X Y
Moderating Gambar 2.1 Kerangka Bepikir
2.9 Perumusan Hipotesis
Teori Atribusi terkait pada penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh pemahaman peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan
wajib pajak sangat dipengaruhi dari kondisi internal maupun eksternal wajib pajak. Hal ini dikaitkan dengan pemahaman seseorang terhadap peraturan perpajakan
sebagai faktor internal dan pengalaman melihat perilaku orang lain sebagai faktor eksternal sehingga pemahaman seseorang tentang peraturan perpajakan akan
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Teori pembelajaran sosial juga dikatakan relevan untuk menjelaskan hubungan antara Pemahaman peraturan pajak oleh wajib
pajak terhadap kepatuhan wajib. Seorang wajib pajak akan taat membayar pajak, apabila wajib pajak mempunyai pemahaman tentang peraturan pajak dan memiliki
pengalaman yang cukup luas tentang perpajakan, sehingga dapat mematuhi apa yang terdapat pada sistem perpajakan seperti melaporkan spt, membayar pajak tepat
pada waktunya dan hasil pungutan pajaknya dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan. Oleh karena itu, apabila pemahaman seseorang tentang peraturan
Pemahaman tentang Peraturan Pajak
Preferensi Risiko Kepatuhan Wajib
Pajak
pajak tinggi maka wajib pajak tersebut akan taat membayar pajak dan kepatuhan wajib pajak di suatu negara akan meningkat.
Keputusan seorang wajib pajak dapat dipengaruhi oleh perilakunya terhadap risiko yang dihadapi. Preferensi risiko seseorang merupakan salah satu
komponen dari beberapa teori yang berhubungan dengan pengambil keputusan termasuk teori kepatuhan pajak seperti teori rasionalitas dan teori prospek. Dasar
teori yang digunakan preferensi risiko dalam mempengaruhi kepatuhan wajib pajak pajak adalah teori prospek. Penelitian dari Olabede 2011 menggunakan
teori prospek untuk meneliti pengaruh preferensi risiko terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hasil penelitian Olabede 2011 menunjukkan bahwa
preferensi risiko berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pibadi. Selain itu, penelitian yang dilakukan Hite McGill 1992 dalam
Aryobimo 2012 kemudian diperkuat oleh penelitian Alm Torgler 2006 yang mengungkapkan bahwa perilaku wajib pajak dalam menghadapi risiko tidak dapat
diartikan bahwa wajib pajak tersebut tidak akan memenuhi kewajiban pajaknya. Apabila seorang wajib pajak mempunyai tingkat preferensi risiko yang tinggi baik
risiko kesehatan, risiko keselamatan, risiko pekerjaan maka wajib pajak tersebut cenderung untuk lebih taat dalam membayar pajak, sedangkan apabila seorang
wajib pajak memiliki tingkat risiko yang rendah dalam kehidupan wajib pajak itu sendiri maka wajib pajak tersebut justru cenderung untuk lebih tidak taat dalam
membayar pajak.. Dari hal tersebut, maka rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
H1 = Pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
H2 = Preferensi Risiko berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak H3 = Preferensi Risiko berpengaruh positif terhadap hubungan antara
pemahaman wajib pajak tentang peraturan perpajakan dengan kepatuhan wajib pajak.
42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah seluruh elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan Sekaran, 2003:273. Populasi dalam penelitian ini adalah
WP OP yang ada wilayah Semarang Barat pajak yang terdaftar di KPP Pratama Semarang Barat berjumlah 72.475 wajib pajak. Wajib pajak ini terdiri dari wajib
pajak badan sebanyak 7.083, wajib pajak orang pribadi sebanyak 64.809 wajib pajak. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Arikunto,
2006:131. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi WP OP yang terdapat di daerah-daerah Semarang barat meliputi : WP
OP Ngaliyan, WP OP di Mangkang, WP OP di Gunungpati, WP OP di Sampangan, dan WP OP di Pamularsih. Lokasi pengambilan sampel berada di
wilayah Semarang Barat. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode Convenience Sampling atau sampel
yang mengambil secara acak dengan menghampiri setiap orang yang berada dalam lokasi yang sama. Pemilihan sampel ini dilakukan karena pertimbangan
kemudahan akses yang dapat dijangkau oleh peneliti
.
Berikut adalah tabel persebaran kuesioner pada setiap daerah di Semarang Barat :