Analisis Statistik Deskriptif Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian No. Variabel Definisi Skala Pengukuran 1. Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Jumlah agregat nilai pembiayaan berbasis bagi hasil yang disalurkan oleh bank syariah Rasio Total pembiayaan bagi hasil yang disalurkan bank syariah 2. Deposito Mudharabah Simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan mendapat imbalan bagi hasil Rasio Besarnya deposito mudharabah yang dihimpun dari dalam negeri maupun luar negeri 3. Spread Bagi Hasil Pendapatan bank yang utama Rasio bagi hasil yang diterima bank syariahbagi hasil yang disalurkan bank syariah 4. Tingkat Bagi Hasil Rata-rata tingkat imbalan atas pembiayaan mudharabah dan musyarakah Rasio bagi hasil yang diterimatotal pembiayaan yang disalurkan bank syariah

3.4. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dapat menggunakan beberapa cara. Anatara lain adalah menggunakan distribusi frekuensi dan presentase, tendensi sentral dan dispersi. Distribusi frekuensi merupakan dasar bagi satatistik deskriptif dan menjadi prasayarat untuk membuat grafik serta untuk menggambarkan seperangkat data. Tendensi sentral adalah nilai rata-rata dari setiap distribusi data. Contoh bilangan dalam tendensi sentral adalah mean, median, dan modus. Dispersi adalah distribusi nilai dalam kaitannya dengan kategori-kategori khusus. Pengukuran variasi dalam dispersi diantaranya adalah range, mean,standar deviasi, dan disperse deviasi Sarwono, 2012.

3.5. Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik

3.5.1. Uji Normalitas Ghozali 2001:74, menyatakan bahwa uji normalitas adalah untuk menguji apakah model regresi, variabel independen, dan variabel dependennya memiliki distribusi data normal atau tidak normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak dapat menggunakan rasio skewness dan kurtosis. Rasio skewnessadalah nilai skewness dibagi dengan standard errorskewness. Sedangkan rasio kurtosisadalah nilai kurtosisdibagi dengan standard error kurtosis. Apabila rasio skewness dan kurtosis berada diantara -2 hingga +2 maka distribusi data adalah normal Santoso, 2000:53. 3.5.2. Uji Asumsi Klasik 3.5.2.1. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Ghozali, 2006:110. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin – Watson. Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya interceptkonstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen lihat table 3.1. Tabel 3.2. Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4-dl d 4 Tidak ada autokorelasi negative No decision 4-du ≤ d ≤ 4- dl Tidak ada autokkorelasi positif atau negative Tidak ditolak du d 4-du Sumber: Ghazali 2006 3.5.2.2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2001:69. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi variabel independen dengan nilai absolut residual. Uji heteroskedastisitas menggunakan uji Gleser dengan tingkat signifikansi α = 5. Jika hasilnya lebih besar dari t-signifikansi α = 5 maka tidak mengalami heteroskedastisitas. 3.5.2.3. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas Ghozali, 2001:57. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen = 0. Pengujian multikolinieritas dapat dilihat dari Tolerance Value atau Variance Inflation Factor VIF, sebagai berikut: a. Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut. b. Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut.

3.6. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh ROA, NPF, FDR, BOPO dan tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mudharabah: studi kasus pada BUS dan UUS di Indonesia periode 2010-2013

3 22 111

Analisis Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Jumlah Kantor Layanan, Inflasi, dan PDB terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

1 9 123

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

5 41 82

PENGARUH DEPOSITO MUDHARABAH, SPREAD BAGI HASIL, DAN TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi Hasil, Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil (Studi Empiris pada Bank Syariah di Indones

10 23 17

PENGARUH DEPOSITO MUDHARABAH, SPREAD BAGI HASIL, DAN TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi Hasil, Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil (Studi Empiris pada Bank Syariah di Indones

0 0 15

PENDAHULUAN Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi Hasil, Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil (Studi Empiris pada Bank Syariah di Indonesia).

0 2 9

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM TERHADAP JUMLAH Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syar

0 1 13

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 2 16

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 1 11

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 2