4.5 Pembahasan
4.5.1 Pengaruh Pemahaman peraturan perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak.
Hipotesis pertama yang diajukan pada penelitian ini adalah bahwa pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak. Artinya semakin seorang wajib pajak memiliki tingkat pemahaman peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak yang tinggi maka tingkat
kepatuhan wajib pajak akan tinggi. Hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut disebabkan wajib pajak pada wilayah Semarang Barat rata-rata memiliki pemahaman tentang perpajakan yang
baik sehingga dapat dikatakan tingkat kepatuhan wajib pajak menjadi tinggi. Diharapkan wajib pajak semakin meningkatkan pemahaman tentang peraturan
perpajakan yang berlaku sehingga dapat meningkatkan pembangunan negara melalu perpajakan. Dengan demikian hasil pengujian menerima hipotesis pertama
H1 Pada hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pemahaman tentang
peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut ditunjukan dari banyaknya responden yang setuju pada pernyataan terkait
pemahaman peraturan perpajakan. Hal tersebut dapat ditunjukan pada tabel 4.2 yang didominasi oleh kategori setuju dengan skor sebanyak 681 jawaban yang
merupakan skor tertinggi dan kategori sangat setuju dengan skor 260 jawaban. Sementara untuk kategori netral sebanyak 10 jawaban. Hasil terendah didominasi
kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju taitu sebanyak 23 jawaban dan hanya 2 jawaban. Dari hasil tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa wajib pajak
orang pribadi pada wilayah Semarang Barat telah memahami tentang peraturan perpajakan yang berlaku..
Hasil penelitian ini terkait dengan teori atribusi. Menurut Robbins 1996 dalam Jatmiko 2006 teori atribusi menyatakan bahwa bila individu-individu
mengamati perilaku seseorang, mereka mencoba untuk menentukan apakah itu ditimbulkan secara internal atau eksternal. Perilaku yang disebabkan secara
internal adalah perilaku yang diyakini berada di bawah kendali pribadi individu itu sendiri, sedangkan perilaku yang disebabkan secara eksternal adalah perilaku
yang dipengaruhi dari luar, artinya individu akan terpaksa berperilaku karena situasi.
Dalam kepatuhan wajib pajak terkait dengan sikap wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Persepsi seseorang untuk membuat
penilaian mengenai orang lain sangat dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal orang tersebut. Artinya seseorang akan patuh apabila kondisi internal
dari seseorang tersebut dalam keadaan baik. Dalam keadaan baik disini dimaksudkan dengan tingkat kesadaran seseorang yang tinggi sebagai wajib pajak
untuk melakukan kewajiban perpajakan dengan baik. Pada kondisi eksternal maka seseorang akan melihat pada perilaku orang lain untuk dijadikan pengalaman.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori pembelajaran sosial. Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Bandura 1986 dalam Jatmiko
2006. Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori belajar
perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada efek-efek dari isyarat- isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi dapat dikatakan
bahwa seseorang akan mengetahui teori dari peraturan perpajakan tetapi seseorang cenderung lebih banyak belajar langsung dari pengalaman yang ada tentang
pelaksanaa perpajakan. Seorang wajib pajak lebih banyak belajar tentang tata cara perpajakan, sanksi perpajakan, serta denda yang akan dikenakan apabila wajib
pajak yang bersangkutan melanggar peraturan perpajakan yang berlaku dari pengalaman seorang wajib pajak itu sendiri. Sehingga semakin wajib pajak
memahami tentang peraturan perpajakan serta sanksi-sanksi yang akan dikenakan maka akan semakin tinggi pula kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Ghony 2012 yang menyatakan bahwa pengetahuan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak daerah. Hal ini didukung dengan
adanya kemampuan wajib pajak dalam menghitung besar pajak yang ditanggung, sehingga wajib pajak daerah tidak merasa dirugikan.
4.5.2 Pengaruh Preferensi Risiko terhadap Kepatuhan Wajib Pajak