Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Jamur Candida albicans dan Microsporum gypseum

3.12 Penyiapan Inokulum 3.12.1 Penyiapan Inokulum Bakteri Koloni bakteri diambil dari stok kultur padat dengan jarum ose steril lalu disuspensikan dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml larutan NaCl 0,9. Kemudian diukur kekeruhan larutan pada panjang gelombang 580 nm sampai diperoleh transmitan 25 Ditjen POM, 1995.

3.12.2 Penyiapan Inokulum Jamur

Koloni jamur diambil dari stok kultur padat dengan jarum ose steril lalu disuspensikan dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml larutan NaCl 0,9. Kemudian diukur kekeruhan larutan pada panjang gelombang 580 nm sampai diperoleh transmitan 25 Ditjen POM, 1995.

3.13 Pembuatan Larutan Uji dengan Berbagai Konsentrasi

Ekstrak metanol ditimbang 5 g dilarutkan dengan etanol 96 hingga 10 ml maka konsentrasi ekstrak adalah 500 mgml kemudian dibuat pengenceran selanjutnya sampai diperoleh ekstrak dengan konsentrasi 400 mgml; 300 mgml; 200 mgml; 100 mgml; 90 mgml; 80 mgml; 70 mgml; 60 mgml; 50 mgml; 40 mgml; 30 mgml; 20 mgml; 10 mgml.

3.14 Pengujian Aktivitas Antimikroba Terhadap Ekstrak Metanol dengan Metode Difusi Agar

3.14.1 Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

Cawan petri dimasukkan 0,1 ml inokulum bakteri, kemudian ditambahkan 20 ml media nutrient agar steril yang telah dicairkan dan ditunggu hingga suhu mencapai 45 C, dihomogenkan dan dibiarkan sampai media memadat. Setelah itu Universitas Sumatera Utara ditanamkan silinder logam. Selanjutnya masing-masing silinder logam dimasukkan ekstrak sebanyak 0,1 ml dengan berbagai konsentrasi. Kemudian diinkubasi pada suhu 36-37 C selama 18-24 jam, lalu diamati adanya diameter daerah hambat di sekitar silinder logam serta diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali Ditjen POM, 1995.

3.14.2 Jamur Candida albicans dan Microsporum gypseum

Cawan petri dimasukkan 0,1 ml inokulum jamur, kemudian ditambahkan 20 ml media potato dextrose agar steril yang telah dicairkan dan ditunggu hingga suhu mencapai 45 C, dihomogenkan dan dibiarkan sampai media memadat. Setelah itu ditanamkan silinder logam. Selanjutnya masing-masing silinder logam dimasukkan ekstrak metanol sebanyak 0,1 ml dengan berbagai konsentrasi. Kemudian diinkubasi pada suhu 20-25 C selama 48 jam, lalu diamati adanya diameter daerah hambat di sekitar silinder logam serta diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali Ditjen POM, 1995. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di “Herbarium Bogoriense”, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor menyatakan bahwa tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Belimbing Manis Averrhoa carambola L, family Oxalidaceae. Identifikasi dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 50.

4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia

Hasil pemeriksaan makroskopik buah segar belimbing manis adalah bentuknya merupakan buah buni, berusuk lima, bila dipotong melintang berbentuk bintang, berwarna kuning kehijauan atau kuning, berbiji banyak berwarna putih kotor kecoklatan, pipih, berbentuk elips dengan kedua ujung lancip. Rasanya manis sampai asam sedangkan pemeriksaan makroskopik simplisia buah belimbing manis adalah kulitnya berkeriput, panjangnya 3-5 cm, tidak berbau, tidak berasa, berwarna kuning kecoklatan. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia buah belimbing manis memperlihatkan adanya berkas pengangkut, perenkim, endosperm berisi butir pati, kristal kalsium oksalat bentuk druse, epidermis, serabut, sel batu. Pada penampang melintang buah belimbing manis segar memperlihatkan adanya epidermis, ruang antar sel berisi cairan, parenkim, berkas pengangkut, serabut, dan kristal kalsium oksalat bentuk druse sedangkan pada penampang melintang Universitas Sumatera Utara