Ramalan Keuangan Makalah Teori Akuntansi Bab24

Utang antar perusahaan Utang perusahaan asosiasi Pajak-pajak atas penghasilan Utang dividen Utang lain dan beban yang masih harus dibayar Seperti yang disebutkan oleh IASC, laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi A.S. yang lazim akan patuh pada standar ini dalam semua hal yang material. Mempercayakan pengungkapan sepenuhnya kepada manajemen sama saja dengan menyerahkan informasi kepada pasar. Terdapat beberapa argumen yang mendukung perlunya regulasi dalam penyediaan informasi, yaitu penyalahgunaan, eksternalitas, kegagalan pasar, asimetri informasi, dan keengganan manajemen. Di Indonesia, pihak yang menjdi regulator adalah BAPEPAM melalui Peraturan BAPEPAM dan profesiIAI melalui standar akuntansi. BAPEPAM berkepentingan dengan tingkat pengungkapan dan apa yang harus diungkapkan terutama untuk kepentingan pendaftaran publik dan penawaran publik perdana. Bentuk-bentuk Pengungkapan Selain data kuantitatif yang biasanya disajikan dalam laporan keuangan tradisional, banyak manfaat yang terkandung dalam penyajian yang lebih rinci yang menyangkut beberapa segmen perusahaan yang memperlihatkan diversifikasi produk atau geografis yang timbul dari pertumbuhan normal atau merger dalam perkembangan perusahaan konglomerat. Hal ini dibahas lebih lanjut dalam bagian khusus berikut ini:

1. Ramalan Keuangan

Struktur akuntansi biaya historis selama ini dianggap sebagai review atas peristiwa- peristiwa masa lalu. Investor, sebaliknya terutama tertarik pada prospek masa depan perusahaan. Salah satu pandangan adalah bahwa akuntan hanya harus menyajikan informasi historis dan kini yang memungkinkan investor membuat prediksi mereka sendiri tentang masa depan. Berarti, proses peramalan itu memerlukan evaluasi yang subyektif selain analisis atas sejumlah besar variable dan asumsi dianggap bahwa investor dapat memahami evaluasi dan asumsi subyektif itu hanya dengan membuat ramalan. Pandangan lainnya adalah bahwa manajemen mempunyai sumberdaya yang jauh lebih unggul untuk membuat ramalan yang andal dan bahwa tersedianya ramalan manajemen bagi masyarakat menambah efisiensi pasar keuangan. Beberapa penelitian awal tentang peramalan menyimpulkan bahwa ramalan memang benar berguna bagi pemegang saham. Yang lainnya tidak begitu yakin. Misalnya, sebuah penelitian awal lainnya memperlihatkan bahwa ramalan kurang berguna dalam bidang yang sebetulnya bisa sangat membantu investor , yaitu penentuan titik-titik balik dalam perekonomian. 7 Salah satu pandangan adalah bahwa akuntan hanya harus menyajikan informasi historis dan kini yang memungkinkan investor membuat prediksi mereka sendiri tentang masa depan. Proses ramalan itu memerlukan evaluasi yang subyektif selain analisis atas sejumlah besar variabel dan asumsi dianggap bahwa investor dapat memahami evaluasi dan asumsi subyektif itu hanya dengan membuat ramalan. Pandangan lainnya adalah bahwa manajemen mempunyai sumberdaya yang jauh lebih unggul untuk membuat ramalan yang andal dan bahwa tersedianya ramalan manajemen bagi masyarakat menambah efisiensi pasar keuangan. Informasi apa yang harus diramalkan dan bagaimana keandalannya diukur. Ramalan angka akuntansi yang paling sering disebut mungkin laba bersih dan laba per saham, tetapi angka-angka ini mungkin lebih sukar diprediksi dan juga yang paling tidak bisa diandalkan. Fakta bahwa proyeksi laba akuntansi tergantung pada banyak variabel dan subyektif dan pada banyak asumsi mengenai perusahaan dan perekonomian. Pos-pos yang mungkin lebih andal dan mudah untuk diprediksi mencakup perkiraan penjualan, penerimaan dan pengeluaran yang dianggarkan, serta ukuran-ukuran yang berhubungan dengan perkiraan perubahan dalam harga dan permintaan produk perusahaan, serta perkiraan perubahan dalam biaya tenaga kerja dan barang yang biasanya diperoleh perusahaan. Tidak adanya keandalan dalam pembuatan ramalan telah menjadi masalah yang sangat memprihatinkan manajemen yang takut akan dituntut akibat harapan yang tidak terpenuhi. Keprihatinan ini diredakan oleh SEC Releas No.6084 yang diterbitkan pada tahun 1979 yang memberi manajemen suatu “pelabuhan yang aman” jika ramalan mereka dibuat dengan “tulus”. Terbitan ini mencakup analisis-analisis trend dan juga proyeksi. Walaupun ada pelabuhan yang aman, manajemen masih enggan untuk mengumumkan proyeksi khusus kepada masyarakat karena sejumlah alasan: a. Proyeksi dapat memberi kesan akurasi yang tidak berdasar. b. Proyeksi sudah pasti akan sangat cepat menjadi kuno. Oleh karena itu, agar berguna dan agar tidak menyesatkan masyarakat, proyeksi hampur tak terelakkan lagi harus sering dimutakhirkan. c. Ramalan dan proyeksi dapat digunakan oleh pesaing sehingga merugikan satuan usaha yang melaporkan. d. Manajemen mungkin merasa dipaksa untuk memenuhi ramalan yang diumumkan sampai harus membuat keputusan jangka pendek yang bukan untuk kepentingan terbaik pemegang saham. e. Kegagalan perusahaan untuk memenuhi proyeksinya dapat menimbulkan ketidakpuasan pemegang saham dan mungkin menyebabkan adanya tuntutan hokum.

2. Kebijakan Akuntansi