berangkat menuju fishing ground. Biasanya nelayan berangkat ke fishing ground sekitar pukul 15.00-17.00 WIB tergantung jarak fishing ground dan keadaan
cuaca. 2 Pemilihan fishing ground
Pemilihan fishing ground dilakukan berdasarkan pengalaman nelayan dengan memperhatikan keadaan perairan seperti angin dan gelombang serta berdasarkan
hasil tangkapan hari sebelumnya. 3 Operasi penangkapan
Operasi penangkapan biasanya dilakukan saat hari sudah mulai gelap. Setelah mendapatkan lokasi yang tepat, nelayan mulai memotong umpan dan setelah itu
umpan dipasang pada mata pancing kemudian rawai mulai diturunkan. Setelah dibiarkan selama beberapa menit, kemudian rawai diangkat dan nelayan mulai
melepaskan hasil tangkapan satu-persatu. Ikan layur hasil tangkapan tersebut
kemudian disimpan dalam cool box dan sebagian digunakan untuk umpan setting berikutnya. Setelah operasi penangkapan selesai, kapal berangkat kembali ke
pelabuhan.
2.3 Mata Pancing
Mata pancing hook atau kail adalah bagian terpenting dari alat tangkap hook and line karena pada mata pancing inilah ikan akan tersangkut. Kegunaan dari mata
pancing itu sendiri yaitu untuk memastikan agar ikan tidak dapat melepaskan diri dengan umpan setelah menggigit atau menelannya. Mata pancing yang baik harus
memiliki ketajaman yang cukup untuk menembus mulut ikan ketika umpan dimakan, bentuk yang sesuai untuk menahan hasil tangkapan, kuat dan tahan karat.
Pada jaman dahulu mata pancing terbuat dari tulang, tanduk, kayu dan bahan lainnya. Mata pancing modern terbuat dari bahan logam seperti perunggu, besi, nikel
dan stainless steel. Agar tidak terjadi korosi atau karat pada mata pancing biasanya logam tersebut dilapisi oleh logam lainnya yang tahan karat seperti tembaga,
cadmium, perak, emas, perunggu dan lain-lain.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
Ada dua macam bentuk mata pancing modern, ada yang berbentuk V-shaped dan U-shape, keduanya dibedakan dari jenis ikan sasaran tangkapannya.
Mata pancing terdiri dari beberapa bagian yaitu headeye, shank, bend, crook dan point.
Bagian headeye berfungsi untuk mengikatkan tali pancing agar tidak mudah terlepas dan mempunyai beragam bentuk seperti lingkaran, lubang dengan permukaan datar
atau yang tidak berlubang. Bagian shank mempunyai beragam bentuk dan ukuran panjangnya, shank yang panjang dibuat untuk mencegah ikan menggigit tali pancing
setelah ikan tersebut menelan mata pancing von Brandt, 2005.
Gambar 3. Bagian – Bagian Mata Pancing Terdapat sistem penomoran untuk membedakan ukuran mata pancing,
penomoran ini digunakan pada mata pancing dengan jenis yang sama. Menurut von Brandt 2005 ukuran mata pancing dinyatakan dari nomor 1 sampai 20, semakin
besar ukuran mata pancing maka semakin kecil nomornya. Ukuran ini berdasarkan ukuran celah gap dan bentuk diameter shank. Sedangkan menurut Prado diacu
dalam Nofrizal 2002, penomoran mata pancing dibedakan berdasarkan tipe mata pancing yang ditentukan oleh bentuk penampang shank pancing tersebut. Tipe shank
bulat disebut regular hook, pada tipe ini nomor pancing semakin kecil maka ukuran mata pancing semakin besar.
Pada tipe forged yaitu dengan bentuk shank bulat
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
memanjang, semakin kecil nomor maka ukuran pancing juga semakin kecil. Pancing ulur atau pancing rawai layur di Palabuhanratu menggunakan nomor 8-12.
Bentuk mata pancing bermacam-macam mulai dari yang berkait balik, yang tidak berkait balik seperti pada pole and line, yang mempunyai satu mata, yang
mempunyai beberapa mata seperti pancing cumi-cumi dan lain sebagainya. Di
daerah Belitung terdapat satu jenis alat tangkap pancing yang bernama pancing garandong yang digunakan untuk menangkap ikan tenggiri dimana mata pancingnya
terdiri dari dua mata pancing yang dipasang berangkai. Biasanya nelayan
memadukan mata pancing antara nomor 9 dan 7 atau 6 dan 8. Pancing dengan
menggunakan dua mata pancing yang dipasang berangkai cukup efektif untuk menangkap ikan tenggiri Budiman, 2004.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2007 di perairan Tunjangan, Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
3.2 Peralatan