Pengertian Peninjauan Kembali Yang daerah hukumnya meliputi

dengan pengajuan banding. Apabila syarat-syarat kasasi tersebut tidak terpenuhi, maka berkas perkaranya tidak dikirim ke Mahkamah Agung, Panitera Pengadilan Agama yang memutus perkara tersebut membuat keterangan bahwa permohonan kasasi atas perkara tersbut tidak memenuhi syarat formal.

3. Pengertian Peninjauan Kembali

Ialah meninjau kembali putusan perkara perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena diketemukan hal-hal atau bukti baru yang pada pemeriksaan terdahulu tidak diketahui oleh Hakim. Peninjaun Kembali hanya dapat diperiksa oleh Mahkamah Agung. • Diajukan oleh pihak yang berperkara. • Putusan telah mempunyai kekuatan hukum tetap. • Membuat permohonan peninjauan kembali yang memuat alasan-alasannya. • Diajukan dalam tenggang waktu menurut undang-undang. • Membayar panjar biaya peninjauan kembali. • Membuat akta permohonan Peninjauan Kembali di Kepaniteraan Pengadilan Agama. • Ada bukti baru yang belum pernah diajukan pada pemeriksaan terdahulu.  Masa pengajuan permohonan Peninjauan Kembali adalah 180 hari terhitung mulai ditemukannya novum atau bukti baru dan sebelum berkas permohoan Peninjauan Kembali dikirim ke Mahkamah Agung, Pemohon harus disumpah oleh Ketua Pengadilan tentang penemuan novum tersebut. EKSEKUSI PUTUSAN HAKIM  Putusan adalah produk Hakim dari hasil pemeriksaan dan penyelesaian perkara di persidangan. Ada 3 tiga macam produk Hakim yaitu : 1. Putusan. 2. Penetapan. 3. Akta Perdamaian. • Putusan ialah pernyatan Hakim yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum sebagai hasil dari pemeriksaan perkara gugatan kontensius • Penetapan ialah pernyataan Hakim yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum sebagai hasil dari pemeriksaan perkara permohonan volunteer • Akta Perdamaian ialah akta yang dibuat oleh Hakim berisi hasil musyawarah kesepakatan antara para pihak dalam sengketa kebendaan untuk mengakhiri sengketa dan berlaku sebagai putusan. a. Kepala Putusan b. Identitas Para Pihak c. Pertimbangan konsideran yang memuat tentang Duduk Perkaranya dan Pertimbangan Hukum d. Amar atau dictum putusan  Secara detail suatu putusan harus memuat hal- hal berikut : 1. Judul dan Nomor Putusan Nomor Putusan sama dengan Nomor perkara 2. Khusus putusanpenetapan Pengadilan Agama diawali dengan kalimat : YANG MAHA ESA 3. Nama dan tingkat pengadilan yang memutus. 4. Identitas dan kedudukan pihak-pihak berperkara. termasuk nama kuasa hukum apabila ada 5. Tentang duduk perkara yaitu memuat kronlogis duduk perkara mulai dari usaha perdamaian, dalil- dalil penggugat, jawaban tergugat, replik, duplik, bukti-bukti dan saksi serta kesimpulan para pihak. 6. Tentang hukumnya yaitu memuat bagaimana Hakim mengkwalifisir fakta atau kejadian dan mempertimbangkanya secara baik dan dasar- dasar hukum yang dipergunakan dalam menilai fakta dan memutus perkara. LNJTAN......, 7. Amar putusan yaitu merupakan kesimpulan akhir oleh hakim atas perkara yang diperiksanya, dalam amar putusan memuat juga pembebanan biaya perkara. 8. Tanggal putusan yaitu memuat hari dan tanggal pengucapan putusan dalam sidang yang dinyatakan dalam akhir putusan. 9. Hadir tidaknya para pihak ketika putusan dibacakan. 10. Nama HakimMajelis Hakim yang memutus perkara termasuk PaniteraPP. 11. Rincian biaya perkara. • Putusan yang dapat dieksekusi ialah putusan yang bersifat komdemnatoir yaitu : • Putusan yang menghukum salah satu pihak untuk membayar sejumlah uang. Pasal 196HIR208 RBg • Putusan yang menghukum salah satu pihak untuk melakukan suatu perbuatan. Pasal 225 HIR259 RBg • Putusan yang menghukum salah satu pihak mengosongkan suatu benda tetap. Pasal 1033 RV • Eksekusi riil dalam bentuk lelang. Pasal 200 ayat 1 HIR218 RBg. • Adanya permohonan eksekusi dari pihak yang bersangkutan. • Eksekusi atas dasar perintah Ketua Pengadilan Agama, surat perintah ini dikekluarkan setelah Tergugat tidak mau menghadiri panggilan peringatan anmaning tanpa alasan yang sah dan Tergugat tidak mau melaksanakan amar putusan selama masa peringatan. • Dilaksanakan oleh Panitera atau Juru Sita dengan dibantu 2 dua orang saksi • Sita eksekusi dilakukan di tempat obyek sengketa. • Membuat berita acara sita eksekusi.

4. HUKUM