3.4.3 Teknik Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono 2009: 329 adalah catatan peristiwa yang sudah berlaku. Sedangkan dokumentasi menurut Esterberg dalam Sarosa, 2012:
61 adalah segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia. Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baik berbentuk catatan dalam
kertas hardcopy maupun elektronik softcopy. Dokumen dapat berupa buku, catatan harian, sejarah hidup, artikel media masa, manifesto, undang-undang,
notulen, blog, halaman web, foto, dan lain-lain. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi digunakan untuk menggali informasi tentang pertunjukan seni
tradisional Burok melalui arsip yang tersedia. Data dokumentasi yang menjadi perhatian adalah pertunjukan Burok dan
managemen pengelolaan kesenian Burok, tidak ada dokumen tertulis tentang penjelasan kesenian Burok di Desa Banjarlor, yang ada hanya berupa halaman
web tentang kesenian Burok secara umum dan foto serta video pertunjukan Burok “Nada Buana”. Data dokumen yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini
meliputi: foto- foto dan video pertunjukan kesenian Burok “Nada Buana” yang
diperoleh dari pimpinan kesenian Burok “Nada Buana” dan dokumen tentang lokasi penelitian yaitu berupa peta Desa Banjarlor dan data tingkat perkembangan
desa dan kelurahan.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Sugiyono 2009: 335 adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorgankisasikan data dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,
memilih data yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini yang utama adalah kata-kata dan tindakan orang yang diamati sumber tertulis, foto dan sebagainya.
Berdasarkan pada data yang telah dikelompokkan, maka langkah interpretasi dilaksanakan untuk menjawab apakah pertanyaan penelitian yang
ditetapkan dalam penelitian telah dapat dipecahkan dengan semestinya. Menurut Adshead dkk dalam Murgiyanto 2002:9-10, dalam bukunya Dance Analysis :
Teori and Practic, membagi proses analisis tari menjadi empat tahap yaitu sebagai berikut :
1. Mengenali dan mendeskripsikan komponen-komponen pertunjukan tari
seperti gerak, penari, aspek visual dan elemen-elemen auditif. Disini peneliti mencoba mengenali dan mendeskripsikam tentang bentuk, makna simbolis
dan nilai Islami kesenian Burok di Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes dengan melihat komponen-komponennya antara lain :
dilihat dari gerak, penari, aspek visual, aspek auditif dan makna yang ada
dalam bentuk burok.
2. Memahami hubungan antara komponen pertunjukan dalam perjalanan ruang
dan waktu, bentuk dan struktur koreografi. Peneliti disini mewawancarai ketua atau pimpinan kesenian Burok dan menanyakan bentuk, makna
simbolis dan nilai Islami kesenian Burok. Ruang dan waktu dalam
pertunjukan kesenian Burok yang mewujudkan sebuah gerak dan lamanya pertunjukan, yang terbentuk sebuah bentuk pertunjukan dengan struktur
koreografi yang sudah teratur.
3. Melakukan interpretasi berdasarkan konsep dan latar belakang sosial budaya,
konteks pertunjukan, gaya dan genre, tema isi tarian, dan interprestasi spesifik. Peneliti mencari data selengkap-lengkapnya dan mencoba
memahami seperti apa latar belakang sosial budaya masyarakat Desa Banjarlor, gaya dan ganre kesenian Burok “Nada Buana”, tema isi kesenian
Burok “Nada Buana dan konsep interpretasi spesifik.
4.
Melakukan evaluasi berdasarkan :
a. Nilai-nilai yang berlaku di dalam kebudayaan dan masyarakat pendukung
kesenian Burok;
b. Nilai-nilai khusus yang terkait dengan gaya dan genre, isi dan pesan pada
kesenian Burok;
c. Konsep-konsep spesifik kesenian Burok yang mencakup efektivitas
koreologi dan efektivitas pertunjukan.
3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data