13
perkawinannya atau kalaupun dilanjutkan akan mengakibatkan kehidupan rumah tangganya memburuk dan Allah tidak menghendaki yang demikian.
Sah dan mengikatnya suatu perkawinan, maka setiap perkawinan harus dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam ketentuan
perundang-undangan, sebab apabila suatu perkawinan telah dilaksanakan tidak sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan undang-undang,
maka berakibat bahwa perkawinan yang terjadi pada akhirnya dapat putus dan berakhir karena pembatalan perkawinan.
7
Dengan latar belakang di at as, maka dipilih judul skripsi tentang: “Putusan
Pembatalan Perkawinan Karena Tidak Adanya Izin Poligami Studi Kasus Putusan No. 255Pdt.G2012PA.Mdn”.
B. Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah : 1.
Bagaimana kewenangan Pengadilan Agama dalam pembatalan perkawinan karena tidak adanya izin poligami ?
2. Bagaimana akibat hukum pembatalan perkawinan karena tidak adanya izin
poligami ? 3.
Apa saja yang menjadi pertimbangan hakim dalam perkara pembatalan perkawinan sesuai dengan putusan Nomor: 255Pdt.G2012PA.Mdn
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah:
7
Achmad Kuzari.,Pembahasan Tentang Kompilasi Hukum Islam, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2000, hlm.9.
Universitas Sumatera Utara
14
1. Untuk mengetahui kewenangan Pengadilan Agama dalam pembatalan
perkawinan karena tidak adanya izin poligami. 2.
Untuk mengetahui akibat hukum pembatalan perkawinan karena tidak adanya
izin poligami. 3.
Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam perkara pembatalan perkawinan sesuai dengan putusan Nomor: 255Pdt.G2012PA.Mdn.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.
Secara teoretis penelitian ini diharapkan menjadi bahan untuk pengembangan wawasan dan kajian lebih lanjut bagi teoretis yang ingin mengetahui dan
memperdalam tentang pembatalan perkawinan karena tidak adanya izin poligami.
2. Secara praktis adalah memberikan sumbangan pikiran bagi masyarakat dan
pihak-pihak yang berhubungan dengan pembatalan perkawinan karena tidak adanya izin poligami.
E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu menggambarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dan pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan di atas.
2. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu pendekatan yang menggunakan
Universitas Sumatera Utara
15
peraturan perundang-undangan sebagai dasar pemecahan permasalahan yang dikemukakan.
3. Metode Pengumpulan Data
Tujuan ini membahas mengenai putusan pengadilan, maka dalam hal ini data yang dikumpulkan atau dibutuhkan adalah data sekunder. Data
sekunder ialah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara berupa menelaah buku-buku literatur, undang-undang,
brosur atau tulisan, yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti. Data sekunder dibedakan dalam:
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, dan
terdiri Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam.
b. Bahan hukum sekunder yang memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer, misalnya hasil penelitian hukum, hasil karya ilmiah dari kalangan hukum, dan sebagainya.
c. Bahan hukum tertier, yakni bahan-bahan yang memberi petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, misalnya: kamus kamus hukum, ensiklopedia, indeks kumulatif, dan
sebagainya. Agar diperoleh informasi yang terbaru dan berkaitan erat dengan permasalahannya.
4. Analisis Data.
Analisis data dalam penulisan ini digunakan data kualitatif, yaitu suatu analisis data secara jelas serta diuraikan dalam bentuk kalimat tanpa
Universitas Sumatera Utara
16
menggunakan rumus-rumus statistik sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai pembatalan perkawinan karena tidak adanya izin poligami.
F. Keaslian Penulisan