Tabel 4.3 di bawah menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Provinsi Lampung bekerja pada sektor pertanian yaitu sebanyak 1.839.016 orang
dengan persentase 69,16 persen pada tahun 1998, itu berarti sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian, dan secara nyata mampu
menyerap tenaga kerja yang besar. Tabel 4.3. Jumlah dan Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan
Usaha Tahun 1998 No
Lapangan Usaha Penduduk jiwa
Persentase 1
2 3
4 5
6 7
8 9
Pertanian Pertambangan dan penggalian
Industri pengolahan Listrik, gas, dan air bersih
Konstruksi Perdagangan, hotel dan restoran
Trnsportasi dan komunikasi Keu, sewa dan jasa perusahaan
Jasa-jasa 1.839.016
5.242 156.796
4.008 89.437
257.961 67.254
8.415 230.737
69,16 0,19
5,89 0,15
3,36 9,76
2,53 0,32
8,67
Jumlah 2.658.866
100,00
Sumber: BPS Provinsi Lampung , 2001.
4.5. Struktur Perekonomian
Perekonomian Lampung didominasi oleh 3 tiga sektor kegiatan ekonomi, yakni sektor pertanian, sektor perdaganganhotelrestoran, dan sektor industri
pengolahan. Sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Provinsi Lampung dengan sumbangan sebesar 42,76 persen atas harga
berlaku tahun 2001 dan 40,24 persen pada tahun 2002. Bila diteliti lebih lanjut dari tahun 2001 ke tahun 2002 sumbangan sektor pertanian mengalami penurunan,
hal tersebut disebabkan produksi padi dan palawija yang mengalami penurunan akibat kemarau yang cukup lama tahun 2002. Sektor perdagangan, hotel dan
restoran menempati urutan kedua dengan sumbangan sebesar 15,39 persen tahun 2001 dan 15,15 persen tahun 2002. Sektor industri pengolahan pada urutan ketiga
dengan kontribusi sebesar 12,96 persen tahun 2001 dan 12,75 persen tahun 2002. Sektor lainnya yang memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor jasa-jasa
sebesar 10,83 persen pada tahun 2001 meningkat menjadi 11,11 persen tahun 2002. Sedangkan sektor yang memberikan sumbangan paling rendah adalah
sektor listrik, gas dan air bersih yang hanya memberikan kontribusi sebesar 0,69 persen tahun 2001 dan 0,84 pada tahun 2002.
4.6. Potensi Ekonomi
Secara umum kegiatan ekonomi Provinsi Lampung dibagi menjadi sembilan sektor, yaitu:
1. Sektor Pertanian, yang terdiri dari: a. Subsektor tanaman pangan; pembangunan pada subsektor ini diarahkan
pada peningkatan produksi tanaman padi dan palawija dalam rangka mempertahankan swasembada pangan.
b. Subsektor tanaman perkebunan; pembangunan pada subsektor ini diarahkan untuk menunjang peningkatan produksi tanaman perkebunan
terutama yang mudah di pasarkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan devisa negara dari hasil ekspor.
c. Subsektor peternakan dan hasilnya; pembanguna n pada subsektor ini diarahkan pada peningkatan produksi daging, telur dan susu untuk
memenuhi gizi masyarakat.
d. Subsektor kehutanan; kegiatan yang dilakukan meliputi pembangunan kayu, pengambilan hasil- hasil hutan dan perburuan binatang liar.
e. Subsektor perikanan; pembangunan pada subsektor ini diarahkan untuk peningkatan produksi dalam upaya pemenuhan gizi masyarakat.
2. Sektor Pertambangan dan Galian a. Subsektor tanpa migas, meliputi pengambilan dan persiapan pengolahan
lanjutan benda padat, baik dibawah maupun pada permukaan bumi serta seluruh kegiatan lainnya yang bertujuan mendapatkan biji logam dan hasil
tambang lainnya. b. Subsektor penggalian, ini mencakup penggalian dan pengambilan segala
jenis barang galian batu-batuan, pasir besi, biji besi, biji perak serta komoditas tambang selain kegiatan yang tercakup yaitu penggalian batu-
batuan, pasir, tanah, batu gunung, batu kali, batu kapur, batu koral, kerikil, dan batu marmer.
3. Sektor Industri Pengolahan Pembangunan pada bidang ini terutama diarahkan untuk industri pengolahan
hasil pertanian, pemanfaatan limbah pertanian, industri rumah tangga, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Penekanan pembangunan pada industri, selain
untuk peningkatan produksi tapi juga untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.
4. Sektor Listrik, Gas, dan Air minum, terdiri dari: a. Subsektor listrik; meliputi pembangunan dan penyaluran tenaga listrik
yang diselenggarakan oleh PLN maupun non PLN. Yang dimaksud non
PLN adalah perusahaan listrik yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau perseorangan.
b. Subsektor air minum; kegiatan ini meliputi proses pembersihan, pemurnian, dan proses kimia lain untuk menghasilkan air minum termasuk
penyaluran melalui pipa baik pada rumah tangga, instansi pemerintah dan swasta.
5. Sektor Bangunan Kegiatan ini meliputi usaha pembangunan atau pembuatan, perluasan,
perbaikan berat dan ringan, perombakan bangunan tempat tinggal, jalan, jembatan, bendungan, jaringan listrik, telekomunikasi dan konstruksi.
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, yang terdiri dari: a. Subsektor perdagangan besar dan eceran; subsektor perdagangan
memainkan peranan penting dalam perekonomian Provinsi Lampung, karena mendorong pertumbuhan dan produksi. Perdagangan mampu
menjamin kelancaran pemasaran dan pembelian jasa dari konsumen ke produsen.
b. Subsektor perhotelan, kegiatan ini meliputi penyediaan akomodasi yang menggunakan sebagian atau keseluruhan bangunan berupa tempat
penginapan, baik yang terbuka unt uk umum atau hanya sebagian anggota suatu organisasi tertentu. Termasuk pula aktifitas penyediaan makanan dan
minuman serta penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu penginapan, yang seluruh kegiatan tersebut berada dalam suatu kesatuan manajemen
penginapan.
c. Subsektor restoran; kegiatan ini mencakup usaha penjualan untuk penyediaan makanan dan minuman, yang pada umumnya dikonsumsi di
tempat penjualan, di suatu tempat sendiri atau pun dijajakan. 7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, yang terdiri dari:
a. Subsektor angkutan darat, meliputi angkutan jalan raya, jasa penunjang angkutan darat seperti parkir dan terminal. Akan tetapi yang termasuk
dalam perhitungan hanya terbatas pada segala jenis angkutan jalan raya seperti bus, truk, becak dan oplet.
b. Subsektor angkutan laut, meliputi kegiatan pelayanan angkutan, pelayanan samudra, perairan pantai, sungai dan jasa penumpang angkutan laut.
Namun yang termasuk dalam penghitungan terbatas pada angkutan perairan pantai saja.
c. Subsektor komunikasi, meliputi jasa komunikasi untuk umum seperti pengiriman surat, paket dan wesel yang diusahakan oleh Perum Pos dan
Giro, pengiriman berita dengan menggunakan telepon, telex, dan telegram yang diusahakan oleh Perum Telekomunikasi.
8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, yang terdiri dari: a. Subsektor keuangan Bank, kegiatan ini meliputi jasa pelayanan di bidang
keuangan kepada pihak lain, seperti menerima simpanan dalam bentuk giro dan tabungan, memberi pinjaman, mengirim uang, memindahkan
rekening koran, membeli atau menjual surat-surat berharga dan memberi jaminan bank.
b. Subsektor keuangan non bank, meliputi pelayanan asuransi baik jiwa atau pun bukan jiwa seperti asuransi kebakaran, kecelakaan, kerusakan dan
sebagainya, termasuk juga agen perasuransian, unit penyaluran dana pensiun dan sebagainya.
c. Sektor persewaan dan jasa perusahaan, meliputi kegiatan pemberian jasa pada pihak lain seperti jasa hukum, jasa angkutan, jasa periklanan, jasa
penyewaan mesin dan peralatan, jasa bangunan dan jasa arsitek. Tetapi yang termasuk dalam perhitungan terbatas pada jasa hukum
advokatpengacara, notaris dan jasa konsultan. 9. Sektor Jasa, terdiri dari:
a. Pemerintahan umum, meliputi jasa pelayanan sosial seperti rumah sakit umum dan panti asuhan.
b. Swasta, meliputi: 1. Subsektor jasa sosial kemasyarakatan, meliputi jasa pendidikan dan
pendidikan swasta mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, termasuk guru perorangan yang berusaha sendiri dan kursus-kursus, jasa
kesehatan mencakup segala lembaga kesehatan swasta yang berbentuk rumah sakit maupun poliklinik, jasa sosial lainnya mencakup panti asuhan,
rumah ibadah dan sebagainya. 2. Subsektor kebudayaan dan hiburan, meliputi segala macam perusahaan
dan lembaga swasta yang bergerak pada jasa hiburan, rekreasi serta kebudayaan seperti pembuatan dan distribusi film, usaha penyiaran film
dan penyiaran radio swasta. Dari jenis kegiatan tersebut di atas, yang
termasuk dalam penghitungan terbatas pada kegiatan pemutaran film dan penyiaran radio swasta niaga.
3. Subsektor perorangan dan rumah tangga, meliputi jasa yang diberikan untuk perorangan dan rumah tangga seperti jasa reparasi, jasa binatu,
tukang cukur, tukang jahit, tukang las dan jasa perorangan lainnya.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis PDRB Provinsi Lampung dan PDB Nasional Tahun 1993-2003
Pada kurun waktu 1993-2003, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung meningkat sebesar 52,73 persen Tabel 5.1. Hal ini ditandai dengan
laju pertumbuhan ekonomi yang bernilai positif di seluruh sektor perekonomian tersebut.
Tabel 5.1. Perubahan PDRB Provinsi Lampung Menurut Sektor Perekonomian Berdasarkan Harga Konstan 1993, Tahun 1993 dan 2003
PDRB Perubahan
milyar rupiah PDRB
Sektor Perekonomian 1993
2003 milyar rupiah
Persen
Pertanian 1.993,68 2.911,78
918,09 46,05
Pertambangan dan penggalian
79,54 285,09
205,55 258,41 Industri pengolahan
777,42 1.084,85 307,43
39,54 Listrik,gas dan air bersih
26,12 89,72
63,60 243,53 Bangunankonstruksi
360,22 596,21
235,99 65,51
Perdagangan,hotel dan restoran
857,23 1.221,41 364,18
42,48 Pengangkutan dan
komunikasi 402,57
803,74 401,17
99,65 Keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan 288,63
564,88 276,25
95,7 Jasa-jasa
625,13 706,26
81,13 12,98
Total 5.410,53 8.263,92
2.853,39 52,73
Sumber: BPS Povinsi Lampung Tahun 1993 dan 2003 diolah.
Berdasarkan Tabel 5.1, seluruh sektor ekonomi memberikan peningkatan kontribusi yang cukup besar bagi PDRB Provinsi Lampung, yang ditandai oleh
laju pertumbuhan ekonomi yang bernilai positif. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi yang paling kecil adalah sektor jasa-jasa. Pada tahun 1993
kontibusi sektor jasa-jasa terhadap PDRB Provinsi Lampung sebesar Rp. 625,13
milyar dan meningkat menjadi Rp. 706,26 milyar pada tahun 2003 atau hanya meningkat sebesar 12,98 persen.
Laju pertumbuhan ekonomi terbesar terdapat pada sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 258,41 persen. Pertumbuhan ekonomi sektor
pertambangan dan penggalian berasal dari adanya kontribusi pada sub sektor pertambangan dan penggalian, yaitu minyak dan gas yang mulai dimasukkan
dalam PDRB Provinsi Lampung mulai tahun 1998. Pada perekonomian Indonesia, seluruh sektor ekonomi juga mengalami
peningkatan yang ditandai oleh laju pertumbuhan yang seluruhnya positif. Tabel 5.2. Perubahan PDB Nasional Menurut Sektor Perekonomian Berdasarkan
Harga Konstan 1993, Tahun 1993 dan 2003
PDB Perubahan
milyar rupiah PDB
Sektor Perekonomian 1993
2003 milyar rupiah
Persen
Pertanian 58.963,4
72.673,1 13.709,7
23,25 Pertambangan dan
penggalian 31.497,3
40.761,5 9.264,2
29,41 Industri pengolahan
73.556,4 117.868,7 44.312,3
60,24 Listrik,gas dan air bersih
3.290,3 7.964
4.673,7 142,04 Bangunankonstruksi
22.512,9 27.350,6
4.837,7 21,49
Perdagangan,hotel dan restoran
55.297,6 70.891,4
15.593,8 28,2
Pengangkutan dan komunikasi
23.248,9 37.475,6
14.226,7 61,19
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
28.047,8 32.512,3
4.464,5 15.91
Jasa-jasa 33.361,4
41.460 8.098,6
24,27 Total
329.776 448.957,2 119.181,2
36,14
Sumber: BPS Tahun 1993 dan 2003 diolah.
Sektor yang memberikan kontribusi paling besar adalah sektor listrik, gas dan air bersih, yaitu sebesar 142,04 persen, hal ini dikarenakan meningkatnya
kebutuhan masyarakat akan penggunaan listrik, gas dan air bersih untuk
kehidupan sehari-hari. Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi paling kecil adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 15,91
persen.
5.2. Rasio PDRB Provinsi Lampung dan PDB Nasional, Tahun 1993-2003