Pengertian Bahasa Landasan Teoretis

9 dalam interaksi sosial dalam hal ini adalah peristiwa jual beli di pasar, khususnya dalam interaksi sosial dengan pembeli yang menggunakan bahasa Jawa.

2.2 Landasan Teoretis

Dalam subbab ini diuraikan beberapa teori dan konsep yang digunakan sebagai landasan kerja penelitian. Antara lain akan diuraikan pengertian bahasa, sosiolinguistik, peristiwa tutur, masyarakat bahasa dan masyarakat tutur, kedwibahasaan dan kontak bahasa, variasi bahasa, tingkat tutur bahasa Jawa, pilihan bahasa, dan faktor yang mempengaruhi pilihan bahasa.

2.2.1 Pengertian Bahasa

Komunikasi menjadi hal yang penting bagi manusia. Sebagai mahluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dasar untuk dapat menjalin hubungan dengan sesamanya. Kebutuhan mendasar tersebut memerlukan bantuan sebuah alat yang dapat dipahami satu sama lain. Bahasa, terutama bagi manusia menjadi wahana yang paling efektif dalam rangka menjalankan alur komunikasinya secara verbal. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri Kridalaksana dan Kentjono dalam Chaer, 1994:32. Definisi ini menjelaskan bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi manusia dalam hubungannya dengan manusia lain di dalam sebuah sistem sosial budaya masyarakatnya. 10 Bahasa adalah sebuah gejala sosial yang pada hakekatnya memiliki sifat-sifat tertentu. Bahasa memiliki aturan, pola, atau sistem dalam menempatkan lambang- lambang bunyinya yang bermakna, arbitrer, produktif, unik, dinamis, dan bervariasi, menjadi satu kesatuan yang teratur dalam pemahaman konvensi yang sama oleh manusia. Bahasa juga bersifat universal, artinya semua bahasa di dunia memiliki kemiripan sifat atau ciri-ciri tertentu pada unsur-unsur bahasanya, tidak semua tetapi pada unsur bahasa yang paling umum, misalnya semua bahasa mengenal adanya vokal dan konsonan. 2.2.2 Sosiolinguistik Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin, yaitu disiplin ilmu sosiologi dan disiplin ilmu linguistik, dua bidang ilmu yang masing-masing memberi peran yang berbeda. Sosiologi memperhatikan hubungan sosial antar manusia di dalam masyarakatnya, sebagai individu maupun kelompok. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat beserta lembaga- lembaga sosial dan proses sosial yang ada di masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi berlangsung dan tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah sosial dalam satu masyarakat akan diketahui cara-cara manusia bersosialisasi dalam masyarakatnya Chaer dan Kristina, 2004:2. Adapun Linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya Rokhman, 2002. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 11 sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi dengan objek penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur Chaer dan Agustina, 2004:4. Berbeda dengan sosiologi bahasa, yang merupakan cabang ilmu sosiologi yang mempelajari fenomena sosial yang dihubungkan dengan keberadaan situasi kebahasaan di masyarakat. Kajian sosiolinguistik bersifat kualitatif sedangkan kajian sosiologi bagasa bersifat kuantitatif. Sosiolonguistik lebih berhubungan dengan perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya, sedang sosiologi bahasa berhubungan dengan faktor-faktor sosial yang saling bertimbal balik dengan bahasa atau dialek. Bram dan Dickey dalam Rokhman, 2002, menyatakan bahwa sosiolinguistik menitikberatkan perhatiannya pada bagaimana bahasa berfungsi di masyarakat, menjelaskan kemampuan manusia memainkan aturan berbahasa secara tepat dalam situasi yang beragam. Masalah yang dibicarakan dalam sosiolinguistik adalah: 1 identitas sosial dari penutur, siapakah penutur, apa kedudukannya di masyarakat, keluarga dan pranata sosial lain, identitas penutur mempengaruhi pilihan bahasanya seperti pilihan variasi bahasa tertentu terhadap situasi yang dihadapi, 2 identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi, 3 lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi, di manakah tempat peristiwa tutur terjadi apakah di tempat umum yang ramai ataukah di ruangan tempat seseorang tenngah beribadah, 4 analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial, pilihan dialek yang berhubungan dengan status sosial penggunanya, 5 penilaian sosial yang berbeda penutur dan perilaku bentuk ujaran, masyarakat akan menilai bentuk ujaran dan 12 perilaku kebahasaan lain yang sesuai dan pantas dimiliki sehubungan dengan kedudukannya terhadap masyarakat lain, 6 tingkat variasi dan ragam linguistik, sebagai akibat perubahan dan perkembangan yang terus terjadi di masyarakat maka bahasa turut berkembang ke dalam varian-varian yang disesuaikan dengan kebutuhan kebahasaan dalam masyarakat tersebut, 7 penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.

2.2.3 Peristiwa Tutur