2. Uji Mulitikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan besaran VIF
Variance Inflation Factor dan toleransi. Pedoman suatu model regresi yang bebas dari multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan
mempunyai nilai toleransi lebih besar dari 0,10. Uji multikolineritas pada penelitian ini adalah sebagai berikut
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
X Pemahaman .933
1.072 M Preferensi
.933 1.072
a. Dependent Variable: Y Kepatuhan
Sumber : Data SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa pada kolom VIF diketahui bahwa nilai VIF kedua variabel yaitu pemahaman peraturan perpajakan sebesar 1,072
dan preferensi risiko sebesar 1,072 menunjukkan lebih kecil dari 10. Kedua variabel penelitian ini juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas antar independen dalam model regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi
yang baik adalah homoskeastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Salah satu
cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot ZPRED dengan residualnya SRESID.
Pengujian heterokedastisitas pada penelitian ini menggunakan grafik scaterplots. Ada
pun hasilnya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan grafik scaterplots diatas bisa diketahui bahwa data dari penelitian yang dilakukan tidak mengandung heterokedastisitas karena titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Tabel 4.6 Uji Heteroskedastisitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
2.096 .198
10.583 .000
PemahamanX -.120
.206 -.062
-.581 .562
Preferensi M -.402
.206 -.207
-1.952 .054
a. Dependent Variable: Abs
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel independen dan variabel moderating lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model
regresi. Berikut adalah hasil uji autokorelasi
Tabel 4.7 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .746
a
.557 .542
2.91335 1.857
a. Predictors: Constant, Moderating, Pemahaman, Preferensi b. Dependent Variable: Y
Dari tabel 4.7 dapat disimpulkan nilai DW terletak antara dU dan 4-dU, dengan n = 93 dan variabel penjelas sebanyak 3 maka nilai dL dan dU sebesar
1,602 dan 1, 732. maka tidak terdapat autokorelasi.
4.4 Pengujian Hipotesis