Kebijakan Akuntansi Makalah Teori Akuntansi Bab24

Salah satu pandangan adalah bahwa akuntan hanya harus menyajikan informasi historis dan kini yang memungkinkan investor membuat prediksi mereka sendiri tentang masa depan. Proses ramalan itu memerlukan evaluasi yang subyektif selain analisis atas sejumlah besar variabel dan asumsi dianggap bahwa investor dapat memahami evaluasi dan asumsi subyektif itu hanya dengan membuat ramalan. Pandangan lainnya adalah bahwa manajemen mempunyai sumberdaya yang jauh lebih unggul untuk membuat ramalan yang andal dan bahwa tersedianya ramalan manajemen bagi masyarakat menambah efisiensi pasar keuangan. Informasi apa yang harus diramalkan dan bagaimana keandalannya diukur. Ramalan angka akuntansi yang paling sering disebut mungkin laba bersih dan laba per saham, tetapi angka-angka ini mungkin lebih sukar diprediksi dan juga yang paling tidak bisa diandalkan. Fakta bahwa proyeksi laba akuntansi tergantung pada banyak variabel dan subyektif dan pada banyak asumsi mengenai perusahaan dan perekonomian. Pos-pos yang mungkin lebih andal dan mudah untuk diprediksi mencakup perkiraan penjualan, penerimaan dan pengeluaran yang dianggarkan, serta ukuran-ukuran yang berhubungan dengan perkiraan perubahan dalam harga dan permintaan produk perusahaan, serta perkiraan perubahan dalam biaya tenaga kerja dan barang yang biasanya diperoleh perusahaan. Tidak adanya keandalan dalam pembuatan ramalan telah menjadi masalah yang sangat memprihatinkan manajemen yang takut akan dituntut akibat harapan yang tidak terpenuhi. Keprihatinan ini diredakan oleh SEC Releas No.6084 yang diterbitkan pada tahun 1979 yang memberi manajemen suatu “pelabuhan yang aman” jika ramalan mereka dibuat dengan “tulus”. Terbitan ini mencakup analisis-analisis trend dan juga proyeksi. Walaupun ada pelabuhan yang aman, manajemen masih enggan untuk mengumumkan proyeksi khusus kepada masyarakat karena sejumlah alasan: a. Proyeksi dapat memberi kesan akurasi yang tidak berdasar. b. Proyeksi sudah pasti akan sangat cepat menjadi kuno. Oleh karena itu, agar berguna dan agar tidak menyesatkan masyarakat, proyeksi hampur tak terelakkan lagi harus sering dimutakhirkan. c. Ramalan dan proyeksi dapat digunakan oleh pesaing sehingga merugikan satuan usaha yang melaporkan. d. Manajemen mungkin merasa dipaksa untuk memenuhi ramalan yang diumumkan sampai harus membuat keputusan jangka pendek yang bukan untuk kepentingan terbaik pemegang saham. e. Kegagalan perusahaan untuk memenuhi proyeksinya dapat menimbulkan ketidakpuasan pemegang saham dan mungkin menyebabkan adanya tuntutan hokum.

2. Kebijakan Akuntansi

8 Dengan berkembangnya prosedur akuntansi yang digunakan oleh berbagai perusahaan dan bahkan didalam perusahaan yang sama, komparabilitas langsung antara laporan-laporan keuangan menjadi lebih sukar. Salah satu yang diusulkan adalah suatu upaya untuk mengurangi jumlah alternative dengan harapan bahwa keseragaman akan secara otomatis memungkinkan komparabilitas. Akan tetapi, pemilihan satu prosedur untuk semua perusahaan bukan hanya merupakan pilihan yang sukar tetapi pilihan yang mungkin tidak bias mencapai tujuannya dalam kondisi keadaan yang berlainan. Argumentasi yang mendukung keragaman dengan alasan keadaan yang berlainan sudah terlalu sering digunakan sebagai rasionalisasi untuk memberikan hak prerogratif kepada manajemen untuk memilih metode apapun yang diinginkannya, seringkali metode-metode yang menyajikan perusahaan dalam sisi-sisi terbaiknya. Solusi alternatif selain pengurangan alternatif-alternatif yang tersedia adalah mengungkapkan dalam setiap kasus metode-metode spesifik yang digunakan dengan asumsi bahwa dengan demikian pembaca akan dapat menyajikan kembali laporan akuntansi itu guna mencapai komparabilitas. Pengungkapan kebijakan akuntansi dapat membantu yaitu dengan memungkinkan dicapainya penafsiran yang lebih baik atas laporan keuangan untuk setiap perusahaan dan karenanya mempengaruhi keputusan investasi. Informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan perlu untuk mengahasilkan penyajian laporan keuangan yang wajar. Kebijakan Akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebbut yang dinilai oleh manajemen dari entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan laporan keuangan. Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang sama. Pertimbangan dan atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan hasil operasi.

3. Perubahan Akuntansi