10
1.2. Kemasan Plastik Polietilen Terephtalat PET
Polietilen Terephtalat PET adalah suatu polimer yang banyak dipakai dalam bentuk serat, film, dan bahan-bahan
cetakan. Polietilen Terephtalat dihasilkan dengan proses kondensasi polimet dari etilen glikol dan asam terephtalat. Fungsi
PET untuk memberikan toleransi panas pada rentang panas sekitar 90–92
o
C Arthur et al., 1988. Rumus kimianya sebagai berikut :
Gambar 3. Rumus kimia polietilen terephtalat Robertson, 1993 Polietilen terephtalat PET mempunyai titik leleh sebesar
265
o
C dan jenis polibutil terehtalat mempunyai titik leleh sebesar 230
o
C. Bahan baku utama dalam pembuatan PET terdiri dari PTA Pure Terephthalate Acid dan EG Etilen Glikol. Produk
PET dengan densitas 1,30 grcm
3
dan 1,33 grcm
3
, sangat baik dalam fiber, alat-alat bahan elektrik dan memiliki sifat resistensi
yang baik terhadap kelembaban Panunggal, 1990.
PET memiliki beberapa sifat umum antara lain tembus pandang transparan, bersih dan jernih, adaptasi yang baik
terhadap suhu tinggi, permeabilitas uap air dan gas sangat rendah, tahan terhadap pelarut organik seperti asam-asam pada
buah-buahan, tidak tahan terhadap asam kuat, sifat fisik kuat dan tidak mudah sobek Syarief et al., 1989. Tabel 5. menunjukkan
karakteristik dari kemasan polietilen terephtalat PET.
11 Tabel 5. Karakteristik Polietilen Terephtalat PET
Karakteristik Nilai Densitas 1,30
grcm
3
Young modulusE 2800–3100 MPa
Kekuatan Tarik σ
t
55–75 MPa
Elongasi 50–150 Titik Lebur
260°C Konduktivitas panas
0,24 Wm.K Permeabilitas oksigen
cc100 in
2
24 jamatm
45 Permeabilitas uap air
g100 in
2
24 jamatm
700
Sumber : Syarief et al. 1989 2. Kemasan Kaleng
Kemasan logam sudah lama dikenal oleh masyarakat. Sebagian besar produk yang dikemas di dalamnya berupa produk pangan olahan
atau produk yang diawetkan. Dimana hal ini sejalan dengan sifat bahan kemasan logam yang relatif tahan terhadap kerusakan fisik baik selama
distribusi maupun selama penyimpanan, sehingga produk yang dikemas dapat tahan lama dibandingkan dikemas dengan bahan
kemasan lain. Griffin, 1985. Kaleng tin plate adalah suatu wadah yang dibuat dari baja dan
dilapisi timah putih Sn tipis dengan kadar tidak lebih dari 1,00-1,25 persen dari berat kaleng. Lapisan ini seringkali dilapisi lagi oleh
lapisan non metal yaitu untuk mencegah reaksi dengan makanan di dalamnya Winarno, 1980.
Keuntungan bahan kemasan kaleng adalah dapat dipanaskan untuk sterilisasi dan cepat dingin, fisik kuat tanpa berat ekstra, serta
kedap sinar, udara dan air, kedap cahaya dan tahan terhadap suhu. Kelemahannya yaitu kaleng tidak lembam terhadap bahan kimia dan
bisa bereaksi dengan lingkungan serta isinya, dan beberapa produk makanan serta minuman sangat sensitif kehilangan rasa disebabkan
oleh terbukanya kaleng logam Setyowati, 2000.
12 Menurut Ellis 1979, penggunaan kaleng sebagai kemasan
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu : i Dalam kaleng yang tertutup rapat, produk pangan terhindar dari
kontaminasi oleh organisme, serangga atau benda asing lainnya. ii Dapat mencegah kehilangan kadar air
iii Dapat melindungi dari absorpsi oksigen, gas lain, dan bau.
iv Melindungi dari cahaya, untuk isian yang peka terhadap cahaya. Beberapa keuntungan lain dari wadah lain untuk makanan dan
minuman yaitu mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi, mempunyai sifat sebagai barrier yang baik khususnya terhadap gas, uap air, jasad
renik, debu dan kotoran sehingga cocok untuk kemasan hermetis Syarief, 1989. Kaleng secara umum digunakan sebagai kemasan
hermetis, maksudnya wadah tersebut secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara, maupun uap air Hariyadi et al, 2000.
C. PENYIMPANAN