70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
1. Pengadilan Agama mempunyai kewenangan dalam pembatalan perkawinan
karena tidak adanya izin poligami. Pembatalan perkawinan dapat diputuskan oleh hakim bila mana salah satu syarat atau rukun sah perkawinan tidak
terpenuhi dan hal demikian batal oleh hukum.Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam mengatur tentang perkawinan, selain itu
didalam Al-Qur‟an juga mempertegas adanya rukun maupun syarat nikah yang wajib dipenuhi dalam melaksanakan suatu perkawinan.
2. Akibat hukum pembatalan perkawinan karena tidak adanya izin poligami
mempunyai beberapa dampak hukum antara lain terhadap suami isteri dengan adanya pembatalan perkawinan, yaitu diantara keduanya dianggap tidak
pernah terjadi perkawinan. Jadi putusan pengadilan berlaku surut terhadap perkawinan yang telah dibatalkan, maksudnya sejak perkawinan mereka
dilangsungkan sampai dengan adanya putusan pembatan perkawinan maka perkawinan mereka dianggap tidak pernah terjadi, hal ini sesuai dengan yang
tertera dalam Pasal 28 Undang-undang Perkawinan bahwa keputusan berlaku sejak berlangsungnya perkawinan. Dan hal ini berlangsung setelah pembatalan
perkawinan tersebut memperoleh kekuatan hukum yang tetap, yaitu setelah mendapat Keputusan Pengadilan. Sedangkan akibat hukum terhadap anak-
anak yang lahir dari perkawinan yang telah dibatalkan statusnya adalah jelas
Universitas Sumatera Utara
71
merupakan anak sah baik di dalam Undang-undang Perkawinan maupun Kompilasi Hukum Islam, walaupun salah seorang dari orangtuanya atau kedua
orang tuanya mempunyai itikad buruk. Sebab pembatalan perkawinan tidaklah berlaku surut terhadap anak-anak yang dilahirkan di dalam perkawinan
tersebut. 3.
Pertimbangan hakim dalam perkara pembatalan perkawinan sesuai dengan
putusan Nomor: 255Pdt.G2012PA.Mdn adalah berdasarkan kesaksian dari
para saksi dan juga bukti-bukti yang telah ada, selain itu beberapa rukun atau syarat sah suatu perkawinan tidak terpenuhi, dengan demikian hakim memberi
putusan pembatalan perkawinan terhadap perkara ini.
B. Saran