Nilai ri terbesar terdapat pada sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 2,58. Hal ini dikarenakan tingkat pertumbuhan sektor tersebut paling
besar bila dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, sedangkan nilai ri terkecil terdapat pada sektor jasa-jasa yaitu sebesar 0,13.
5.3. Analisis Komponen Wilayah di Provinsi Lampung tahun 1993-2003
Pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Provinsi Lampung dipengaruhi tiga komponen pertumbuhan wilayah. Ketiga komponen
pertumbuhan wilayah tersebut yaitu pertumbuhan nasional PN, pertumbuhan proporsional PP, dan pertumbuhan pangsa wilayah PPW.
Tabel 5.4. Analisis Shift Share Menurut Sektor Perekonomian di Provinsi Lampung Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Nasional, Tahun
1993-2003
PN
i j
Sektor Perekonomian milyar rupiah
Persen
Pertanian 720,52
36,14 Pertambangan dan penggalian
28,74 36,14
Industri pengolahan 280,96
36,14 Listrik,gas dan air bersih
9,44 36,14
Bangunankonstruksi 130,18
36,14 Perdagangan,hotel dan restoran
309,8 36,14
Pengangkutan dan komunikasi 145,49
36,14 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
104,31 36,14
Jasa-jasa 225,92
36,14 Total
1.955,37 36,14
Sumber: BPS Provinsi Lampung Tahun 1993 dan 2003 diolah.
Pengaruh pertumbuhan nasional menjelaskan perubahan kebijakan ekonomi nasional yang mempengaruhi perekonomian semua sektor di Provinsi
Lampung. Sehingga persentase komponen PN sama dengan persentase laju pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu sebesar 36,14 persen Tabel 5.4.
Artinya
jika ditinjau secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi nasional tahun 1993-2003 telah mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Lampung sebesar Rp. 1.955,37
milyar 36,14 persen. Pada Tabel 5.4, secara sektoral peningkatan kontribusi terbesar terdapat
pada sektor pertanian yaitu sebesar Rp. 720,52 milyar. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan nasional,
yang berarti bahwa apabila terjadi perubahan kebijakan tingkat nasional, maka kontribusi sektor pertanian beserta subsektornya akan mengalami perubahan.
Kebijakan yang mempengaruhi sektor tersebut antara lain pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan mengenai ketahanan pangan pada tahun 2002 melalui
subsidi pupuk yang secara langsung menyebabkan penurunan biaya produksi untuk pertanian yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kontribusi terhadap
sektor pertanian. Hal ini menjelaskan bahwa kebijakan ekonomi nasional sangat mempengaruhi besar kecilnya kontribusi terhadap sektor pertanian.
Sektor ekonomi dengan peningkatan kontribusi PN terkecil adalah sektor listrik, gas, dan air bersih yaitu sebesar Rp. 9,44 milyar. Hal ini berarti jika terjadi
perubahan kebijakan nasional maka tidak terlalu mempengaruhi sektor listrik, gas, dan air bersih.
Komponen pertumbuhan proporsional sebagai pengaruh kedua menjelaskan perbedaan kenaikan PDB tingkat nasional dengan PDRB tingkat
provinsi. Persentase komponen PP untuk semua sektor sama besar yang membedakan adalah kontribusinya. Secara keseluruhan pertumb uhan
proporsional mengakibatkan penurunan PDRB Provinsi Lampung sebesar Rp. 199,8 milyar -3,69 persen.
Tabel 5.5. Analisis Shift Share Menurut Sektor Perekonomian di Provinsi Lampung Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proporsional, Tahun
1993-2003
PPij Sektor Perekonomian
milyar rupiah Persen
Pertanian -256,96
-12,89 Pertambangan dan penggalian
-5,35 -6,73
Indusri pengolahan 187,38
24,1 Listrik, gas, dan air bersih
27,66 105,9
Bangunankonstruksi -52,78
-14,65 Perdagangan,hotel dan restoran
-68,06 -7,94
Pengangkutan dan komunikasi 100,85
25,05 Keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan. -58,37
-20,22 Jasa-jasa
-74,17 -11,87
Total -199,8
-3,69
Sumber: BPS Provinsi Lampung Tahun 1993 dan 2003 diolah.
Kontribusi sektor-sektor ekono mi Provinsi Lampung berdasarkan komponen pertumbuhan proporsional, ada yang memberikan kontribusi positif
dan ada juga yang memberikan kontribusi negatif terhadap PDRB Provinsi Lampung. Sektor yang memiliki persentase PP yang bernilai positif PP 0 yait u
sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor pengangkutan dan komunikasi, maka ketiga sektor tersebut memiliki laju
pertumbuhan yang cepat. Sektor yang mengalami penurunan kontribusi terhadap PDRB Provinsi
Lampung adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunankonstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lambat.
Sektor yang memiliki nilai PP terbesar adalah sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 25,05 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor
pengangkutan dan komunikasi mempunyai laju pertumbuhan yang cepat, dan sektor ini sangat berpotensi untuk dikembangkan di Provinsi Lampung.
Sedangkan sektor yang memiliki nilai PP terkecil adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar -20,22 persen.
Tabel 5.6. Analisis Shift Share Menurut Sektor Perekonomian di Provinsi Lampung Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah,
Tahun 1993-2003
PPW
i j
Sektor Perekonomian milyar rupiah
Persen
Pertanian 454,54
22,8 Pertambangan dan penggalian
182,15 229
Industri pengolahan -160,91
-20,7 Listrik, gas, dan air bersih
26,50 101,5
Bangunankonstruksi 158,59
44,02 Perdagangan,hotel dan restoran
122,44 14,28
Pengangkutan dan komunikasi 154,83
38,46 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
230,30 79,79
Jasa-jasa -70,62
-11,3 Total
1.097,82 20,29
Sumber: BPS Provinsi Lampung Tahun 1993 dan 2003 diolah.
Pada Tabel 5.6, hampir semua sektor ekonomi mempunyai daya saing yang baik PPW
ij
0 dibandingkan dengan sektor ekonomi di provinsi lain, kecuali sektor industri pengolahan, dan sektor jasa-jasa yang memiliki nilai PPW
ij
0, ini berarti sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa memiliki daya saing yang kurang baik jika dibandingkan dengan sektor yang sama di provinsi lain.
5.4. Pergeseran Bersih dan Profil Pertumbuhan Sektor-sektor Perekonomian di Provinsi Lampung.