lumping, Burok, Barongsai, boneka-boneka bedawang dan lainnya berjalan mengelilingi desa yang diikuti oleh para penonton atau masyarakat. Pemain
musik ada di bagian paling belakang yang bergerak diangkut oleh panggung berjalan yang ditarik dan didorong oleh anggota dan masyarakat.
3. Penutup Pertunjukan
Pada bagian ini menampilkan atraksi dan drama singkat, akan tetapi untuk drama singkat tidak selalu dipertunjukan karena melihat waktu, apabila waktunya
tidak cukup maka drama singkat tersebut tidak dipertunjukan. Drama singkat ini sudah 1 tahun jarang ditampilkan lagi. Drama singkat mengambil tema-tema
kehidupan yang bermaksud untuk memberi pesan baik kepada masyarakat
penonton.
3.1 Penampilan boneka Bedawang Gajah, Harimau dan Kuda dengan Cepot.
Pada adegan ini mempertunjukan matinya boneka bedawang, yang mana setelah itu muncul wujud hewan-hewan lain dari boneka Bedawang yang
disebut sebagai anakan. Perkelahian antara cepot dan anakan hewan pun berlanjut dengan atraksi yang pada akhirnya anakan itu mati semua, mat
dengan cara dipotonngnya kepala hewan-hewan tersebut yaang dilakukan oleh Cepot. Keluar anakan dari masing-masing hewan tersebut, anakan yang
keluar dari Harimau yaitu Monyet hitam dan Macan Kumbang orange, anakan yang keluar dari gajah yaitu Banteng merah dan Kelelawar putih,
anakan yang keluar dari Kuda yaitu Srigala Putih dan Kelelawar Hitam. Gerakan anakan hewan bepijak pada gerak akrobatik dan pencak silat
seperti permainan kaki, meloncat, meroda, dari atas tengkurap dan kembali ke
atas lagi, melompat dan jatuh dengan salah satu kaki lurus dan satu ditekuk kemudian langsung kembali berdiri. Kostum yang digunakan berwujud
hewan-hewan tersebut dengan topeng hewan-hewan tersebut, pemain yang ada di dalamnya tidak mengenakan riasan wajah dan mengenakan baju bebas,
karena akan tertutup oleh kostum. 3.2
Drama singkat, yang menggunakan tokoh pewayangan seperti Arjuna, Gatotkaca, Cepot, Buta Raksasa. Drama singkat ini mengambil cerita tentang
kehidupan manusia, dimana dalam dunia ini kebaikan akan selalu menang dan kejahatan akan musnah atas izin-Nya. Arjuna keluar dengan menari-nari
sesuai iringan musik, menggoyangkan tangan pinggul, melangkahkan kaki, dan menggoyangkan tangan dengan memegang sampur. Kostum Arjuna yaitu
dengan topeng Arjuna dan baju yang sama seperti penari Simbah Dancer. Gerakan berhenti dialog tunggal pun keluar dari Arjuna, disusul oleh
Gatotkaca dengan topeng Gatotkaca, berbaju hitam panjang dengan gambar bintang di bagian depan dan bercelana hitam panjang, menggunakan sayap
Gatotkaca dan Cepot dengan topeng Cepot berpakain hitam panjang dan celana panjang mengenakan sarung yang dikalungkan di bagian leher. Dialog
dilakukan oleh ketiga tokoh itu yang berisi nasihat Arjuna kepada Gatotkaca sebagai anaknya. Penampilan drama singkat didukung oleh iringan musik
ilustrasi, seperti suara keyboard, suling, kendang, gitar melodi, gitar bas, drum dan tamborin. Dialog menggunakan bahasa yang menyesuaikan daerah
saat pertunjukan misal bahasa Sunda, Jawa dan Indonesia.
Arjuna pun keluar dari area pertunjukan, masuklah Buta raksasa hijau dengan rambut hijau dan topeng buta raksasa, pakaian hitam panjang dan
celana panjang ke dalam area dan menantang Gatotkaca untuk berkelahai, gerakan pencak silat atau bela diri yang muncul pada bagian drama singkat
ini, seperti kuda-kuda, menghindar, memukul, menangkis menendang dan sebagainya. Kekuatan yang lemah dari buta raksasa hijau membuat Gatotkaca
mengalami kemenangan, akan tetapi masuklah Buta Raksasa merah dengan rambut merah dan menggunakan kostun Buta berwarna merah. Gatotkaca dan
Cepot pun melawan Buta Raksasa tersebut, akan tetapi terjadi suatu kekalahan pada Gatotkaca. Muncul Arjuna membela Gatotkaca dan akhirnya
semuanya bertarung yang dimenangkan oleh Arjuna dan Gatotkaca.
4.2.2.3 Aspek Pertunjukan