (Family Cyprinidae) in the floodplain ofKampar Kiri River, Riau]

0 0 9

ASPEK REPRODUKSI IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis Bleeker, 1860) DI RAWA BANJIRAN SUN GAl KAMPAR KIRI, RIAU [Reproductive aspects of Thynnichthys polylepis Bleeker, 1860 in floodplain river ofKampar Kiri, Riau)

0 0 7

DI RAWA BANJIRAN SUNG AI KAMPAR KIRI, RIAU

0 0 8