huruf c dan Inpres No. 13 Tahun 1980 Tentang Peraturan Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Pasal 4 huruf a.
2 Kewajiban Penggarap Menyerahkan bagian yang menjadi hak milik pemilik tanah dan
mengembalikan tanah pemilik apabila jangka waktu perjanjian bagi hasil berakhir dalam keadaan baik. Hal ini sesuai dengan bunyi
Pasal 10 UU No. 2 Tahun 1960
4. Jangka Waktu Perjanjian Bagi Hasil
Jangka waktu perjanjian bagi hasil diadakan untuk waktu yang dinyatakan dalam surat perjanjian, dengan ketentuan sekurang-kurangnya
3 tahun untuk sawah, dan bagi tanah kering sekurang-kurangnya 5 tahun. Hal ini sesuai dengan bunyi Pasal 4 ayat 1 UU No. 2 Tahun 1960. Tahun
yang dimaksud adalah tahun tanam dan bukan tahun kalender. Dengan adanya ketentuan batas waktu dimaksudkan supaya pihak
penggarap yang kedudukan ekonominya lemah dapat mengerjakan tanah tersebut dalam waktu yang layak. Sehingga penggarap dapat melakukan
usaha atau pekerjaan yang semaksimal mungkin dan berupaya untuk selalu meningkatkan hasil panen. Hal ini juga akan menguntungkan
pihak pemilik tanah karena bagian atau hasil panen yang diterimanya juga akan bertambah.
Dengan ditetapkannya jangka waktu perjanjian bagi hasil maka diharapkan akan tercipta rasa aman bagi penggarap, karena kadang-
kadang timbul sikap sewenang-wenang dari pihak pemilik tanah, yang
memutuskan perjanjian bagi hasil padahal perjanjian bagi hasil itu baru berjalan selama 2 tahun.
Perjanjian bagi hasil tidak terputus karena pemindahan hak milik atas tanah kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan bunyi Pasal 5 UU No.
2 Tahun 1960, karena dengan berpindahnya hak atas tanah yang seperti dimaksud di atas maka semua hak dan kewajiban pemilik tanah
berdasarkan perjanjian bagi hasil itu beralih kepada pemilik tanah yang baru
5. Besarnya Bagian dalam Perjanjian Bagi Hasil
Menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 13 Tahun 1980 Tentang Pedoman Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 tahun
1960 Tentang Perjanjian Bagi Hasil cara pembagian imbangan bagi hasil adalah sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat 1 yang mengatur
mengenai besarnya bagian hasil tanah sebagai berikut : a. 1 satu bagian untuk penggarap dan 1 satu bagian untuk pemilik
bagi tanaman padi yang ditanam di sawah. b. 23 dua pertiga bagian untuk penggarap serta 13 satu pertiga
bagian untuk pemilik bagi tanaman palawija di sawah dan padi yang ditanam di lahan kering.
Sedangkan dalam ayat 2 pasal tersebut mengatur hasil yang dibagi ialah hasil bersih, yaitu hasil kotor sesudah dikurangi biaya-biaya
yang harus dipikul bersama seperti benih, pupuk, tenaga ternak, biaya tanaman, biaya panen, dan zakat.
6. Pemutusan Perjanjian Bagi Hasil