4.3.4 Alat tangkap
Terdapat lebih dari tujuh ratus unit alat tangkap yang beroperasi di PPN Palabuhanratu pada tahun 2006 yang terdiri dari sebelas jenis alat tangkap. Pada
tahun 2006 terjadi peningkatan jumlah alat tangkap yang beroperasi di PPN Palabuhanratu sekitar 15 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Alat tangkap
yang paling banyak beroperasi di PPN Palabuhanratu yaitu pancing ulur sekitar 218 unit.
50 100
150 200
250
Pancing Ulur
Payang Bagan
Rampus Trammel Net
Gill Net Longline P ancing Layur
Rawai P urse
Seine Tonda
Alat Tangkap J
u m
la h
U n
it
Gambar 11. Grafik Jumlah Unit Alat Tangkap di PPN Palabuhanratu Tahun 2006
4.3.5 Kapal perikanan
Pada tahun 2006 jumlah kapal perikanan baik perahu motor tempel maupun kapal motor yang menggunakan PPN Palabuhanratu sebagai fishing base nya juga
meningkat sekitar 18 atau sebanyak 122 unit kapal dibandingkan tahun sebelumnya.
Terdapat 789 kapal yang beroperasi di PPN Palabuhanratu yang didominasi oleh perahu motor tempel Tabel 4.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
Tabel 4. Jenis dan Jumlah Kapal Perikanan yang Beroperasi di PPN Palabuhanratu
No Uraian
Perahu Motor Tempel PMT Kapal Motor KM
Jumlah Kincang
Payang Dogol
Sub Jumlah
Angkutan Bagan
10 GT
11- 20
GT 21-
30 GT
30 GT
Sub Jumlah
1 Jumlah
RTP 254
86 37
377
12 75
3 41
55
186 563
2 Jumlah
Kapal 301
166 44
511
17 136
4 53
77
287 789
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
5 HASIL 5.1 Operasi Penangkapan
Pada saat penelitian dilakukan empat kali trip yang berlangsung dalam empat hari pada tanggal 3, 6, 7 dan 8 November 2007. Operasi penangkapan dimulai pada
sore hari dengan menyiapkan umpan terlebih dahulu selagi kapal menuju ke fishing ground, umpan yang digunakan yaitu ikan tembang dan sayatan daging layur.
Fishing ground yang dipilih yaitu perairan Tunjangan yang terletak dekat dengan muara sungai Cimandiri. Setelah sampai di fishing ground jangkar diturunkan agar
posisi kapal tetap dan tidak terbawa arus. Pengoperasian rawai dimulai dengan pemasangan umpan pada mata pancing
pada kedua unit rawai. Setelah itu kedua unit rawai diturunkan pada sisi perahu secara bersamaan dan dibiarkan selama 30 menit, masing-masing rawai dioperasikan
oleh nelayan yang berbeda. Setelah 30 menit kedua unit rawai di angkat secara bersamaan ke atas perahu. Ikan hasil tangkapan dilepaskan dari mata pancing dan
dipisahkan antara hasil tangkapan rawai dengan mata pancing tunggal dengan rawai dengan mata pancing ganda. Pada saat dilepaskan dari mata pancing dilihat juga cara
ikan terkait mata pancing pada rawai dengan mata pancing ganda. Setelah hasil tangkapan dilepaskan dari mata pancing dilakukan pengukuran
berat dan panjang hasil tangkapan yang didapat. Pengukuran panjang dilakukan
dengan menggunakan meteran dan pengukuran berat dilakukan dengan menggunakan timbangan kue.
5.2 Hasil Tangkapan
Pada saat penelitian hasil tangkapan yang didapatkan adalah sebanyak 94 ekor yang didominasi oleh layur jenis meleu yaitu sebanyak 59 ekor dan layur jenis bedog
sebanyak 22 ekor serta hasil tangkapan sampingan berupa ikan geulang ruyu sebanyak 11 ekor dan ikan buntal sebanyak 2 ekor.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com