Peristiwa Tutur Masyarakat Bahasa dan Masyarakat Tutur

12 perilaku kebahasaan lain yang sesuai dan pantas dimiliki sehubungan dengan kedudukannya terhadap masyarakat lain, 6 tingkat variasi dan ragam linguistik, sebagai akibat perubahan dan perkembangan yang terus terjadi di masyarakat maka bahasa turut berkembang ke dalam varian-varian yang disesuaikan dengan kebutuhan kebahasaan dalam masyarakat tersebut, 7 penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.

2.2.3 Peristiwa Tutur

Peristiwa tutur adalah terjadinya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan mitra tutur dengan satu pokok tuturan, waktu dan tempat tertentu Chaer dan Agustina, 2004. Secara sederhana peristiwa tutur adalah peristiwa komunikasi dengan menggunakan bahasa lisan. Satu peristiwa tutur harus memiliki komponen tutur yang meliputi, seperti yang dinyatakan Hymes dalam Rahardi 2001, Chaer 2003, dan Agustina 2004, dalam akronim SPEAKING. S Setting and scene, yaitu berkenaan dengan waktu, tempat dan situasi pembicaraan. P Participants, yaitu pihak-pihak yang terlibat didalam tuturan. E Ends, merujuk pada maksud dan tujuan penuturan. A Act sequence, mengacu pada bentuk dan isi ujaran. K Key, meliputi nada, cara, dimana suatu pesan disampaikan. I Instrumentalities, mengacu pada bahasa yang di gunakan atau variasi bahasa seperti dialek, ragam atau register. N Norm of Interaction and Interpretation, mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi. G Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti puisi, narasi, doa dan sebagainya. Kedelapan unsur 13 tersebut merupakan faktor di luar bahasa yang dapat menentukan pilihan bahasa peserta tutur dalam sebuah peristiwa tutur. Peristiwa tutur pada hakikatnya adalah serangkaian tindak tutur yang terstruktur dan mengarah pada suatu tujuan. Jika peristiwa tutur merupakan gejala sosial dalam situasi tertentu yang menitik beratkan pada tujuan peristiwa, maka tindak tutur lebih cenderung sebagai gejala individual, bersifat psikologis dan dipengaruhi kemampuan kebahasan penutur yang menitikberatkan pada makna tuturan yang dilakukan.

2.2.4 Masyarakat Bahasa dan Masyarakat Tutur

Sebuah masyarakat yang menggunakan satu bahasa tertentu dapat disebut sebagai masyarakat bahasa tersebut tanpa batasan wilayah tertentu. Meskipun masyarakat bahasa tersebut berada di luar daerah atau negara bahasa bahasa tersebut berasal, selama bahasa itu masih digunakan sebagai alat komunikasi, masyarakat tersebut dapat dikenal sebagai masyarakat bahasa itu masyarakat bahasa Jawa adalah sekelompok individu yang merasa menggunakan bahasa Jawa secara lisan maupun tertulis ketika melakukan interaksi sosial. Meskipun masyarakat ini tidak bermukim di pulau Jawa tapi di negara lain, tetap saja masyarakat tersebut disebut sebagai masyarakat bahasa Jawa. Terdapat istilah lain yaitu masyarakat tutur, istilah ini berbeda dengan istilah masyarakat bahasa. Yaitu sekelompok orang yang mempunyai penilaian yang sama terhadap norma-norma pemakaian bahasa dalam sebuah masyarakat dan tidak 14 terbatas pada satu bahasa yang sama. Masyarakat ini dituntut memiliki verbal repertoir yaitu semacam kemampuan komunikatif sebuah masyarakat meski berasal dari masyarakat bahasa yang berbeda, dan biasanya masih dalam satu rumpun bahasa Suwito, 1991; Chaer dan Agustina, 2004. Misalnya bahasa Inggris Amerika American English, dan bahasa Inggris Australia Australian English yang berasal dari rumpun bahasa yang sama yaitu bahasa Inggris Raya British English, yang berasal dari bahasa Xaxon memiliki pengguna bahasa masing-masing, namun masih dapat saling memahami. Suwito 1991:25 menyimpulkan bahwa masyarakat tutur bukan hanya sekelompok orang yang mempergunakan bentuk bahasa yang sama, tetapi juga sekelompok orang yang mempunyai norma yang sama dalam menggunakan bentuk-bentuk bahasa.

2.2.5 Kedwibahasaan dan Kontak Bahasa