21
3.2.1 Pengambilan bahan tumbuhan
Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposif, tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Sampel diperoleh
dari hutan PLTA Koto Panjang, Desa Rantau Berangin Kecamatan Bangkinang Barat, Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
3.2.2 Identifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan di “Herbarium Bogoriense” Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor.
3.2.3 Pengolahan bahan tumbuhan
Daun sirih hutan dibersihkan dari kotoran yang melekat, lalu dicuci dengan air sampai bersih, ditiriskan, lalu ditimbang 7 kg. Sebagian daun sirih
hutan digunakan untuk isolasi minyak atsiri sampel segar sedangkan sebagian lagi dikeringkan menjadi simplisia. Untuk dijadikan simplisia, sampel dikeringkan di
dalam lemari pengering pada suhu tidak lebih dari 40
º
C sampai daun rapuh bisa dipatahkan kemudian ditimbang 3 kg.
3.3 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia 3.3.1 Pemeriksaan makroskopik simplisia
Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan mengamati bentukrupa, warna, ukuran, bau dari simplisia daun sirih hutan.
3.3.2 Pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia
Pemeriksaan mikroskopik terhadap serbuk simplisia daun sirih hutan, dilakukan dengan menaburkan serbuk diatas kaca objek yang telah ditetesi
Universitas Sumatera Utara
22 denganlarutan kloralhidrat jenuh dan ditutup dengan kaca penutup, kemudian
diamati dibawah mikroskop untuk melihat fragmen-fragmen spesifik.
3.3.3 Penetapan kadar air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode azeotropi sebagai berikut: A.
Penjenuhan toluen Sebanyak 200 ml toluen dimasukkan ke dalam labu alas bulat, lalu
ditambahkan 2 ml air suling kemudian alat dipasang, dan didestilasi selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama ± 30 menit, kemudian volume
air dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. B.
Penetapan kadar air simplisia Labu berisi toluen tersebut dimasukkan 5 gram serbuk simplisia yang telah
ditimbang seksama, labu dipanaskan hati-hati selama 15 menit,setelah toluen mendidih, kecepatan toluen diatur 2 tetes per detik sampai sebagian besar air
terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes per detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen.
Destilasi dilanjutkan sampai 5 menit, tabung penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan
ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kadar air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa, kadar air dihitung dalam persen
WHO, 1998.
3.3.4 Penetapan kadar sari larut air
Sebanyak 5 gram serbuk simplisia, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1 liter dalam labu
bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan
Universitas Sumatera Utara
23 selama 18 jam, kemudian disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan
sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105
o
C, kadar dalam persen sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan Depkes RI, 2008.
3.3.5 Penetapan kadar sari larut etanol