1. Syarat Formal meliputi :
• Tempat dan tanggal pembuatan surat gugatan • Materai
• Tandatangan
2. Syarat substansial:
a. Identitas parapihak meliputi • Nama Lengkap
• Umurtempat dan tanggal lahir • Pekerjaan
• Domisili b. Posita
Adalah dalil-dalil konkret tentang adanya hubungan yang menjadi dasar pengajuan suatu gugatan
perdata c. Petitumtuntutan
dalah apa yang diminta oleh penggugat atau yang diharapkan diputuskan oleh hakim
1. Pendaftaran surat gugatan 2. Jawaban dari tergugat
3. Replik Adalah jawaban balasan atas jawaban tergugat
4. Duplik adl jwban tergugat atas replik penggugat yg intinya mbantah dalil2 penggugat
dlm repliknya srt menguatkan kembal dalil2 tergugat dlm jawabannya
5. Pembuktian Alat-alat bukti dalam perkara perdata terdiri atas :
• Bukti tulisan • Bukti dengan saksi-saksi
• Persangkaan-persangkaan • Pengakuan
• sumpah
“Membuktikan” mengandung beberapa pengertian : Dalam arti logis memberi kepastian yg bersifat
mutlak, krn berlaku bagi setiap orang tdk memungkinkan adanya bukti lawan.
Dalam arti konvensionil memberi kepastian yg bersifat nisbirelatif, baik berdasarkan perasaan
belaka maupun pertimbangan akal.
Dalam hukum acara perdata mempunyai arti yuridis mberi dasar-dasar yg cukup kpd hakim yg
memeriksa perkara guna memberi kepastian ttg kebenaran peristiwa yg diajukan
hanya berlaku bagi pihak-pihak yg berperkara atau yg memperoleh hak dari mereka
tdk menuju kpd kebenaran mutlak mrpk pembuktian historis
20
BEBAN PEMBUKTIAN
• Hakim membebani para pihak dengan pembuktian
bewijs last, burden of proof
• Asas pembagian beban pembuktian “barang siapa
yg mengaku mempunyai hak atau yg mendasarkan pada suatu peristiwa u menguatkan haknya itu atau
u menyangkal hak orang lain, harus membuktikan adanya hak atau peristiwa itu” Ps. 163 HIR Ps. 283
Rbg, Ps. 1865 BW artinya : baik penggugat maupun tergugat dpt
dibebani dgn pembuktian, terutama penggugat wajib membuktikan peristiwa yg diajukannya, sedang
tergugat berkewajiban membuktikan bantahannya.
21
PUTUSAN HAKIM
• Putusan Hakim adalah suatu pernyataan yg o
hakim, sbg pejabat negara yg diberi wewenang u itu, diucapkan di persidangan bertujuan u
mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara para pihak. Sudikno Mertokusumo
• Putusan ≠ Penetapan
Putusan penyelesaian perkara dalam peradilan contentius sengketa para pihak
Penetapan penyelesaian perkara dalam peradilan voluntair sepihak
22
Jenis – jenis Putusan
• Ps. 185 ayat 1 HIR Ps. 196 ayat 1
Rbg, jenis – jenis putusan :
1. Putusan akhir adalah putusan yg mengakhiri
suatu sengketa atau perkara dalam suatu tingkatan peradilan ttt.
2. Putusan yg bukan putusan akhirputusan
selaputusan antara adalah putusan yg fungsinya tdk lain u memperlancar
pemeriksaan perkara.
23
• Jenis – jenisnya :
1. Putusan Condemnatoir adalah putusan yg bersifat
menghukum pihak yg dikalahkan u memenuhi prestasi.
2. Putusan Constitutif adalah putusan yg meniadakan
atau menciptakan suatu kedaan hukum, misal : pemutusan perkawinan, pengangkatan wali,
pemberian pengampuan, pernyataan pailit, pemutusan perjanjian, dsb.
3. Putusan Declaratoir adalah putusan yg isinya
bersifat menerangkan atau menyatakan apa yg sah, misal : putusan dalam sengketa mengenai
anak sah.
• Pd hakekatnya semua putusan baik condemnatoir
maupun constitutif bersifat declaratoir.
24
SelaPutusan Antara
• Putusan sela tetap harus diucapkan di dalam
persidangan tdk dibuat scr terpisah, tetapi ditulis dlm berita acara persidangan.
Ps. 185 ayat 1 HIR; Ps. 196 ayat 1 Rbg
• Putusan sela hanya dapat dimintakan
banding bersama-sama dengan permintaan banding thd putusan akhir.
Ps. 190 ayat 1 HIR; Ps. 201 ayat 1 Rbg
25
AkhirPutusan SelaPutusan Antara
• Jenis – jenis Putusan SelaPutusan Antara :
1. Putusan Praeparatoir adalah putusan sbg
persiapan putusan akhir, tanpa mempunyai pengaruh a pokok perkara atau putusan akhir,
misal : putusan u menggabungkan 2 perkara, putusan u menolak diundurkannya pemeriksaan
saksi. 2.
Putusan Interlocutoir adalah putusan yg isinya memerintahkan pembuktian, misal : putusan ini
dpt mempengaruhi putusan akhir, misal : putusan u dilaksanakannya pemeriksaan saksi
atau pemeriksaan setempat rekonstruksi. 3.
Putusan Insidentil adalah putusan yg berhubungan dgn insident, yaitu peristiwa yg
menghentikan prosedur peradilan biasa. Putusan ini belum berhubungan dgn pokok perkara.
4. Putusan Provisionil adalah putusan yg menjawab
tuntutan provisionil, yaitu permintaan pihak ybs agar sementara diadakan tindakan pendahuluan
guna kepentingan salah 1 pihak, sebelum putusan akhir dijatuhkan.
26
2. HUKUM ACARA