BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kegiatan Penambangan
Menurut Mulyanto 2008 kegiatan penambangan adalah kegiatan mengekstrasi bahan tambang secara terencana dengan menggunakan berbagai
metode sesuai dengan karakteristik bahan tambang. Kegiatan penambangan pada umumnya dilakukan dengan penambangan terbuka open pit mining yang akan
menimbulkan dampak pada perubahan lanskap dan kondisi kehidupan masyarakat tempat kegiatan penambangan terjadi. Perubahan lanskap ini meliputi, perubahan
topografi dan pola hidrologi, kerusakan tubuh tanah, perubahan vegetasi penutup tanah, yang pada akhirnya merubah ekosistem tempat dilakukannya penambangan
terbuka. Perubahan ekosistem tempat penambangan tersebut akan berdampak pada:
a. Proses pelapukan batuan yang terbongkar overburden dan menghasilkan
bahan yang kurang menguntungkan bagi kehidupan, seperti air masam tambang acid main drainage, yang dapat berdampak luas sampai di luar
kawasan tempat penambangan. b.
Tercampur-aduknya tanah dan batuan overburden, sehingga daya dukungnya terhadap kehidupan biotik menjadi sangat terbatas.
c. Jika vegetasi penutup tanah merupakan hutan, kegiatan ini berdampak pada
perubahan komposisi flora dan fauna dan bahkan berkemungkinan pada kehilangan spesies yang menjadi bagian dari keragaman hayati.
d. Tailing limbah dari pengolahan biji dapat menutupi lanskap di luar lokasi
penambangan, sehingga menimbulkan dampak berikutnya seperti tertimbunnya vegetasi alami, hilangnya ekosistem alami fauna, termasuk
lingkungan kehidupan masyarakat yang kehidupannya tergantung pada lanskap tersebut.
Perubahan lanskap akibat penambangan perlu dikelola agar pada saat setelah penambangan dan setelah tambang ditutup, bekas kawasan penambangan
tersebut tetap berdaya guna bagi kehidupan masyarakat Mulyanto, 2008.
2.2 Reklamasi Lahan
Dalam Kepmen PE No.1211.K008M.PE95 yang dimaksud reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata lahan yang terganggu
sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan umum agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukkannya. Menurut Sirait 1997 reklamasi
adalah usaha untuk memperbaiki memulihkan kembali lahan yang rusak sebagai akibat usaha pertambangan agar dapat berfungsi optimal sesuai dengan
kemampuannya. Kata reklamasi berasal dari kata to reclaim yang bermakna to bring back to
proper state , sedangkan arti umum reklamasi adalah the making of land fit for
cultivation yakni membuat keadaan lahan menjadi lebih baik untuk
dibudidayakan, atau membuat sesuatu yang sudah bagus menjadi lebih bagus, memulihkan lahan ke kondisi asal dengan mengutamakan fungsi dan asas
kemanfaatan lahan. Arti demikian juga dapat diterjemahkan sebagai kegiatan- kegiatan yang bertujuan mengubah peruntukan sebuah lahan atau mengubah
kondisi sebuah lahan agar sesuai dengan keinginan manusia Young dan Chan,1997 dalam Nusantara et al 2004.
Kegiatan reklamasi tersebut meliputi dua tahap yaitu : a.
Pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang terganggu ekologinya.
b. Mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk
pemanfaatan lebih lanjut. Tujuan rehabilitasi ekosistem hutan yang mengalami degradasi adalah
menyediakan, mempercepat dan melangsungkan proses suksesi alami, selain untuk mempercepat produktifitas biologis, mengurangi laju erosi tanah,
menambah kesuburan tanah termasuk bahan organik, dan menambah kontrol biotik terhadap aliran biogeokimia dalam ekosistem yang ditutupi tanaman.
Sasaran akhir reklamasi adalah memperbaiki lahan bekas tambang agar kondisinya aman, stabil, dan tidak mudah tererosi sehingga dapat dimanfaatkan
kembali Parotta 1993.
2.3. Penghijauan