11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Bank Syariah
Menurut Undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Indonesia, dijelaskan bahwa bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah
BUS adalah bank syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sesuai dengan namanya maka prinsip yang digunakan oleh bank
syariah adalah prinsip hukum Islam berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah
pasal 1:2. Adapun asasnya adalah demokrasi ekonomi dengan prinsip kehati- hatian pasal 2, sedangkan pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan perbankan syariah
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia IAI, dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLKS, aktifitas perbankan
syariah berlandaskan pada paradigma dasar bahwa alam semesta diciptakan oleh Tuhan sebagai amanah kepercayaan Allah dan sarana kebahagiaan hidup bagi
seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual al falah.
Untuk itu transaksi syariah berdasarkan prinsip: persaudaraan ukhuwah, keadilan ‘adalah, kemaslahatan maslahah, keseimbangan tawazun dan
universal syumuliyah. Arifin 2003:11 mengemukakan bahwa aktifitas keuangan dan perbankan syariah dapat dipandang sebagai wahana bagi
masyarakat modern untuk membawa mereka paling tidak pelaksanaan dua ajaran yaitu:
a. Prinsip Al-Ta’awun, yaitu tolong-menolong, saling membantu dan
bekerjasama diantara sesama untuk kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah SWT: “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan
kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.
Q.S Al-Maidah: 2. b.
Prinsip menghindari Al-Ikhtinaz yaitu menahan uang dana dan membiarkannya menganggur idle dan tidak berputar dalam transaksi yang
bermanfaat bagi masyarakat umum. Firman Allah SWT dalam Alquran, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesama
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang belaku dengan suka sama suka diantara kamu”. Q.S. Annisa: 29.
Kedua ayat di atas, merupakan penentuan dasar pikiran dari pesan Alquran dalam bidang ekonomi perbankan syariah. Dari ayat-ayat tersebut dapat
dipahami bahwa kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama. Bank dan nasabah diposisikan sebagai mitra usaha dalam merealisasikan bisnis
sesuai dengan peran dan porsi masing-masing pihak, bukan sebagai kreditur- debitur. Dalam menjalin kerjasama antara bank dan nasabah harus didasarkan
kepada kepercayaan trust, sehingga pengelolaan usaha dan penggunaan dana oleh nasabah diyakini akan memberikan keuntungan kedua belah pihak
Maryanah, 2006:15.
2.2. Akad-akad dalam Perbankan Syariah