Total Mikroba Total Plate Count

36

3. Total Mikroba Total Plate Count

Hasil analisis nilai TPC menunjukkan bahwa jumlah mikroba sup daun torbangun memiliki nilai kisaran 30 x 10 2 - 234 x 10 5 kolonigram. Berdasarkan Gambar 7, hasil yang diperlihatkan oleh kemasan yang disimpan pada suhu 27-30 o C menunjukkan terjadi peningkatan jumlah mikroba pada hari ke-2 hingga hari ke-3, sedangkan kemasan yang disimpan pada suhu 3-5 o C dan 10-12 o C, baru menunjukkan peningkatan mikroba pada hari ke-6 hingga hari ke-8. Hal ini menunjukkan bahwa pada beberapa hari tersebut, mikroba sedang dalam log phasenya, yang berarti proses pembiakan mikroorganisme sedang berlangsung cepat. Total mikroba yang terukur pada sup daun torbangun disajikan pada Gambar 7. 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 1 2 3 4 5 6 7 8 Lama Penyimpanan Hari J u m la h M ik rob a 1 05 A1B1 A2B1 A3B1 A1B2 A2B2 A3B2 A1B3 A2B3 A3B3 Keterangan : A1 = Kemasan plastik PET B1 = Suhu 3-5 o C A2 = Kemasan plastik PP B2 = Suhu 10-12 o C A3 = Kemasan Kaleng B3 = Suhu 27-30 o C Gambar 7. Grafik total mikroba sup daun torbangun selama penyimpanan 37 Menurut SNI 1995, batas maksimum jumlah mikroba dalam produk olahan santan untuk konsumsi manusia sampai 10 5 koloni per gram produk. Hal ini berarti, sup daun torbangun yang telah disimpan selama delapan hari sudah tidak dapat diterima, karena jumlah mikrobanya sudah di atas batas maksimal tersebut. Selain itu, penampakannya sup daun torbangun tersebut pun sudah tidak dapat diterima secara visual dengan adanya lendir dan bau yang sangat tengik. Selama penyimpanan, sup daun torbangun menunjukkan peningkatan nilai TPC. Hal ini berarti total mikroba produk sup daun torbangun mengalami peningkatan seiring lamanya penyimpanan. Hal tersebut seperti terlihat pada Gambar 7. Peningkatan total mikroba produk sup daun torbangun selama penyimpanan disebabkan oleh faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan mikroba. Purnomo 1995 menjelaskan bahwa faktor-faktor lingkungan hidup yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba antara lain suplai zat gizi, waktu, air dan activity water a w , pH, RH, suhu, oksigen, serta mineral. Hal ini berkaitan dengan nilai uji pH, dimana pada pH 4,6-5,0 terjadi pertumbuhan mikroba yang lebih cepat dimana beberapa mikroorganisme seperti khamir dan bakteri asam laktat tumbuh dengan baik pada kisaran nilai pH 4,6-5,0 Winarno, 1994. Pada umumnya, semakin bersifat basa maka semakin stabil produk pangan tersebut Winarno, 1994. Hasil pH yang didapat pada kemasan kaleng suhu 3-5 o C menunjukkan hasil pH lebih dari 5,0 sehingga jumlah mikroba yang mampu tumbuh pada kondisi tersebut pun relatif lebih sedikit dibandingkan kombinasi kemasan dan suhu yang memiliki pH sekitar 4,6-5,0. Hasil sidik ragam pada analisa TPC menunjukkan bahwa faktor suhu, kemasan, dan hari memperlihatkan pengaruh yang nyata Lampiran 9.1. Hasil uji lanjut Duncan juga menunjukkan bahwa interaksi antara suhu dan hari serta kemasan dan hari memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap nilai TPC. Hasil uji lanjut Duncan terhadap interaksi antara kemasan dan hari memperlihatkan bahwa kaleng sebagai kemasan terbaik untuk pengujian nilai TPC, sedangkan 38 hasil uji lanjut Duncan terhadap interaksi antara suhu dan hari memperlihatkan bahwa suhu 3-5 o C sebagai suhu terbaik bagi pengujian nilai TPC Lampiran 9.2 dan 9.3. Hal tersebut secara jelas disajikan pada Gambar 8 dan Gambar 9. 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 Lama Penyimpanan Hari T o ta l M ik rob a 1 05 B1 B2 B3 Keterangan : B1 = Suhu 3-5 o C C0 = Hari ke-0 C5 = Hari ke-5 B2 = Suhu 10-12 o C C1 = Hari ke-1 C6 = Hari ke-6 B3 = Suhu 27-30 o C C2 = Hari ke-2 C7 = Hari ke-7 C3 = Hari ke-3 C8 = Hari ke-8 C4 = Hari ke-4 Gambar 8. Grafik pengaruh interaksi suhu dan hari terhadap total mikroba sup daun torbangun Sup daun torbangun dalam kemasan yang disimpan pada suhu dingin 3-5 o C terlihat lebih lambat peningkatan jumlah mikrobanya dikarenakan suhu simpan yang rendah. Menurut Fardiaz 1992, pengaruh suhu rendah terhadap pertumbuhan mikroorganisme disebabkan suhu rendah mempengaruhi aktivitas enzim yang mengkatalisasi reaksi-reaksi biokimia dalam sel mikroorganisme. Di bawah suhu optimum, keaktifan enzim dalam sel menurun dengan semakin rendahnya suhu, akibatnya pertumbuhan sel juga terhambat. Sedangkan sup daun torbangun yang disimpan pada suhu yang lebih tinggi daripada 3-5 o C yakni 10-12 o C dan 27-30 o C mengalami 39 pertumbuhan mikroba yang lebih cepat. Hal ini dikarenakan pada suhu yang lebih tinggi, aktivitas enzim yang mendukung aktivitas mikroba seperti respirasi menjadi meningkat sehingga pertumbuhan mikroba pun semakin cepat. 20 40 60 80 100 120 140 160 180 C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 Lama Penyimpanan Hari T ot al M ik roba 10 5 A1 A2 A3 Keterangan : A1 = Kemasan Plastik PET A2 = Kemasan Plastik PP A3 = Kemasan Kaleng C0 = Hari ke-0 C5 = Hari ke-5 C1 = Hari ke-1 C6 = Hari ke-6 C2 = Hari ke-2 C7 = Hari ke-7 C3 = Hari ke-3 C8 = Hari ke-8 C4 = Hari ke-4 Gambar 9. Grafik pengaruh interaksi kemasan dan hari terhadap total mikroba sup daun torbangun Sup daun torbangun yang dikemas dengan kaleng menunjukkan hasil paling rendah peningkatan jumlah mikroba per-harinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemasan kaleng merupakan kemasan yang paling efektif sebagai pelindung produk terhadap masuknya mikroba dibandingkan kemasan plastik PET dan PP. Menurut Robertson 1993, kemasan kaleng mempunyai sifat sebagai penahan yang baik terhadap gas, uap air, jasad renik, debu dan kotoran dengan kepermeabelan terhadap gas kurang dari 1 cc100 in 2 24 jamatm dan permeabilitas uap 40 air 0,05 g 100 in 2 24 jamatm sehingga cocok sebagai kemasan hermetis. Hal tersebut bila dibandingkan dengan kemasan plastik yang mudah mengalami kerusakan seperti plastik PP yang memiliki sifat permeabilitas gas sedang 23 cc100 in 2 24 jamatm dan memiliki permeabilitas terhadap uap air yang rendah 600 g100 in 2 24 jamatm, maupun kemasan plastik PET yang juga memiliki permeabilitas gas dan uap air sangat rendah yaitu 45 cc100 in 2 24 jamatm dan 700 g100 in 2 24 jamatm. Oleh karena itu, kemasan kaleng mampu menahan laju masuknya uap air dan gas lebih baik dibandingkan kemasan plastik. Sedikitnya konsentrasi uap air dan gas yang dapat masuk ke produk pangan maka sedikit pula faktor yang mampu mempengaruhi pertumbuhan mikroba.

4. Bilangan TBA Thio Barbituric Acid

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Daun Torbangun (Coleus Amboinicus Lour) Terhadap Stres Oksidatif Tikus Diabetes, 2

6 28 91

Kajian Pengemasan dan Penyimpanan Sop Daun Torbangun (Coleus Amboinicus Lour) Sebagai Makanan Tambahan Pelancar Produksi Air Susu Ibu (Asi)

0 11 110

K Ajian Umur Simpan Sop Daun Torbangun (Coleus Amboinicus Lour) dan Perhitungan Migrasi Total Kemasannya

1 20 126

Kajian Histopatologi Efek Imunomodulator Dari Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) Pada Organ Sistem Limforetikular Mencit (Mus musculus) Pada Masa Laktasi

1 24 130

Sifat dan Kualitas Fisik Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour.) yang Diproses Menjadi Pellet

0 4 32

Pengaruh Proses Pelleting Terhadap Kelarutan dan Aktivitas Anti Bakteri Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour)

1 10 27

Efek Zat Antibakteri Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) terhadap Bakteri yang Berasal dari Makanan Basi

3 14 36

FORMULASI MINUMAN SUPLEMEN DAUN TORBANGUN (Coleus amboinicus Lour.) UNTUK WANITA YANG MENDERITA PMS (PREMENSTRUAL SYNDROME)

0 0 8

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DALAM TANAMAN TORBANGUN (Coleus amboinicus Lour) (Identification of chemical compound and antioxidant activity in torbangun [Coleus amboinicus Lour] plant)

1 4 8

180 SUPLEMENTASI DAUN TORBANGUN (COLEUS AMBOINICUS LOUR) UNTUK MENURUNKAN KELUHAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI (SUPPLEMENTATION OF TORBANGUN LEAVES [COLEUS AMBOINICUS LOUR] IN REDUCING THE COMPLAINST OF PRE-MENSTRUAL SYNDROME [PMS] AMONG TEENAG

0 0 15