Sementara itu, PP + PPW 0 menunjukkan bahwa sektor ke i pada wilayah ke j tergolong pertumbuhan yang lambat.
2.6. Penelitian Terdahulu
Penelitian dengan menggunakan analisis S-S dan Location Quotient LQ telah banyak dilakukan sebelumnya seperti yang telah dilakukan oleh Azman
2001, yang menggunakan analisis shift share untuk menganalisis struktur perekonomian Kabupaten Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa telah terjadi perubahan struktur perekonomian dari sektor primer pertanian, pertambangan dan penggalian ke sektor sekunder industri
dan sektor tersier jasa-jasa, perdagangan, hotel, dan restoran. Akan tetapi sektor pertanian masih mendominasi dalam penyediaan lapangan pekerjaan maupun
dalam kontribusinya terhadap PDRB. Prihartanti 2005 dengan penelitiannya yang berudul “Analisis
Keunggulan Komparatif dan Keunggulan Kompetitif dalam Pembangunan Wilayah Pada Masa Otonomi Daerah di Kabupaten Kudus”, yang menganalisis
keunggulan komparatif dengan analisis LQ dengan indikator PDRB, selain itu juga dihitung efek pengganda pendapatan serta surplus pendapatan bagi daerah.
Sedangkan analisis yang digunakan dalam keunggulan kompetitif dihitung dengan analisis LQ dengan variabel yang digunakan adalah tingkat upaya pajak,
investasi, dalam bidang pendidikan, dan kemampuan dalam otonomi daerah. Hasil analisisnya adalah Kabupaten Kudus memiliki keunggulan
komparatif dalam sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.
Hasil analisis di tingkat lokal menunjukkan bahwa setiap kecamatan di wilayah Kabupaten Kudus mepunyai sektor basis. Sektor pertanian adalah sektor yang
memiliki nilai LQ paling tinggi di Kecamatan Undaan, sedangkan sektor basis yang paling banyak yang terdapat di wilayah Kabupaten Kudus adalah sektor
listrik, gas, dan air. Di wilayah Kabupaten Kudus semua kecamatannya tidak ada yang berspesialisasi terhadap sektor perekonomian, hal ini berarti kegiatan
ekonomi di Kabupaten Kudus relatif menyebar di semua kecamatan. Usya 2006 dengan penelitiannya yang menganalisis struktur ekonomi
dan mengidentifikasi sektor unggulan di Kabupaten Subang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan struktur ekonomi di
Kabupaten Subang. Hal ini ditunjukkan oleh peranan sektor primer yang meningkat melalui besarnya kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Subang. Selain
itu, komponen pertumbuhan wilayah Provinsi Jawa Barat membawa pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Subang. Terakhir diperoleh empat
sektor unggulan yang ada di Kabupaten Subang yaitu: pertanian, bangunankonstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa.
2.7. Kerangka Pemikiran