b. Memperbaiki keadaan hidrologi daerah aliran sungai dan mencegah
menurunnya kesuburannya tanah, erosi, banjir pada musim hujan, tanah longsor, dan mencegah terjadinya kekeringan pada musim kemarau.
2.4 Evaluasi Keberhasilan Revegetasi
Daniel, Helms dan Baker 1987 menyatakan bahwa perhatian pertama dari keberhasilan penghutanan kembali adalah kondisi dari tanaman itu yang harus
sehat, berbentuk baik, dan bebas dari persaingan hama dan gulma. Tanaman itu hendaknya mempunyai potensi dominasi tinggi dan karakteristik vigor yang
diinginkan. Lahan disebut berhasil direstorasi dan bersifat swalanjut manakala dapat
memenuhi kriteria-kriteria berikut i persen daya hidup bibit yang ditanam adalah tinggi, ii pertumbuhan vegetasinya normal dan swalanjut, iii perkembangan
akar dapat menembus tanah asli yang berkepadatan tinggi dan menjangkau bagian lain, iv penutupan tajuknya cepat, terstratifikasi dan melebar, v lahan
menghasilkan serasah yang melimpah dan terdekomposisi dengan cepat yang ditunjukkan dengan nisbah C:N yang cepat turun dan konstan, vi terjadi
rekolonisasi spesies-spesies spesifik lokasi, dan vii tercipta habitat bagi beraneka jenis satwa liar. Setidak-tidaknya ada lima hal penting yang harus diingat
sehubungan dengan restorasi yaitu i rekolonisasi, ii retensi hara dan air, iii saling tindak biotik, iv produktivitas, dan v keswalanjutan Setiadi, 2004
dalam Nusantara et al.2004. Setiadi 2006 menyebutkan beberapa faktor sebagai bahan evaluasi
revegetasi antara lain, perfoma pertumbuhan dan kesesuaian jenis; kesinambungan dan tingkat pemenuhan kebutuhan diri oleh tanaman; peningkatan
lingkungan mikro-habitat; pengurangan dampak terhadap lingkungan serta keuntungan bagi masyarakat sekitar. Sedangkan beberapa kriteria mengenai lahan
revegetasi yang swalanjut antara lain: daya hidup anakan yang tinggi; pertumbuhan tanaman yang normal dan berkesinambungan; perkembangan akar
yang telah mampu menembus lubang tanam; penutupan tajuk yang cepat, beragam dan berstratifikasi; produksi serasah yang banyak dan mudah
terdekomposisi; dapat menghasilkan kolonisasi spesies lokal dan dapat menciptakan suasana yang cocok bagi kehidupan satwaliar. Secara singkat, faktor-
faktor yang menjadi parameter bagi evaluasi keberhasilan revegetasi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Evaluasi Keberhasilan Revegetasi Setiadi, 2006 No Kriteria
Indikator 1 Adaptabilitas
≤ 4 tahun 1.1.
Persentase Pertumbuhan 1.2. Perkembangan Pertumbuhan
1.3. Perkembangan Perakaran
1.4. Fase Produksi
2 Kelestarian 2.1.
Keanekaragaman 2.2. Rekolonisasi
2.3. Penyimpanan nutrisi 2.4. Status Hidupan-liar
3 Struktur dan
Komposisi Tegakan
≥ 5 tahun 3.1. Kerapatan
3.2. Komposisi 3.3. Stratifikasi Tajuk
3.4. Penutupan Tajuk 4
Bentang Alam 4.1. Erosi
4.2. Stabilitas Lahan Departemen Perindustrian, Pariwisata dan Sumber Daya Pemerintahan
Australia 2006 menyatakan bahwa pemantauan rehabilitasi mencakup: 1.
Penilaian kestabilan permukaan dan lereng. 2.
Kinerja lapisan penutupan yang dibuat jika ditaruh di atas limbah tambang atau limbah pemrosesan mineral.
3. Sifat-sifat pada tanah atau medium zona akar seperti sifat kimia, kesuburan
dan hubungan airnya. 4.
Atribut-atribut struktural pada komunitas tumbuhan misalnya sebagai lapisan penutup, kepadatan dan tinggi spesies kayu.
5. Komposisi komunitas tumbuhan seperti hadirnya spesies yang diinginkan dan
gulma. 6.
Beberapa indikator terhadap ekosistem yang berjalan seperti biomassa mikroba tanah.
Evaluasi keberhasilan revegetasi adalah sebuah upaya untuk menjamin bahwa kegiatan revegetasi tengah berjalan menuju arah yang diharapkan yaitu
kondisi yang di harapkan sesuai dengan peruntukannya. Selain itu, hal ini juga merupakan suatu upaya untuk menentukan keberhasilan revegetasi yang telah
dilakukan, berdasarkan parameter silvikultur, ekologis kesesuaian dengan peraturan pemerintah bagi pelaksana kegiatan revegetasi.
BAB III METODOLOGI