Isolasi Minyak Atsiri Identifikasi Tumbuhan KarakterisasiMinyak Atsiri Penentuan Indeks Bias Dan Bobot Jenis Minyak Atsiri Hasil Isolasi

24 didinginkan dan ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang dikeringkan Depkes RI, 1980.

3.3.8 Penetapan kadar minyak atsiri

Penetapan kadar minyak atsiri dilakukan dengan menggunakan alat Stahl. Caranya : sebanyak 15 gram daun sirih hutan dimasukkan dalam labu alas bulat berleher pendek, ditambahkan air suling sebanyak 300 ml, labu diletakkan di atas pemanas air. Hubungkan labu dengan pendingin dan alat penampung berskala, buret diisi air sampai penuh, ditambahkan 0,2ml xilena sehingga membentuk lapisan terpisah dengan air, selanjutnya dilakukan destilasi. Setelah penyulingan selesai, biarkan tidak kurang dari 15 menit, catat volume minyak atsiri pada buret. Hitung kadar minyak atsiri dalam vb Depkes RI, 1995.

3.4 Isolasi Minyak Atsiri

Isolasi minyak atsiri dilakukan dengan metode penyulingan air water distillation. Caranya : sebanyak 100 gramsimplisia dimasukkan kedalam labu alas bulat berleher panjang 2 L ditambahkan air suling sampai sampel terendam,kemudian dirangkai alat destilasi air. Destilasi dilakukan selama 4-5 jam. Minyak atsiri yang diperoleh ditampung dalam corong pisah, setelah itu dipisahkan antara minyak dan air,kemudian minyak atsiri yang diperoleh ditambahkan natrium sulfat anhidrat, dikocok dan didiamkan selama 1 hari. Minyak atsiri dipipet dan disimpan dalam botol berwarna gelap. Minyak yang diperoleh kemudian dianalisis dengan GC-MS. Universitas Sumatera Utara 25 3.5 Karakterisasi Minyak Atsiri 3.5.1 Penentuan indeks bias Penentuan indeks bias dilakukan dengan menggunakan alat Refraktometer Abbe. Caranya : alat Refraktometer Abbe dihidupkan. Prisma atas dan prisma bawah dipisahkan dengan membuka klem dan dibersihkan dengan mengoleskan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol dan dikeringkan. Cuplikan minyak diteteskan ke prisma bawah lalu ditutup. Melalui teleskop dapat dilihat adanya bidang terang dan bidang gelap lalu skrup pemutar prisma diputar sedemikian rupa, sehingga bidang terang dan gelap terbagi atas dua bagian yang sama secara vertikal. Dengan melihat skala dapat dibaca indeks biasnya.

3.5.2 Penentuan bobot jenis Penentuan bobot jenis ditentukan dengan alat piknometer.

Caranya : piknometer kosong ditimbang dengan seksama. Piknometer kosong diisi dengan air suling lalu ditimbang dengan seksama,kemudian piknometer dikosongkan dan dibilas beberapa kali dengan alkohol kemudian dikeringkan dengan bantuan hair dryer. Piknometer diisi minyak selanjutnya dilakukan seperti pengerjaan pada air suling. Hasil bobot minyak atsiri yang diperoleh dengan mengurangkan bobot piknometer yang diisi minyak atsiri dengan bobot piknometer kosong. Bobot jenis minyak atsiri adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot minyak atsiri dengan bobot air suling dalam piknometer, kecuali dinyatakan lain dalam monografi keduanya ditetapkan pada suhu 25 º C Depkes RI, 1995. Universitas Sumatera Utara 26

3.5.3 Analisis komponen minyak atsiri

Penentuan komponen minyak atsiri daun sirih hutan yang segar dan simplisia dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU dengan menggunakan seperangkat alat Gas Chromatography-Mass Spectrometer GC- MS model Shimadzu QP 2010S. Kondisi analisis GC adalah jenis kolom kapiler Rtx-1 MS, panjang kolom 30 m, diameter kolom dalam 0,25 mm, suhu injektor 270 º C, gas pembawa He dengan laju alir 0,5 mlmenit. Suhu kolom terprogram temperature programmed dengan suhu awal 60 º C selama 5 menit, lalu dinaikkan perlahan-lahan dengan laju kenaikan 5,0 º Cmenit sampai suhu akhir 280 º C yang dipertahankan selama 10 menit. Cara identifikasi komponen minyak atsiri adalah dengan membandingkan spektrum massa dari komponen minyak atsiri yang diperoleh unknown dengan spektrum massa dalam data library yang memiliki tingkat kemiripan similarity index tertinggi 90. Universitas Sumatera Utara 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di “Herbarium Bogoriense” Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor terhadap daun sirih hutan yang diteliti adalah jenis Piper caducibracteum C.DC dari suku Piperaceae.

4.2 Hasil Pemeriksaan Makroskopik Simplisia dan Mikroskopik Serbuk SimplisiaDaun Sirih Hutan.

4.2.1 Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia

Pemeriksaan makroskopik simplisia daun sirih hutanmenunjukkan simplisia berupa daun berbentuk bulat telur sampai lonjong, berwarna coklat kehijauan, ujung runcing, ukuran panjang 15 cm dan lebar 3 cm. Gambar hasil pemeriksaan makroskopik simplisia dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 62.

4.2.2 Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia

Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia adalah terdapatnya fragmen-fragmen denganstomata anomositik, kelenjar minyak atsiri, rambut penutup tipe multiseluler, sel-sel minyak dan berkas pembuluh xylem dengan penebalan dinding bentuk spiral. Gambar hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 63.

4.2.3 Hasil karakterisasi simplisia

Hasil karakterisasi simplisia daun sirih hutan yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah. Universitas Sumatera Utara 28 Tabel 3.1 Hasil karakterisasi simplisia daun sirih hutan No. Pemeriksaan Karakteristik Simplisia Kadar Yang Diperoleh Persyaratan MMI Daun Sirih Biasa 1. kadar air 8,98 Tidak lebih dari 10 2. kadar sari yang larut dalam air 12,16 Tidak kurang dari 14 3. kadar sari yang larut dalam etanol 3,15 Tidak kurang dari 4,5 4. kadar abu total 9,4 Tidak lebih dari 14 5. kadar abu yang tidak larut dalam asam 5,5 Tidak lebih dari 7 Hasil perhitungan kadar air simplisia daun sirih hutan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 67.Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia daun sirih hutan yaitu, kadar air sirih hutan 8,98, sirih biasa tidak lebih dari 10, kadar abu total sirih hutan 9,4, sirih biasa tidak lebih dari 14, kadar abu tidak larut asam sirih hutan 5,5, sirih biasa tidak lebih dari 7, kadar sari larut dalam air sirih hutan 12,16, sirih biasa tidak kurang dari 14, kadar sari larut dalam etanol sirih hutan 3,15, sirih biasa tidak kurang dari 4,5, kadar minyak atsiri sirih hutan simplisia 1,23, kadar minyak atsiri sirih hutan daun segar 1,09, sirih biasa berkisar 0,9-1,2.Kadar yang diperoleh dari hasil karakterisasi simplisia dari daun sirih hutan tersebut memenuhi syarat sesuai dengan standar Materia Medika Indonesia MMI edisi IV sehingga simplisia dapat digunakan sebagai bahan penelitian.Hasil penelitian diperoleh kadar air simplisia daun sirih hutan adalah 8,98, hasil penelitian ini telah memenuhi persyaratan MMI, dengan kadar air tidak lebih dari 10, Depkes RI, 1989.Kadar air dalam simplisia menunjukkan jumlah air yang terkandung dalam Universitas Sumatera Utara 29 simplisia yang digunakan, dari hasil penelitian diperoleh kadar air simplisia daun sirih hutan 8,98. Kadar air simplisia berhubungan denganupaya agar mutu simplisia terjaga baik tidak ditumbuhi jamur. Apabila simplisia yang diinginkan tidak cukup kering maka kemungkinan akan terjadi pertumbuhan jamur dan jasad renik lainnya BPOM RI, 2005. Penetapan kadar sari dilakukan 2 pengujian yaitu kadar sari larut dalam etanol dan air. Penetapan kadar sari simplisia menyatakan jumlah zat yang tersari dalam air dan dalam etanol. Kadar sari yang larut dalam air dari simplisia daun sirih hutan di peroleh lebih besar yaitu 12,16 dari pada kadar sari yang larut dalam etanol 3,15, hal ini berarti senyawa kimia yang tersari dalam air lebih besar daripada yang tersari dalam etanol. Penetapan kadar sari yang larut dalam air dan dalam etanol dilakukan untuk mengetahui jumlah senyawa yang dapat tersari dalam air dan etanol dari suatu simplisia. Senyawa yang bersifat polar atau larut dalam air akan tersari oleh air sedangkan senyawa-senyawa yang larut dalam etanol akan tersari oleh etanol. Penetapan kadar abu dimaksudkan untuk mengetahui kandungan mineral internal yang terdapat didalam simplisia yang diteliti serta senyawa organik yang tersisa selama pembakaran. Abu terbagi dua, yang pertama abu fisiologis adalah abu yang berasal dari jaringan tumbuhan itu sendiri dan abu non fisiologis adalah sisa setelah pembakaran yang berasal dari bahan-bahan dari luar seperti pasir dan tanah yang terdapat pada permukaan simplisia Depkes RI,1980. Penetapan kadar minyak atsiri dengan menggunakan alat Stahl diketahui bahwa minyak atsiri sirih hutan simplisia 1,23 , minyak atsiri sirih hutan daun segar 1,09, sementara pada daun sirih biasa berkisar antara 0,9-1,2, dari hasil Universitas Sumatera Utara 30 ini diketahui bahwa minyak atsiri lebih banyak terdapat pada daun sirih hutan dibandingkan daun sirih biasa. Hal ini terjadi karena faktor lingkungan dimana daun sirih hutan diperoleh dari hutan, sehingga faktor tersebut mempengaruhi hasil metabolit yang diperoleh salah satunya adalah kadar minyak atsiri.

4.3 KarakterisasiMinyak Atsiri

Hasil karakterisasi minyak atsiri yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah ini. Tabel 3.2 Hasil penetapan kadar minyak atsiri dari daun segar dan simplisia No. Sampel Kadar Minyak Atsiri vb 1. Daun Segar 1,09 2. Simplisia 1,23 Minyak atsiri yang di peroleh dengan menggunakan alat Stahl pada daun sirih hutan simplisia 1,23 vb, dan daun sirih hutan yang segar 1,09 vb, dari hasil diketahui bahwa minyak atsiri lebih banyak terdapat pada simplisia daripada daun segar, disebabkan karena daun segar masih mengandung air sehingga mempengaruhi hasil perhitungan kadar persentase minyak atsiri.

4.4 Penentuan Indeks Bias Dan Bobot Jenis Minyak Atsiri Hasil Isolasi

Hasil penentuan indeks bias dan bobot jenis minyak atsiri dapat dilihat pada Tabel 3.3 dibawah ini. Hasil penentuan angka indeks bias minyak atsiri dari daun sirih hutan segar dan simplisia yaitu 1,51797. Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di udara dengan kecepatan cahaya di dalam zat tersebut pada suhu tertentu. Universitas Sumatera Utara 31 Tabel 3.3 Hasil penentuan indeks bias dan bobot jenis minyak atsiri hasil isolasi. No. Sampel Indeks Bias Bobot Jenis 1. Simplisia 1,51797 1,0869 2. Daun Segar 1,51797 1,0867 Menurut Gunther, nilai indeks bias dapat dipengaruhi salah satunya oleh adanya air dalam kandungan minyak atsiri, semakin banyak kandungan air, maka semakin kecil nilai indeks biasnya. Ini karena sifat dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang Armando, 2009. Bobot jenis merupakan perbandingan dari suatu volume minyak atsiri dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Dari data yang diperoleh diketahui nilai bobot jenis minyak atsiri daun segar dan simplisia hampir tidak ada bedanya disebabkan komponen kimia yang terkandung dalam minyak tersebut. Bobot jenis adalah salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri. Nilai bobot jenis minyak berkisar 0,696-1,188 dan umumnya lebih kecil dari 1,000 Guenther, 1987. 4.5 Analisis Dengan GC-MS 4.5.1 Analisis komponen minyak atsiri dari daun sirih hutan segar

Dokumen yang terkait

Formulasi Tablet Hisap Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Secara Granulasi Basah

3 53 89

Uji Efektivitas Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Sebagai Penurun Kadar Kolesterol Pada Serum Darah Marmot (Cavia Cobaya)

0 60 72

Aktivitas Antioksidan Komponen Minyak Atsiri Bahan Segar Dan Ekstrak Etanol Dari Ampas Rimpang Jahe Gajah Serta Aplikasi Terhadap Daging Ikan Nila

3 49 97

Aktivitas Antioksidan Komponen Minyak Atsiri Bahan Segar Dan Ekstrak Etanol Dari Ampas Rimpang Jahe Gajah Serta Aplikasi Terhadap Daging Ikan Nila

1 51 97

Skrining Fitokimia dan Isolasi Senyawa Flavonoid Dari Daun Sirih Merah (Piper porphyrophllum N.E.Br.)

3 52 146

Analisa Komponen Kimia Minyak Atsiri Dan Uji Pestisida Nabati Hasil Isolasi Daun Sirih Hutan (Piper aduncum L) Pada Larva Lalat Buah (Bactrocela carambolae) Jambu Biji

6 56 80

AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) DAN MINYAK ATSIRI Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) dan Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi (Cymbopogon Nardus (L.) Rendle) Asal

0 3 12

Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Daun Sirih Hutan (Piper crocatum Ruiz & Pav) Yang Segar Dan Simplisia Secara Gas Chromatography-Mass Spectrometry

0 0 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sirih - Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Daun Sirih Hutan (Piper crocatum Ruiz & Pav) Yang Segar Dan Simplisia Secara Gas Chromatography-Mass Spectrometry

0 0 15

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN ISOLASI SERTA ANALISIS KOMPONEN MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH HUTAN (Piper crocatum Ruiz Pav) YANG SEGAR DAN SIMPLISIA SECARA GAS CROMATOGRAPHY-MASS SPECTROPHOTOMETRY

0 1 17