III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan untuk menganalisis struktur ekonomi dan mengidentifikasi sektor-sektor unggulan di Provinsi Lampung adalah data
sekunder berupa PDRB Provinsi Lampung atas dasar harga konstan 1993 antara tahun 1993-2003 dan PDB nasional atas dasar harga konstan 1993 pada tahun
yang sama. Penggunaan tahun dasar 1993 dan tahun akhir 2003 pada penelitian ini karena perubahan struktur ekonomi secara umum dapat terlihat pada satu dekade
atau kurun waktu kurang lebih sepuluh tahun. Data diperoleh dari BPS Provinsi Lampung, BPS Pusat, dan instans i terkait lainnya dalam penelitian.
3.2. Metode Analisis Data 3.2.1. Analisis
Shift Share S-S
Berdasarkan Budiharsono 2001, perhitungan dengan menggunakan metode analisis S-S yaitu: andaikata dalam suatu negara terdapat m
daerahwilayahprovinsi j=1,2,3…m dan n sektor i=1,2,3...n maka perubahan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Perubahan PDRB dirumuskan sebagai berikut: ? Y
ij
=
ij ij
Y Y
−
,
Dimana : ? Y
ij
= perubahan PDRB sektor i di wilayah j
, ij
Y = PDRB dari sektor i di wilayah j pada tahun akhir analisis
Y
ij
= PDRB dari sektor i di wilayah j pada tahun dasar analisis 2. Rumus persentase perubahan PDRB yaitu:
100
,
x Y
Y Y
Y
ij ij
ij ij
− =
∆
3. Menghitung Rasio PDRB, yang terbagi dalam tiga rasio •
ri =
ij ij
ij
Y Y
Y −
,
Dimana : ri
= rasio PDRB sektor i pada wilayah provinsi
, ij
Y = PDRB pada sektor i pada wilayah j pada tahun akhir analisis
Y
ij
= PDRB dari sektor i pada wilayah j pada tahun dasar analisis •
Ri = .
. .
, i
i i
Y Y
Y −
Dimana : Ri
= Rasio PDB nasional dari sektor i
.
, i
Y
= PDB nasional dari sektor i pada tahun akhir analisis .
i
Y = PDB nasional dari sektor i pada tahun awal analisis
• Ra =
.. ..
..
,
Y Y
Y −
Dimana : Ra
= rasio PDB nasional Y’..
= PDB nasional pada tahun akhir analisis Y..
= PDB nasional pada tahun dasar analisis
4. Menghitung komponen pertumbuhan wilayah •
PN PN
ij
= RaY
ij
Dimana : PN
ij
= komponen pertumbuhan nasional sektor i untuk wilayah j Y
ij
= PDRB dari sektor i pada wilayah j pada tahun dasar analisis •
PP PP
ij
= Ri-RaY
ij
Dimana : PP
ij
= komponen pertumbuhan proporsional sektor i untuk wilayah j Y
ij
= indikator kegiatan ekonomi dari sektor i pada wilayah j pada tahun dasar analisis
Apabila: PP
ij
0, menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah j pertumbuhannya lambat PP
ij
0, menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah j pertumbuhannya cepat •
PPW PPW
ij
= ri – RiY
ij
Dimana : PPW
ij
= komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i untuk wilyah j Y
ij
= PDRB dari sektor i pada wilayah j pada tahun dasar analisis Apabila:
PPW
ij
0, berarti sektorwilayah j mempunyai daya saing yang baik dibandingkan dengan sektorwilayah lainnya untuk sektor i
PPW
ij
0, berarti sektor i pada wilayah j tidak dapat bersaing dengan baik apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya
5. Adapun perubahan dalam PDRB sektor i pada wilayah ke j dirumuskan sebagai berikut :
? Y
ij
= PN
ij
+ PP
ij
+ PPW
ij
1 ? Y
ij
= Y’
ij
- Yij 2
Rumus ketiga komponen pertumbuhan wilayah adalah: PN
ij
= Y
ij
Ra 3
PP
ij
= Y
ij
Ri – Ra 4
PPW
ij
= Y
ij
ri –Ri 5
Apabila persamaan 2, 3, 4, dan 5 disubtitusikan ke persamaan 1, maka didapat:
Y
ij
= PN
ij
+ PP
ij
+ PPW
ij
Y’
ij
– Y
ij
= Y’
ij
– Y
ij
+ Y
ij
Ri – Ra + Y
ij
ri – Ri Persentase ketiga pertumbuhan wilayah dapat dirumuskan :
PN
ij
=Ra PP
ij
= Ri – Ra PPW
ij
= ri – Ra atau
PN
ij
= PN
ij
Y
ij
x100 PP
ij
= PP
ij
Y
ij
x 100 PPW
ij
= PPW
ij
Y
ij
x 100
6. Mengevaluasi profil pertumbuhan sektor perekonomian Analisis profil pertumbuhan PDRB bertujuan untuk mengidentifikasi
pertumbuhan PDRB sektor ekonomi di suatu wilayah pada kurun waktu yang ditentukan dengan cara mengekspresikan persentase perubahan komponen PP
ij
dan PPW
ij
. Data yang telah dianalisis akan diinterpretasikan dengan cara memplot persentase perubahan komponen PP dan PPW ke dalam sumbu vertikal dan
horizontal. Komponen PP diletakan pada sumbu horizontal sebagai absis, sedangkan komponen PPW pada sumbu vertikal sebagai ordinat.
PPW Kuadran IV
Kuadran I
PP
Kuadran III Kuadran II
Gambar 3.1. Profil pertumbuhan sektor ekonomi
Sumber: Budiharsono, 2001.
a. Kuadran I menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian di suatu wilayah
memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan juga mampu bersaing dengan sektor perekonomian di wilayah lainnya. Maka wilayah ini termasuk wilayah
yang progresif atau maju.
b. Kuadran II menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian di suatu
wilayah memiliki laju pertumbuhan yang cepat, tapi sektor tersebut tidak mampu bersaing dengan sektor perekonomian wilayah lain.
c. Kuadran III menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian di suatu
wilayah memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan tidak mampu bersaing dengan wilayah lainnya.
d. Kuadran IV menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian pada suatu
wilayah memiliki laju pertumbuhan yang lambat, tapi wilayah tersebut mampu bersaing dengan wilayah lainnya.
e. Pada wilayah II dan III terdapat garis diagonal yang memotong dua kuadran
tersebut. Bagian atas garis diagonal mengindikasikan bahwa suatu wilayah yang progresif, sedangkan yang di bawah adalah wilayah yang
pertumbuhannya lambat. 7. Menghitung pergeseran bersih
Apabila komponen pertumbuhan proporsional dan pangsa wilayah dijumlahkan, maka akan diperoleh pergeseran bersih yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi pertumbuhan suatu sektor perekonomian. Pergeseran bersih sektor i pada wilyah yang lebih kecil dapat dirumuskan sebagai berikut :
PB
ij
= PP
ij
+ PPW
ij
Dimana : PB
ij
= pergeseran bersih sektor i pada wilayah j PP
ij
= komponen pertumbuhan proporsional sektor i pada wilayah j PPW
ij
= komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i untuk wilayah j
Apabila: PB
ij
0, maka pertumbuhan sektor i pda wilayah j termasuk ke dalam komponen progresif maju
PB
ij
0, maka pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk lamban
3.2.2. Analisis Location Quotient LQ
Analisis ini digunakan untuk melihat sektor-sektor yang termasuk ke dalam kategori sektor unggulan. Perhitungan kuosien lokasi digunakan untuk
menunjukkan perbandingan antara peranan sektor tingkat regional dengan peran sektor di wilayah tingkat atasnya. Hasil dari perhitungan LQ dapat membantu
dalam melihat kekuatan dan kelemahan wilayah dibandingkan rela tif dengan wilayah yang lebih luas.
Rumus besarnya LQ seperti dikemukakan oleh Richardson 1985 yaitu:
N N
S S
N S
N S
LQ
i i
i i
= =
Dimana : LQ : Nilai kuosien lokasi
S
i
: Jumlah pendapatan sektor i di Provinsi Lampung S
: Jumlah pendapatan semua sektor di Provinsi Lampung atau total PDRB Lampung
N
i
: Jumlah pendapatan sektor i di tingkat nasional N
: Jumlah pendapatan semua sektor di tingkat nasional atau total PDB nasional
Kriteria penggolongannya adalah sebagai berikut : 1. jika LQ 1, artinya sektor yang ada di daerah tersebut merupakan sektor
basis yang mampu mengekspor hasil industrinya ke daerah lain 2. jika LQ 1, artinya sektor yang ada di daerah tersebut merupakan sektor
non basis dan cenderung mengimpor dari daerah lain 3. jika LQ = 1, artinya produk domestik yang dimiliki daerah tersebut habis
dikonsumsi daerah tersebut.
3.3. Konsep dan Definisi Data