diameter 1 mm sedangkan panjang tali utama sekitar 100-200 m dan tali cabang 1-2,5 m. Kedua yaitu pemberat sinker yang biasanya terbuat dari bahan timah atau besi.
Pemberat ini diikatkan pada tali untang yang terletak di antara swivel pertama dan swivel kedua. Ketiga adalah mata pancing hook. Mata pancing ini diikatkan pada
masing-masing tali cabang. Terbuat dari logam yang kuat dan tahan karat. Mata pancing yang digunakan umumnya mata pancing dengan nomor 7 sampai 10, tetapi
yang banyak digunakan adalah mata pancing bernomor 9. Keempat yaitu kili-kili swivel. Kili-kili digunakan agar tali pancing tidak terpelintir dan menjadi kaku
akibat arus ataupun gerakan ikan pada saat meloloskan diri. Dua buah swivel
dipasang dalam satu unit rawai vertikal yaitu pada ujung tali utama dan pada pangkal tali cabang.
Kelima adalah tali untang atau kawat barlen yang berfungsi untuk mencegah agar tali cabang tidak membelit pada tali utama. Tali ini diikatkan pada
swivel pertama dan kedua dengan menggunakan tali yang ukurannya sama dengan tali utama sepanjang 20-30 cm. Bagian antara tali cabang dan mata pancing dipasang tali
untang sepanjang 10-20 cm. Terakhir adalah penggulung reel yang fungsinya untuk memudahkan pengoperasian pancing.
Terbuat dari kayu atau plastik, berbentuk seperti roda dengan ukuran tertentu tergantung panjang tali pancing Nurhayati,
2006.
2.2.2 Perahu penangkapan ikan
Perahu yang digunakan pada pengoperasian pancing rawai di Palabuhanratu yaitu jenis perahu congkreng yang sudah dilengkapi dengan motor tempel bermesin
diesel dengan kekuatan 15-25 PK. Dimensi dari perahu tersebut yaitu : panjang P berkisar 6 - 13 meter, lebar L 1 - 3 meter dan tinggi D 0.8 – 3 meter perahu ini
juga dilengkapi dengan alat penyeimbang pada kedua sisinya yang disebut kincang. Kincang tersebut terbuat dari bambu dengan panjang sekitar 7 meter Nurhayati,
2006. Pada perahu ini diperlukan juga beberapa alat tambahan untuk menunjang
operasional penangkapan yaitu :
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
1 Lampu tekan vetromak Vetromak digunakan sebagai penerangan pada saat pengoperasian pancing rawai
dilakukan pada malam hari. 2 Cool box
Cool box digunakan untuk menyimpan ikan layur hasil tangkapan agar tersusun rapi dan tidak rusak. Ikan layur yang telah tersusun dalam cool box kemudian
diberi es curah untuk menjaga kesegarannya. 3 Dayung
Walaupun sudah menggunakan motor tempel, dayung tetap diperlukan untuk memudahkan mengatur posisi kapal.
4 Serok Serok digunakan untuk memudahkan nelayan pada saat pengangkatan hasil
tangkapan dari air ke perahu. 5 Jangkar kayu
Jangkar digunakan agar posisi kapat tetap pada saat setting dengan tali jangkar sepanjang 100 – 200 meter.
2.2.3 Nelayan
Nelayan yang mengoperasikan pancing rawai dengan menggunakan perahu congkreng sebanyak 1 - 4 orang per unit penangkapan.
Satu orang bertugas mengemudikan kapal sekaligus pemancing dan yang lainnya sebagai pemancing dan
mempersiapkan keperluan sebelum setting, seperti memasang umpan. Dalam sekali setting satu orang nelayan dapat mengoperasikan beberapa pancing sekaligus
tergantung dari kemahiran masing-masing nelayan.
2.2.4 Metode pengoperasian
1 Persiapan Pada tahap ini dilakukan pemasangan motor tempel pada kapal, persiapan alat
pancing, bahan bakar, lampu petromak, penyediaan umpan dan bekal makanan selama operasi berlangsung. Setelah semua persiapan selesai maka kapal siap
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
berangkat menuju fishing ground. Biasanya nelayan berangkat ke fishing ground sekitar pukul 15.00-17.00 WIB tergantung jarak fishing ground dan keadaan
cuaca. 2 Pemilihan fishing ground
Pemilihan fishing ground dilakukan berdasarkan pengalaman nelayan dengan memperhatikan keadaan perairan seperti angin dan gelombang serta berdasarkan
hasil tangkapan hari sebelumnya. 3 Operasi penangkapan
Operasi penangkapan biasanya dilakukan saat hari sudah mulai gelap. Setelah mendapatkan lokasi yang tepat, nelayan mulai memotong umpan dan setelah itu
umpan dipasang pada mata pancing kemudian rawai mulai diturunkan. Setelah dibiarkan selama beberapa menit, kemudian rawai diangkat dan nelayan mulai
melepaskan hasil tangkapan satu-persatu. Ikan layur hasil tangkapan tersebut
kemudian disimpan dalam cool box dan sebagian digunakan untuk umpan setting berikutnya. Setelah operasi penangkapan selesai, kapal berangkat kembali ke
pelabuhan.
2.3 Mata Pancing