3. HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA
PENGERTIAN............
....
Pengertian
• Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas UU No.7 Tahun 1989 dalam pasal 2
disebutkan:“Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan
yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini”
•
Pengertian Hukum Acara Hukum acara hukum
formil bertujuan untuk menjamin ditaatinya hukum perdata materil, oleh karena itu hukum acara memuat
tentang cara bagaimana melaksanakan dan mempertahankan atau menegakkan kaidah-kaidah
yang termuat dalam hukum perdata materil.Adapaun hukum acara yang berlaku di Peradilan Agama adalah
hukum acara perdata yang berlaku di lingkungan Peradilan Umum kecuali yang telah diatur secara
khusus Pasal 54 UU No. 7 Tahun 1989.
• Menerima, memeriksa, mengadili dan memutus serta menyelesaikan perkara antara orang-orang
yang beragama Islam dalam bidang:
• a. Perkawinan; • b. Waris;
• c. Wasiat; • d. Hibah;
• e. Wakaf; • f. Zakat;
• g. Infaq; • h. Shadaqoh; dan
• i. Ekonomi Syari’ah.
Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 Tentang Perubahan atas Undang-Undang-ndang
Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.
• Memberikan pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah apabila diminta. Pasal
52 ayat 1 Undang-undang No. 71989
• Menyelesaikan permohonan pertolongan pembagian harta peninggalan di luar sengketa antara orang-orang Islam.
Pasal 107 ayat 2 Undang-undang No. 71989. Hal ini sudah jarang dilakukan karena Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2006 telah mengatur dibolehkannya penetapan ahli waris dalam perkara volunteer.
• Memberikan isbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan tahun hijriyah Pasal 52 A UU No.3 Tahun 2006
• Melaksanakan tugas lainnya seperti pelayanan risetpenelitian dan tugas-tugas lainnya.
Proses Berperkara di Pengadilan Agama
Seseorang yang akan berperkara di Pengadilan Agama datang secara
pribadi atau melalui kuasannya yang sah dengan Surat Kuasa mengajukan
surat gugatan atau permohonan yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan
Agama dan mendaftarkannya kepada petugas yang ditunjuk menerima surat
gugatan atau permohonan tersebut.
Tata cara gugat menggugat
Pengertian surat gugatan ialah surat yang
diajukan kepada
Ketua Pengadilan yang berkompeten yang
memuat tuntutan hak dan adanya kepentingan
hukum serta
mengandung sengketa.
Yang mengajukan
disebut Penggugat
sedang pihak yang digugat disebut Tergugat.
a. Bentuk Tertulis