Gas pembawa Sistem injeksi Kolom

14 dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda dimana interaksi komponen sampel dengan fase diam dengan waktu yang paling singkat akan keluar pertama dari kolom dan yang paling lama akan keluar paling akhir Eaton, 1989. Waktu yang menunjukkan berapa lama suatu senyawa tertahan di kolom disebut waktu tambat waktu retensi, retention time, Rt yang diukur mulai saat penyuntikan sampel sampai saat elusi terjadi dihasilkan puncak atau peak Gritter, et al, 1991. Menurut Eaton 1989, hal yang mempengaruhi waktu retensi Rt yaitu : 1. Sifat senyawa sampel, semakin sama kepolaran molekul sampel dengan fasa diam adsorben dan makin kurang keatsiriannya maka akan tertahan lebih lama di kolom dan sebaliknya. 2. Temperatur kolom, semakin rendah temperatur maka kompenen sampel semakin lama tertahan dalam kolom sehingga harga Rt semakin besar dan sebaliknya. 3. Aliran gas pembawa, semakin lemah aliran gas maka komponen sampel semakin lama tertahan dalam kolom dan sebaliknya. 4. Panjang kolom, semakin panjang kolom akan menahan komponen sampel lebih lama dan sebaliknya. Bagian utama dari kromatografi gas adalah gas pembawa, sistem injeksi, kolom, fase diam, suhu, dan detektor.

2.4.1 Gas pembawa

Gas pembawa harus memenuhi persyaratan antara lain harus inert, murni, dan mudah diperoleh. Pemilihan gas pembawa tergantung pada detektor yang di pakai. Gas pembawa ini harus tidak reaktif, dapat dibeli dalam keadaan murni Universitas Sumatera Utara 15 dan kering yang dapat dikemas dalam tangki bertekanan tinggi. Gas pemabawa yang sering dipakai adalah Helium He, Argon Ar, Nitrogen N 2 , Hidrogen H 2 , dan Karbon dioksida CO 2 Agusta, 2000.

2.4.2 Sistem injeksi

Sampel dimasukkan ke dalam ruang suntik melalui gerbang suntik injection port, biasanya berupa lubang yang ditutupi dengan septum atau pemisah karet rubber septum.Ruang suntik harus dipanaskan tersendiri, terpisah dari kolom, dan biasanya pada suhu 10-15°C lebih tinggi dari suhu kolom.Jadi seluruh sampel diuapkan segera setelah disuntikkan dan dibawa ke kolom Gritter, et al, 1991.

2.4.3 Kolom

Kolom dapat dibuat dari tembaga, baja nirkarat stainless steel, aluminium, dan kaca yang berbentuk lurus, lengkung, atau melingkar. Ada dua macam kolom, yaitu kolom kemas dan kolom kapiler McNair dan Bonelli, 1988. Kolom kemas adalah pipa yang terbuat dari logam, kaca atau plastik yang berisi penyangga padat support material yang inert. Fase diam, baik berwujud padat maupun cair, diserap atau terikat secara kimia pada permukaan penyangga padat tersebut. Kolom kemas packed column mempunyai diameter 0,5 cm dan panjang 5-10 m Agusta, 2000. Kolom kapiler kini lebih banyak digunakan untuk menganalisis komponen minyak atsiri. Hal ini disebabkan oleh keunggulankolom tersebut yang memberikan hasil analisis dengan daya pisah yang tinggi dan sekaligus memilki sensitivitas yang tinggi. Bahan kolom biasanya dari gelas, baja tahan karat atau silika. Fase diam bersifat sebagai cairan berupa lapisan film dilapiskan pada dinding kolom bagian dalam. Keuntungan kolom kapiler adalah jumlah sampel Universitas Sumatera Utara 16 yang dibutuhkan sedikit dan pemisahan lebih sempurna. Kolom kapiler biasanya mempunyai diameter 0,1 mm dan panjang mencapai 30 m Agusta, 2000.

2.4.4 Fase diam

Dokumen yang terkait

Formulasi Tablet Hisap Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Secara Granulasi Basah

3 53 89

Uji Efektivitas Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Sebagai Penurun Kadar Kolesterol Pada Serum Darah Marmot (Cavia Cobaya)

0 60 72

Aktivitas Antioksidan Komponen Minyak Atsiri Bahan Segar Dan Ekstrak Etanol Dari Ampas Rimpang Jahe Gajah Serta Aplikasi Terhadap Daging Ikan Nila

3 49 97

Aktivitas Antioksidan Komponen Minyak Atsiri Bahan Segar Dan Ekstrak Etanol Dari Ampas Rimpang Jahe Gajah Serta Aplikasi Terhadap Daging Ikan Nila

1 51 97

Skrining Fitokimia dan Isolasi Senyawa Flavonoid Dari Daun Sirih Merah (Piper porphyrophllum N.E.Br.)

3 52 146

Analisa Komponen Kimia Minyak Atsiri Dan Uji Pestisida Nabati Hasil Isolasi Daun Sirih Hutan (Piper aduncum L) Pada Larva Lalat Buah (Bactrocela carambolae) Jambu Biji

6 56 80

AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) DAN MINYAK ATSIRI Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) dan Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi (Cymbopogon Nardus (L.) Rendle) Asal

0 3 12

Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Daun Sirih Hutan (Piper crocatum Ruiz & Pav) Yang Segar Dan Simplisia Secara Gas Chromatography-Mass Spectrometry

0 0 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sirih - Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Daun Sirih Hutan (Piper crocatum Ruiz & Pav) Yang Segar Dan Simplisia Secara Gas Chromatography-Mass Spectrometry

0 0 15

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN ISOLASI SERTA ANALISIS KOMPONEN MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH HUTAN (Piper crocatum Ruiz Pav) YANG SEGAR DAN SIMPLISIA SECARA GAS CROMATOGRAPHY-MASS SPECTROPHOTOMETRY

0 1 17