D. LOGIKA DAN KONTROL
1. Kontrol Fuzzy Penilaian kualitatif yang dilakukan manusia mengakibatkan adanya
batas yang samar antara suatu kriteria dengan kriteria lainnya. Misalnya, penilaian tinggi badan manusia, bagi sebagian orang akan mengganggap
tinggi badan 160 cm sudah termasuk dalam kategori sedang, tetapi semua orang akan mengganggap bahwa tinggi badan 180 cm termasuk tinggi.
Batas samar tersebut mrupakan dari teori fuzzy yang dicetuskan oleh L.A. Zadeeh pada tahun 1976.
Himpunan fuzzy merupakan fungsi keanggotaan µ
yang memetakan anggota-angota himpunan terebut dalam selang [0,1]. Jika x merupakan
anggota himpunan fuzzy tersebut maka µ
x merupakan derajat dari x. x memiliki kecocokan total apabila
µ x bernilai 1 sedangkan x tidak cocok
sama sekali apabila µ
x bernilai 0. Himpunan crips merupakan suatu sistem yang menunjukkan kriteria
suatu objek dalam dua nilai, anggota dan bukan anggota. Perbedaan antara himpunan crips dan himpunan fuzzy dapat dilihat pada Gambar1 dan
Gambar 2, dengan himpunan semesta umur. Terlihat bahwa himpunan crips tidak bisa mendiskripsikan kategori dewasa dalam himpunannya,
sedangkan himpunan fuzzy
memiliki derajat keanggotaan untuk mendiskripsikan kategori dewasa dalam himpunannya.
1 Lanjut usia
18
Gambar 1. Himpunan Crisp
1
18 Tahun
Gambar 2. Himpunan Fuzzy
Dalam sistem logika fuzzy berlaku operasi hubungan irisan, gabungan, komplemen dan himpunan bagian. Logika fuzzy banyak
digunakan dalam bidang pengontrolan, tahapan pembuatan kontrol fuzzy dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Diagram Blok Proses Fuzzy.
Fuzzifikasi Matrik
Keputusan Defuzzyfikasi
a. Fuzzyfikasi Pada tahap ini, ditentukan nilai kualitatif dan derajat keanggotaan dari
setiap nilai variabel numerik. Proses fuzzifikasi dilakukan terhadap error dan beda error. Error adalah penyimpangan nilai aktual dari nilai set point,
sedangkan beda error adalah selisih error pada t dengan error t-1. b. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan matrik keputusan. Matrik keputusan ditentukan dengan menggunakan logika
kriteria error dan beda error. c. Defuzzifikasi, konversi besaran kualitatif menjadi besaran kuantitatif.
Metoda defuzifikasi dilakukan dengan menggunakan metoda titik berat, yaitu dengan memberi bobot terhadap titik berat output dengan
derajat keanggotaan.
2. Kontrol ON-OFF Kontrol ON-OFF adalah metoda pengontrolan yang paling mudah
dan paling sederhana oleh karena itu pengunaannya luas. Metoda ini sering dipakai jika diinginkan hasil keluaran yang tidak terlalu presisi.
Gambar 4. Osilasi Kontrol Dua Langkah ON-OFF
Wa k t u Suhu
Ala t
ON OFF
Wa k t u
Set point
E. DESAIN PERANGKAT LUNAK PROGRAM