4.1.2.1. Akasia Acacia crassicarpa A.Cunn.Ex Benth
Perlakuan media tanam dengan pemberian sludge limbah lumpur dari proses pengolahan limbah cair dari pabrik kertas pada tanaman akasia
memberikan hasil yang tinggi pada parameter tinggi tanaman sebesar 72, diameter batang sebesar 49, dan berat kering total sebesar 377. Hampir
semua parameter vegetatif menunjukkan nilai yang konsisten tinggi dengan perlakuan tersebut, kecuali parameter nisbah pucuk akar. Nilai nisbah pucuk akar
tertinggi sebesar 6 dihasilkan oleh perlakuan topsoil Riadi 2006.
4.1.2.1. Akasia Acacia mangium Willd
Pemberian sludge pada Acacia mangium memberikan peningkatkan nilai hampir pada semua parameter vegetatif kecuali parameter tinggi tanaman dan
nisbah pucuk akar. Untuk nilai tinggi tanaman, perlakuan topsoil dan sludge memiliki nilai yang sama, yaitu sebesar 3. Sedangkan nilai nisbah pucuk akar
perlakuan topsoil dan tailing memiliki nilai yang sama sebesar 7 dan untuk nilai persen hidup tanaman dari ketiga perlakuan tergolong baik yaitu 97-100
Sormin 2006.
4.1.2.2. Pulai Alstonia scholaris
Perlakuan topsoil yang diberikan pada media tanam pulai memberikan nilai terbesar untuk parameter tinggi tanaman sebesar 16. Perlakuan ini konsisten
meningkatkan nilai parameter diameter 2, berat kering total146, biomassa daun 61, biomassa batang 62 dan nisbah pucuk akar 3. Sedangkan
pemberian sludge meningkatkan biomassa akar 25, persen hidup tanaman 100, derajat kemasaman 5 dan nilai kapasitas tukar kation 16 Rahayu
2006.
4.1.2.3. Gaharu Aquilaria crassna Pierre ex Lecomte
Pemberian inokulasi FMA dan pembenah tanah pada media tanam gaharu memberikan hasil tertinggi pada semua parameter yaitu, tinggi 78, diameter
batang 8, berat kering total 80, nisbah pucuk akar 56 dan persen hidup tanaman 67. Pemberian pembenah tanah saja juga mengalami peningkatan,
namun nilainya masih di bawah perlakuan kombinasi antara inokulasi FMA dengan pembenah tanah Karyaningsih 2009.
4.1.2.4. Nyatoh Palaquium sp