Perancangan Desain Produk Springbed Dengan Menggunakan Concurrent Engineering Tools Di PT Ivana Mery Lestari Matras

(1)

II-1

PERANCANGAN DESAIN PRODUK SPRINGBED DENGAN

MENGGUNAKAN CONCURRENT ENGINEERINGTOOLS

DI PT IVANA MERY LESTARI MATRAS

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh FEBI ARDANI 0 9 0 4 0 3 0 7 7

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas Perancangan Desain Produk Spring Bed dengan Menggunakan Concurrent Engineering Tools di PT Ivana Mery Lestar

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

Medan, November 2013 Penulis,


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur dan terima kasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

2. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Aulia Ishak, ST, MT. selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Tommy Wongso selaku pimpinan PT Ivana Mery Lestari Matras dan Bapak Rahman selaku Pembimbing Lapangan di PT Ivana Mery Lestari Matras yang telah memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan, serta informasi dan data selama melakukan penelitian di perusahaan.


(6)

5. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan yang menjadi bekal dalam penulisan tugas sarjana ini.

6. Staff pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Kak Rahma, Bang Kumis, dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

7. Kedua orangtua yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril, doa, maupun materil sehingga tugas sarjana ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah penulis memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta.

8. Yayasan Karya Salemba Empat dan PT. Indofood, Tbk atas dukungannya kepada penulis baik secara moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU

9. Teman-teman seperjuangan penelitian tugas sarjana: Lia Maretty, Nadya Widanty, dan Niko Pradana yang saling membantu dan bekerja sama selama penelitian.

10. Seluruh rekan Asisten di Laboratorium Proses Manufaktur, Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, USU terutama Dara, Oloan, Nur, Dhani, Rozi, Bagus, dan Bang Zulham.

11. Seluruh sahabat BISMA Batch V dan sahabat di Paguyuban Karya Salemba Empat atas semangat perjuangan positifnya. Terima kasih untuk pengalaman dan

Keep sharing, networking, and developing

12.Rekan-rekan angkatan 2009 Teknik Industri FT USU seperti: Laulia, Poppy, Ina, Lady, Nickxon, Hady, Uci, Sadikin, Angel, Benny, Rizky, Nadia S,


(7)

Suryadi, Raysha, Silvia, Regina, Hasi, Christy, William, Erni, Lusi, Michella, Wildan, Musthofa, Andry, Jolim, Oi, Maysarah, Hafiz, Ozi, Ridho, Arsyad, Alfin, dan Indra.

13.Seluruh pihak yang telah banyak memberi bantuan kepada penulis dalam penyelesaian tugas sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Medan, November 2013


(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

ABSTRAK ... xxii

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Perumusan Permasalahan ... I-4 1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-5 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-6 1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-7

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha... II-1


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.3. Letak Geografi Perusahaan ... II-2 2.4. Daerah Pemasaran ... II-2 2.5. Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-2 2.5.1. Struktur Organisasi ... II-2 2.5.2. Jam Kerja ... II-3 2.5.3. Sistem Pengupahan ... II-5 2.6. Proses Produksi ... II-5 2.6.1. Bahan-bahan yang Digunakan ... II-5 2.6.2. Uraian Proses Produksi... II-9 2.6.2.1. Proses Pembuatan Matras Spring Bed 6 feet .... II-9 2.6.2.2. Proses Pembuatan Sandaran Spring Bed 6 feet II-13 2.6.2.3. Proses Pembuatan Divan Spring Bed 6 feet... II-14 2.7. Mesin dan Peralatan ... II-14 2.7.1. Mesin Produksi ... II-14 2.7.2. Peralatan ... II-16 2.7.3. Utilitas ... II-17 2.8. Safety and Fire Protection... II-17 2.9. Limbah... ... II-17

III LANDASAN TEORI


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.1.1. Definisi ... III-1 3.1.2. Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent

Engineering ... III-3 3.2. Concurrent Engineering Tools ... III-5 3.2.1. QFD (Quality Function Deployment) ... III-5 3.2.1.1. Kebutuhan Konsumen ... III-8 3.2.2. Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (Triz) ... III-9 3.2.3. Design Structure Matrix (DSM)) ... III-11 3.3. Pembuatan Kuesioner ... III-15 3.4. Teknik Sampling ... III-17 3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas... III-19 3.5.1. Uji Validitas... III-19 3.5.2. Uji Reliabilitas ... III-20

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-2 4.5. Definisi Variabel Operasional... IV-3 4.6. Rancangan Penelitian ... IV-4


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.7. Pengumpulan Data ... IV-7 4.7.1. Sumber Data ... IV-7 4.7.2. Metode Pengumpulan Data ... IV-8 4.7.3. Instrumen Penelitian ... IV-9 4.7.4. Populasi dan Sampel... IV-10 4.8. Pengolahan Data ... IV-11 4.8.1. Data Kuesioner ... IV-11 4.8.2. Tahap Project Planning pada Pendekatan

Concurrent Engineering ... IV-13 4.8.2.1. Membuat Matriks House of Quality ... IV-13 4.8.2.2. Pereduksian Kontradiksi Matriks dengan

Metode TRIZ ... IV-14 4.8.3. Tahap Conceptual Design pada Pendekatan

Concurrent Engineering ... IV-15 4.8.3.1. Membuat Matriks Design Deployment ... IV-15 4.8.3.2. Penentuan Multi Component Relationship dengan

Product Architecture Design Structure Matrix . IV-17 4.9. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-17 4.10. Kesimpulan dan Saran ... IV-18


(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner ... V-1 5.1.2. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-1 5.1.3. Rekapitulasi Kuesioner Tertutup ... V-3 5.2. Pengolahan Data... V-4 5.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... V-4 5.2.1.1. Pengujian Validitas ... V-4 5.2.1.2. Uji Reliabilitas Data ... V-8 5.2.2. Perancangan Desain Produk Spring Bed 6 feet

dengan Pendekatan Concurrent Engineering ... V-10 5.2.2.1. Tahap Project Planning ... V-10 5.2.2.1.1. Membangun Matriks House of

Quality (HOQ) ... V-10 5.2.2.1.2. Teoriya Resheniya Izobretatelskik

Zadatch (TRIZ) ... V-27 5.2.2.1.3. Membangun Ulang Matriks House of

Quality (HOQ) Produk Spring Bed

yang Telah Direvisi ... V-31 5.2.2.2. Tahap Conceptual Design ... V-34


(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.2.2.1. Membangun Matriks Design

Deployment ... V-34 5.2.2.2.2. Product Architecture Design Structure Matrix (Product Architecture DSM) ... V-40 5.2.2.2.3. Physical Modelling dan Evaluate

Concepts ... V-46 5.2.2.2.4. Integrate Concepts ... V-47

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

6.1. Analisis Hasil Kuesioner ... VI-1 6.2. Analisis Perancangan Desain Produk dengan Pendekatan

Concurrent Engineering ... VI-2 6.2.1. Analisis Matriks House of Quality untuk QFD Phase I .... VI-3 6.2.1.1. Analisis Matriks Variabel Produk Spring Bed

6 feet terhadap Rasio Perbaikan ... VI-3 6.2.1.2. Analisis Matriks Variabel Produk Spring Bed

6 feet terhadap Sales Point ... VI-4 6.2.1.3. Analisis Matriks Variabel Produk Spring Bed

6 feet terhadap Importance Weight dan Relative


(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.2.2. Analisis Pendekatan TRIZ terhadap QFD Phase I ... VI-8 6.2.3. Analisis Ukuran Kinerja QFD Phase I Revisi ... VI-9 6.2.4. Analisis Matriks Design Deployment QFD Phase II ... VI-10 6.2.5. Analisis Product Architecture Design Structure

Matrix (Product Architecture DSM) ... VI-12 6.2.6. Analisis dan Pembahasan Physical Modelling dan

Evaluate Concepts ... VI-13 6.2.7. Analisis dan Pembahasan Integrate Concepts ... VI-14

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1 Kesimpulan ... VII-1 7.2 Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

DAFTAR TABEL

TABEL

HALAMAN

1.1. Jumlah Produksi Spring Bed 6 feet PT Ivana Mery Lestari

Matras ... I-2 3.1. Perbedaan Sequential Engineering dengan Concurrent

Engineering ... III-3 4.1. Definisi Operasional Penelitian ... IV-3 5.1. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-2 5.2. Tabulasi Frekuensi Jawaban Responden ... V-4 5.3. Proporsi, Proporsi Kumulatif dan Nilai Z Masing-masing Skala . V-6 5.4. Nilai Densitas untuk Masing-masing Nilai Z ... V-6 5.5. Nilai Scale Value untuk Masing-masing Skala ... V-7 5.6. Hasil Perhitungan Validitas Derajat Kepentingan ... V-8 5.7. Perhitungan Varians Tiap Butir ... V-9 5.8. Hasil Identifikasi Kebutuhan Konsumen ... V-10 5.9. Tingkat Kepentingan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-12 5.10. Tingkat Kepuasan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-13 5.11. Nilai Rasio Perbaikan untuk Setiap Variabel Kebutuhan ... V-14 5.12. Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-16 5.13. Hasil Perhitungan Bobot Absolut untuk Setiap Variabel ... V-17 5.14. Hasil Perhitungan Bobot Relatif untuk Setiap Variabel ... V-18 5.15. Karakteristik Teknis yang Dibutuhan untuk Memenuhi


(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL

HALAMAN

5.16. Matriks Kontradiksi sition dengan

Volume of Moving Object ... V-29 5.17. Matriks Kontradiksi Ease of Repair dengan

Volume of Moving Object ... V-29 5.18. Prioritas Karakteristik Teknis ... V-34 5.19. Karakteristik Part ... V-35 6.1. Nilai Sales Point Perencanaan Desain Produk Spring Bed 6 Feet . VI-5 6.2. Nilai Importance dan Relative Weight ... VI-7 6.3. Karakteristik Part Perencanaan Desain Produk Spring Bed 6 feet VI-10 6.4. Perbandingan Waktu Perakitan ... VI-17


(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT Ivana Mery Lestari Matras... II-4 3.1. Flow Diagram Desain Produk dari Concurrent Engineering ... III-1 3.2. Tujuh Tahapan Concurrent Engineering ... III-2 3.3. Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent Engineering ... III-4 3.4. Model Empat Tahap QFD ... III-7 3.5. Jenis Konsumen ... III-8 3.6. Potensial Konsumen Tahapan Conceptual Design dalam

Penerapan Concurrent Engineering ... III-9 3.7. Prinsip TRIZ ... III-11 3.8. Product Architecture DSM ... III-12 3.9. Binary DSM dan Grafik Interaksi Elemen ... III-13 3.10. Numerical DSM dengan Nilai dan warna... III-13 3.11. Empat Tipe Model DSM ... III-14 3.12. Dekomposisi Model DSM dengan Tree Diagram, High

Level DSM, dan Lower Level DSM... III-15 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3 4.2. Langkah-langkah Proses Penelitian ... IV-6 4.3. Diagram Alir Pembuatan Kuesioner ... IV-10 4.4. Langkah-langkah Penyebaran Kuesioner ... IV-12 4.5. Diagram Alir Pembangunan House Of Quality ... IV-14 4.6. Blok Diagram Pengolahan Data TRIZ ... IV-15


(18)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

4.7. Diagram Alir Pembangunan House Of Quality QFD Phase II .... IV-16 4.8. Diagram Alir Multi Component Relationship dengan

Architecture Design Structure Matrix ... IV-17 5.1. Hubungan Antar Karakteristik Teknik Produk Spring Bed ... V-21 5.2. Matriks Antara CR dengan Karakteristik Teknis Produk Spring

Bed ... V-22 5.3. Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan

Perkiraan Biaya ... V-25 5.4. QFD phase I Spring Bed 6 feet ... V-26 5.5. Korelasi Negatif QFD phase I Spring Bed 6 feet ... V-28 5.6. Hubungan Antar Karakteristik Teknik Produk Spring Bed

yang Telah Direvisi ... V-31 5.7. Penentuan Ulang Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan

dan Perkiraan Biaya ... V-32 5.8. QFD phase I Revisi dari Produk Spring Bed 6 feet ... V-33 5.9. Hubungan Antar Karakteristik Part Produk Spring Bed ... V-36 5.10. Matriks Antara Karakteristik Part Produk Dengan Karakteristik

Teknis ... V-37 5.11. Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan, dan

Perkiraan Biaya ... V-39 5.12. QFD phase II Spring Bed 6 feet ... V-40


(19)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.13. Boundary System Karakteristik Part ... V-41 5.14. Interaction Strength dan Simetri Komponen pada Karakteristik

Part ... V-42 5.15. ... V-43 5.16. Tampilan matrix DSM Spring Bed 6 Feet pada software

DSM Matrix v1.3SM... V-44 5.17. Clustering matrix DSM Spring Bed 6 Feet pada software

DSM Matrix v1.3 ... V-45 5.18. Clustering Analysis for Product Architecture DSM... V-45 5.19. Product Platform Spring Bed 6 Feet ... V-46 5.20. Physical Modelling Produk Spring Bed 6 feet ... V-47

6.1. Batasan Penggunaan Tahapan dengan Pendekatan Concurrent

Engineering pada Fase Pengembangan Produk ... VI-2 6.2. Korelasi Negatif Karakteristik Teknik QFD Phase I ... VI-8 6.3. Ukuran Kinerja QFD Phase I Revisi ... VI-9 6.4. Ukuran Kinerja Karakteristik Part Produk Spring Bed 6 feet

QFD Phase II ... VI-11 6.5. Empat Module Spring Bed 6 feet ... VI-12 6.6. Hasil Physical Modelling Produk Spring Bed 6 feet ... VI-14


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner Terbuka ... L.1 2. Kuesioner Tertutup ... L.2 3. Rekapitulasi Kuesioner Tertutup ... L.3 4. Kuesioner Wawancara Karakteristik Teknik ... L.4 5. Kuesioner Wawancara Hubungan Karakteristik Teknik ... L.5 6. Kuesioner Wawancara Karakteristik Part ... L.6 7. Kuesioner Wawancara Hubungan Karakteristik Part ... L.7 8. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi

PT Ivana Mery Lestari Matras ... L.8 9. Jumlah Tenaga Kerja pada PT Ivana Mery Lestari Matras ... L.9 10. Standard Operating Procedure Produksi Produk Spring Bed

Merk MerryLand 6 feet ... L.10 11. Tabel Nilai Kritis untuk Product Moment ... L.11 12. Lampiran Data Pengukuran Waktu Operasi (detik) Perakitan Produk

Spring Bed 6 feet Merk Merryland ... L.12 13. Uraian Proses Produksi dan Waktu Perakitan Produk Spring Bed Merk

Merryland 6 feet ... L.13 14. Hasil Simulasi Aktivitas Desain dan Waktu Perakitan Rancangan

Produk Spring Bed Merk Merryland 6 feet ... L.14 15. Form Tugas Akhir ... L.15 16. Surat Penjajakan ... L.16


(21)

DAFTAR LAMPIRAN (LANJUTAN)

LAMPIRAN HALAMAN

17. Surat Balasan Perusahaan ... L.17 18. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L.18 19. Perubahan Surat Keputusan Tentang Perubahan Judul Tugas

Sarjana ... L.19 20. Lembar Asistensi Dosen ... L.20 21. Lembar Asistensi Perusahaan ... L.21


(22)

ABSTRAK

Kesesuaian desain komponen perancangan produk spring bed menjadi satu kunci keberhasilan dalam pengembangan produk pada implementasi concurrent engineering. Penelitian ini dimaksudkan untuk meminimisasi desain dengan mengelompokkan desain komponen dan aktivitas desain pada perancangan produk spring bed 6 feet dengan pendekatan Concurrent Engineering dalam dua tahapan yaitu Project Planning dan Conceptual Design. Perakitan awal dari keseluruhan komponen diperoleh dari masing-masing output komponen dari sepuluh departemen yang tidak memiliki standar desain untuk penyesuaian output sehingga dalam tahapan akhir perakitan produk terjadi kembali penyesuaian rancangan yang mengakibatkan waktu produksi panjang sehingga kapasitas produksi tidak tercapai. Penelitian diawali dengan tahapan Project Planning melalui metode QFD phase I untuk mengidentifikasi desain awal produk, dan TRIZ untuk reduksi kontradiksi teknik sedangkan tahapan kedua yaitu Conceptual Design menggunakan QFD phase II untuk menemukan prioritas permasalahan. Berdasarkan metode ini didapatkan 13 atribut yang berpengaruh signifikan terhadap proses perakitan akhir produk spring bed 6 feet dari sepuluh departemen yang akan dijadikan sebagai fokus utama dalam perbaikan rancangan desain produk dan aktivitas desain dengan Product Architecture DSM. Product Architecture DSM adalah metode yang menekankan pada model arsitektur komponen yang berpengaruh dalam perancangan produk spring bed 6 feet sehingga diperoleh hubungan antar komponen yang paling berpengaruh secara keseluruhan. Hasil akhir dalam implementasi pendekatan concurrent engineering diperoleh empat product modules untuk perbaikan aktivitas desain yang memberikan informasi bagi perusahaan dalam integrasi proses antar departemen terhadap perancangan desain komponen produk spring bed 6 feet berdasarkan konseptual desain dengan product modules yang dihasilkan untuk meminimisasi waktu produksi dari 97,18 menit/unit menjadi sebesar 87,37 menit/unit.

Kata Kunci: Pendekatan Concurrent Engineering, QFD, TRIZ, Product Architecture-DSM, Rancangan Perbaikan


(23)

ABSTRAK

Kesesuaian desain komponen perancangan produk spring bed menjadi satu kunci keberhasilan dalam pengembangan produk pada implementasi concurrent engineering. Penelitian ini dimaksudkan untuk meminimisasi desain dengan mengelompokkan desain komponen dan aktivitas desain pada perancangan produk spring bed 6 feet dengan pendekatan Concurrent Engineering dalam dua tahapan yaitu Project Planning dan Conceptual Design. Perakitan awal dari keseluruhan komponen diperoleh dari masing-masing output komponen dari sepuluh departemen yang tidak memiliki standar desain untuk penyesuaian output sehingga dalam tahapan akhir perakitan produk terjadi kembali penyesuaian rancangan yang mengakibatkan waktu produksi panjang sehingga kapasitas produksi tidak tercapai. Penelitian diawali dengan tahapan Project Planning melalui metode QFD phase I untuk mengidentifikasi desain awal produk, dan TRIZ untuk reduksi kontradiksi teknik sedangkan tahapan kedua yaitu Conceptual Design menggunakan QFD phase II untuk menemukan prioritas permasalahan. Berdasarkan metode ini didapatkan 13 atribut yang berpengaruh signifikan terhadap proses perakitan akhir produk spring bed 6 feet dari sepuluh departemen yang akan dijadikan sebagai fokus utama dalam perbaikan rancangan desain produk dan aktivitas desain dengan Product Architecture DSM. Product Architecture DSM adalah metode yang menekankan pada model arsitektur komponen yang berpengaruh dalam perancangan produk spring bed 6 feet sehingga diperoleh hubungan antar komponen yang paling berpengaruh secara keseluruhan. Hasil akhir dalam implementasi pendekatan concurrent engineering diperoleh empat product modules untuk perbaikan aktivitas desain yang memberikan informasi bagi perusahaan dalam integrasi proses antar departemen terhadap perancangan desain komponen produk spring bed 6 feet berdasarkan konseptual desain dengan product modules yang dihasilkan untuk meminimisasi waktu produksi dari 97,18 menit/unit menjadi sebesar 87,37 menit/unit.

Kata Kunci: Pendekatan Concurrent Engineering, QFD, TRIZ, Product Architecture-DSM, Rancangan Perbaikan


(24)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengembangan proses rancangan mempunyai peran penting terhadap kualitas produk. Kegagalan rancangan menjadi kunci permasalahan dihasilkannya produk cacat. Perusahaan memperoleh biaya manufaktur produk berdasarkan keputusan selama proses perancangan produk. Proses perancangan produk suatu perusahaan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan tersebut bersaing di pasar. Persaingan bisnis menuntut perusahaan agar mampu menerapkan rencana strategis yang mengintegrasikan multidisiplin ilmu untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam pengembangan produk dengan peningkatan kualitas, performansi, dan pengurangan biaya siklus hidup.

PT Ivana Merry Lestari Matras merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembuatan produk spring bed dengan beberapa ukuran dan jenis. Produksi perusahaan bersifat make to stock dimana persediaan ditentukan berdasarkan peramalan potensi permintaan pelanggan terhadap produk jadi. Merk spring bed yang diproduksi PT Ivana Merry Lestari Matras antara lain Merryland, Meldaland, Belini, Pinochio, dan Best Dream. Pengembangan produk baru merupakan satu proyek bagi perusahaan yang terpisah dari aktivitas sehari-hari dan menjadi satu kunci kesuksesan persaingan bisnis perusahaan. PT Ivana Merry Lestari Matras masih menerapkan pendekatan lingkungan sequential dimana setiap tahapan dalam perancangan dan pengembangan produk mengikuti


(25)

metode Design Structure Matrix (DSM) . 1Implementasi Concurrent Engineering tools ini dapat diaplikasikan secara manual atau terkomputerisasi. Tujuan implementasi ini untuk mengintegrasikan beberapa Concurrent Engineering tools dalam menganalisis produk guna mendapatkan manfaat penuh pengimplementasian. Keuntungan dari pengintegrasian ini adalah pengaturan jumlah part pada rancangan yang sekaligus mengurangi waktu produksi dengan pengaturan aktivitas desain2.

Pendekatan penerapan Concurrent Engineering pada dimensi pengembangan produk diidentifikasi dengan menggunakan metode quality function deployment (QFD) phase I dan quality function deployment (QFD) phase II. QFD merupakan suatu metodologi yang terkenal untuk desain dan pengembangan produk berorientasi responden. Analisis masalah menggunakan QFD phase I akan mendapatkan suatu matriks yang menghubungkan karakteristik teknis produk dan keinginan responden akan produk dan masalah yang dihadapi selama proses pengerjaan produk. Pereduksian kontradiksi teknis ataupun fisik dari respon teknis melalui metode TRIZ guna memperbaiki kinerja dari desain yang diperoleh pada QFD phase I sebelum perhitungan hasil prioritas karakteristik teknik dan part kritis pada QFD phase II memberikan bobot kepentingan desain pada perancangan desain produk.

1 Mohd Helmy bin Hassan. Redesign A Baby Pushchair Through Concurrent Engineering Tools.

(Malaysia : Universiti Teknikal Malaysia, 2001), hal : 1.

2 Qi Dong. Predicting and Managing System Interactions at Early Phase of The Product Development Process. (Massachusetts : Massachusetts Institute of Technology, 2002), hal : 54.


(26)

3

Langkah awal metode TRIZ yaitu penentuan specific problem yang diperoleh dari respon teknis hasil wawancara atau kuesioner. Langkah kedua metode TRIZ yaitu penentuan general problem kontradiksi teknis. Kontradiksi teknis bisa langsung diselesaikan dengan tabel matrik kontradiksi dan tool the 40 inventive principles. Tahap terakhir metode TRIZ adalah mencari solusi terbaik (specific solution) dari alternatif-alternatif solusi yang diberikan.

Metode TRIZ menghasilkan perbaikan karakteristik teknik dimana langkah berikutnya yaitu proses pengerjaan QFD phase II untuk memberikan bobot kepentingan desain pada perancangan desain produk. Langkah terakhir yaitu proses pengerjaan metode Product Architecture Design Structure Matrix (Product Architecture DSM) untuk penentuan multi component relationship dan aktivitas desain.

1.2. Perumusan Permasalahan

Pokok permasalahan pada penelitian ini adalahwaktuproduksi yang tinggi untuk produk spring bed 6 feet di PT Ivana Merry Lestari Matras karena kebutuhan perubahan desain pada satu tahapan dilaksanakan setelah penyelesaian tahapan sebelumnya. Tujuan perancangan desain produk spring bed yaitu untuk meminimasi desain produk dengan tetap mempertimbangkan kualitas dari produk sesuai kebutuhan konsumen berdasar Concurrent Engineering tools yaitu metode Quality Function Deployment (QFD) phase I, pereduksian kontradiksi teknis dari respon teknis melalui metode TRIZ, dan bobot kepentingan desain pada QFD


(27)

Asumsi-asumsi dalam penelitian ini adalah :

1. Tenaga kerja sudah menguasai masing-masing pekerjaannya.

2. Fasilitas yang digunakan pada proses produksi berada dalam kondisi tidak rusak dan bekerja sesuai fungsinya.

3. Kegiatan produksi berlangsung sesuai dengan standar operasional dari perusahaan.

4. Produk spring bed 6 feet merk Merryland dengan desain saat ini masih tetap digemari pasar.

5. Dimensi produk yang dibutuhkan pada pendekatan concurrent engineering dapat teridentifikasi berdasarkan penjelasan spesifikasi produk dan proses.

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini adalah : Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas sarjana.

Bab II Gambaran umum perusahaan, menguraikan tentang sejarah PT Ivana Mery Lestari Matras, daerah pemasaran, letak geografis perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, organisasi dan manajemen perusahaan, proses produksi, uraian proses produksi produk spring bed, serta mesin dan peralatan yang

National Yunlin University, 2010), hal : 871.


(28)

digunakan dalam proses produksi, utilitas, safety and fire protection serta pengolahan limbah perusahaan.

Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai Concurrent Engineering, konsep dasar quality function deployment (QFD), TRIZ, dan Design Structure Matrix (DSM), pembuatan kuesioner, teknik sampling, validitas data, dan reliabilitas data.

Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual, defenisi operasional, identifikasi variabel penelitian, instrumen pengumpulan, populasi, teknik sampling, sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi pengumpulan data-data kuesioner, pengolahan data yaitu validitas dan reliabilitas data, tahapan dalam concurrent engineering terdiri dari tahap project planning dengan membangun quality function deployment phase I (QFD phase I) dan mengidentifikasi kontradiksi teknik dengan TRIZ serta tahap conceptual design dengan penentuan bobot prioritas menggunakan quality function deployment phase II (QFD phase II) dan penentuan multi component relationship dengan product architecture design structure matrix (Product Architecture-DSM).

Bab VI Analisis dan Pembahasan Hasil, meliputi analisis pengolahan kuesioner, analisis tahapan dalam concurrent engineering yaitu tahap project planning dan tahap conceptual design melalui analisis pembuatan QFD phase I


(29)

(quality function deployment phase I), analisis TRIZ, analisis pembuatan QFD phase II (quality function deployment phase II), analisis product architecture design structure matrix (Product Architecture-DSM), dan pembahasan masing-masing metode.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari model arsitektur produk spring bed, atribut rancangan produk dari QFD phase I, kontradiksi teknik dari TRIZ, part kritis dari QFD phase II, hasil pemecahan masalah, dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.


(30)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Ivana Mery Lestari Matras berdiri pada tahun 1997 dan langsung disahkan sebagai perusahaan berbadan hukum dalam bentuk perseroan terbatas (PT). Pembangunan usaha sudah dimulai sejak tahun 1995. Perusahaan ini merupakan usaha milik keluarga yang terus beregenerasi untuk menjalankan usaha hingga saat ini. Lokasi perusahaan tidak berubah sejak perusahaan didirikan. Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur yaitu memproduksi spring bed dengan merk Merryland, Meldaland, Belini, Pinochio, dan Best Dream.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT Ivana Mery Lestari Matras merupakan perusahaan manufaktur yang khusus memproduksi spring bed. Perusahaan ini memproduksi berdasarkan make to stock dimana persediaan ditentukan berdasarkan peramalan potensi permintaan pelanggan terhadap produk jadi. Ukuran-ukuran spring bed yang diproduksi oleh PT Ivana Mery Lestari Matras terdiri dari spring bed 3 ft, spring bed 4 ft, spring bed 5 ft, dan spring bed 6 ft.


(31)

pimpinan tertinggi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang tingkatan. Perusahaan ini memiliki perencanaan dan perbaikan usulan yang telah dibuat untuk memajukan perusahaan. Pencapaian keberhasilan dalam kemajuan perusahaan terjadi jika setiap individu dalam organisasi mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Struktur organisasi dari PT Ivana Mery Lestari Matras dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.5.2. Jam Kerja

Jam kerja di PT Ivana Mery Lestari Matras terdiri dari satu shift saja dari hari Senin-Sabtu, dengan rincian sebagai berikut:

a. Jam Kerja I : 08.30 - 12.00 WIB b. Istirahat : 12.00 13.00 WIB b. Jam Kerja II : 13.00 - 17.00 WIB

PT Ivana Mery Lestari Matras memiliki jam lembur (overtime). Kegiatan lembur terjadi untuk memenuhi permintaan agar produk bisa diterima oleh konsumen sesuai dengan kesepakatan transaksi. Kegiatan lembur dengan penambahan waktu kerja yang disesuaikan dengan jumlah permintaan produk.


(32)

2.5.3. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan khusus untuk operator bagian produksi per hari kerja dimana waktu pembayaran pada setiap hari Sabtu. Upah harian operator disesuaikan dengan lama kerja dengan rata-rata upah yang diperoleh Rp40.000/hari. Upah lembur juga disesuaikan dengan lama kerja dengan upah yang sama dengan upah harian dibagi dengan jam lembur.

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Bahan-bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan oleh PT Ivana Mery Lestari Matras dalam melaksanakan proses produksinya adalah sebagai berikut:

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk dan memiliki persentase yang besar dalam produk dibandingkan bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan spring bed yaitu: a. Kawat 2,24 mm digunakan untuk pembuatan per spring dengan

menggunakan mesin inject dengan 8 cm dan memiliki ketinggian 16-18 cm.

b. Kawat 1,4 mm digunakan untuk melilit rakitan antar per spring di bagian tepi dengan menggunakan mesin Ram.

c. Benang nylon digunakan hanya untuk penjahitan kain quilt.

d. Benang jahit digunakan untuk keseluruhan proses penjahitan kecuali pada proses penjahitan kain quilt. Benang jahit digunakan pada proses


(33)

e. lubang-lubang pada busa, sebaliknya jika kekurangan mengakibatkan busa yang dihasilkan terlalu padat (bantat).

f. Cosmos dan PS merupakan komponen bahan yang sangat penting dalam proses pembuatan busa spring bed yang digunakan sebagai katalis untuk penentuan tinggi rendahnya mutu busa.

g. Melion Clorida (MC) dan Air digunakan untuk menaikkan dan mendinginkan busa.

h. Toluena Di Isocyanate (TDI) merupakan bahan pengenyal serta bahan pengembang dalam pembuatan busa.

2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas dan fungsi produk, baik itu dikenakan secara langsung maupun tidak langsung terhadap bahan baku dalam suatu proses produksi. Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi pembuatan spring bed yaitu lateks. Lateks digunakan sebagai perekat busa yang akan dijahit dengan kain bermotif pada penjahitan pola. Pengeleman dengan lateks memudahkan proses pembentukan kain quilt. Lateks juga digunakan untuk merekatkan kain sisa dan busa sisa yang telah dihancurkan dengan menggunakan mesin penghancur untuk dapat digunakan kembali.

3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan untuk mempermudah proses dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan guna


(34)

meningkatkan citra produk dan nilai tambah di mata konsumen. Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan spring bed antara lain: a. Label digunakan sebagai tanda dari merk spring bed. Label dijahitkan

pada bagian badan spring bed.

b. Karton sudut/ label kertas digunakan sebagai pembungkus bagian sudut-sudut spring bed untuk menghindari kerusakan pada saat pengiriman. c. Kartu garansi diselipkan pada setiap jenis produk spring bed yang telah

diproduksi.

d. Plastik digunakan sebagai pembungkus produk spring bed yang telah jadi.

e. Isolatip digunakan sebagai perekat plastik pembungkus produk spring bed.

2.6.2. Uraian Proses Produksi

Proses produksi perakitan spring bed 6 feet di PT Ivana Mery Lestari Matras terbagi atas tiga bagian utama, yaitu proses pembuatan matras spring bed, proses pembuatan sandaran, dan proses pembuatan divan.

2.6.2.1. Proses Pembuatan Matras Spring Bed 6 feet

Proses pembuatan matras spring bed terdiri atas 4 bagian yaitu pembuatan rangka per, pembuatan kain quilt, perakitan rangka per dengan kain quilt, dan pembungkusan matras spring bed. Uraian masing-masing proses yaitu :


(35)

2.7.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan pada PT Ivana Mery Lestari Matras adalah alat-alat yang digunakan secara manual untuk membantu proses produksi, antara lain yaitu alat meteran, gunting, tang potong, parang, dan martil.

2.7.3. Utilitas

Utilitas dalam sebuah pabrik adalah unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung terhadap bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada PT Ivana Mery Lestari Matras yaitu :

1. Perusahaan membutuhkan energi listrik sekitar 30.000 kWH per bulannya yang diperoleh dari PLN.

2. Perusahaan menggunakan air sekitar 100 m3 per bulannya dari PDAM Tirtanadi untuk menunjang kegiatan proses produksi dan kebutuhan karyawan.

2.8. Safety and Fire Protection

Safety and Fire Protection di PT Ivana Mery Lestari Matras telah didukung oleh sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan antara lain adalah kegiatan keselamatan kerja yang dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm, sarung tangan dan masker. Penanggulangan bahaya kebakaran perusahaan melengkapi unit bagian produksinya dengan menggunakan alat pemadam api (protector).


(36)

2.9. Limbah

PT Ivana Mery Lestari Matras menghasilkan jenis sisa hasil produksi berupa limbah padat yang dapat diproduksi kembali. Jenis limbah tersebut antara lain per spring bed yang tidak dapat digunakan akibat kesalahan perakitan dari mesin inject, sisa produksi berupa kain, busa, dan kain quilt yang dapat dimanfaatkan kembali dengan pembentukan ulang menggunakan mesin penghancur. Bahan dicampur dengan lateks di dalam mesin pencampur, kemudian dimasukkan ke dalam wadah press untuk proses pengepresan.


(37)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Concurrent Engineering

3.1.1. Definisi4

Concurrent Engineering dikenal sebagai pendekatan yang mempertimbangkan seluruh nilai siklus hidup produk menjadi langkah awal tahap perancangan. Nilai tersebut bukan hanya terdiri dari fungsi utama produk tetapi juga termasuk estetika, manufaktur, perakitan, pelayanan, dan recyclability.

Concurrent engineering menempatkan semua area fungsional terintegrasi ke dalam fase proses design. Proses design pada concurrent engineering dapat langsung menggambarkan berbagai parameter seperti proses manufaktur, pengujian, dan daya guna. Diagram alir concurrent engineering dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Verify

Design Review Produce Test

Performance Testability

Manufacturability

Quality Cost Service

Sumber :Chanan S Syan & Unny Menon (1994)


(38)

3.2. Concurrent Engineering Tools

3.2.1 QFD (Quality Function Deployment)5

QFD merupakan perencanaan proses yang membantu rencana organisasi dalam penerapan berbagai alat pendukung teknis secara efektif dan pelengkap antara satu sama lain untuk memprioritaskan setiap permasalahan. QFD6 adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan responden kemudian menghubungkannya dengan karakteristik teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan. QFD digunakan untuk membantu bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para responden ketika menyusun spesifikasi desain dan fabrikasi.

Quality Function Deployment (QFD) dikembangkan pertama kali pada tahun 1972 oleh Mitsubi Shipyard di Kobe, Jepang. Inti dari QFD adalah suatu matriks besar yang akan menghubungkan apa keinginan responden (What) dan bagaimana suatu produk akan didesain dan diproduksi agar memenuhi kebutuhan responden (How).

Fokus utama dari QFD adalah melibatkan responden pada proses pengembangan produk sedini mungkin, yang mana kebutuhan dan keinginan responden dijadikan sebagai titik awal (starting point) dari proses QFD sehingga QFD disebut sebagai voice of customer. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa

4 Andrew Kusiak, Concurrent Engineering : Automation, Tools and Techniques. (Canada : A

Wiley-Interscience Publication, 1993), hal. 18.

5 Ronald G Day, Quality Function Deployment Linking A Company with Its Customers.


(39)

3.2.2. Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (Triz)7

Keadaan bisnis saat ini sering datang bersamaan dengan kesempatan untuk menciptakan perubahan. TRIZ salah satu alat yang digunakan untuk menciptakan perubahan tersebut. TRIZ adalah sebuah metodologi seperti six sigma. Perkembangan bisnis yang semakin cepat mendesak perusahaan untuk menemukan inovasi secara berkelanjutan. TRIZ sebagai teori inventif dalam memecahkan masalah menjadi metode yang tepat menghadapi perkembangan tersebut. Metodologi TRIZ menegaskan bahwa setiap inovasi memiliki tujuan untuk membatasi sejumlah solusi yang ada dengan constraints yang diberikan.

TRIZ merupakan hasil pemikiran Genrich Altshuller yang menemukan metode ini sebagai cara termudah untuk melakukan inovasi. Idealnya, inovasi adalah kegiatan bebas dari beban budaya, infrastruktur, metodologi, dan kemampuan. TRIZ mengisi kesenjangan tersebut dengan membawa inovasi yang tanpa batas untuk diakses semua kalangan. TRIZ menyediakan pandangan dengan inovasi yang sistematis. Inovasi yang sistematis memungkinkan perusahaan untuk menciptakan strategi secara berkelanjutan dan memprediksi persaingan yang terjadi di pasar.

3.2.3. Design Structure Matrix (DSM) 8

DSM adalah metode dengan model jaringan yang digunakan untuk menggambarkan elemen dalam sistem dan hubungannya yang berfokus pada

6 Rosnani Ginting, Perancangan Produk. (Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal : 135. 7 David S, dkk, Insourcing Innovation How to Achieve Competitive Excellence Using TRIZ. (New


(40)

arsitektur sistem. Aplikasi DSM terutama sekali sangat tepat digunakan pada pengembangan kompleks sistem teknis dan area manajemen teknis. DSM menggambarkan matriks bujur sangkar N x N, mempetakan interaksi dari sejumlah N elemen dalam sistem. DSM merupakan tool yang sangat fleksibel yang telah digunakan untuk memodelkan berbagai tipe dari sistem. DSM dapat menggambarkan berbagai tipe arsitektur berdasarkan tipe sistem yang dimodelkan. Model arsitektur produk salah satu contohnya, elemen DSM yang digunakan merupakan komponen-komponen dari produk, dan interaksi antar komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Sumber :Steven DE & Tyson RB (2012)

Gambar 3.8. Product Architecture DSM

Keuntungan utama metode DSM dibandingkan dengan metode model jaringan lain adalah format tampilan matriks yang mudah dimengerti. Matriks 8 Steven D Eppinger&Tyson R Browning, Design Structure Matrix Methods and Applications,


(41)

3.3. Pembuatan Kuesioner9

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. Penggunaan kuesioner pada suatu penelitian merupakan hal yang sangat pokok dalam pengumpulan data. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan dengan cara mengisi pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terhadap responden yang dipilih. Syarat pengisian kuesioner adalah pertanyaan harus jelas dan mengarah ke tujuan penelitian.

3.4. Teknik Sampling10

Sampel adalah sebagian dari populasi, artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti menggunakan sensus tetapi juga dapat meneliti sebagian dari keseluruhan elemen karena pertimbangan sumber daya yang ada. Kepercayaan terhadap hasil penelitian terhadap sampel dalam artian dapat mewakili karakteristik populasi maka penarikan sampel harus secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel.

(Massachusetts: The MIT Press, 2012), hal : 27-31.

9Rosnani Ginting. Perancangan Produk, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2009), hal : 67-80.

10 Hasan Mustafa. Metode Penelitian, (Bandung : Universitas Katolik Parahyangan, 2003), hal :


(42)

3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas11 3.5.1. Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah dengan menghitung korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus korelasi product moment, sebagai berikut :

Item Instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,3 atau bisa juga dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka instrumen dinyatakan valid.

3.5.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan instrumen dalam hal ini berupa kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Banyak rumus yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas diantaranya adalah koefisien Alpha Cronbach yang pertanyaannya menggunakan skor dalam rentangan tertentu. Rumus yang digunakan dalam menghitung koefisien tersebut yaitu :


(43)

t b k

k

r 2

2

1 1

dimana,

k = jumlah butir pertanyaan 2b = varians butir pertanyaan 2t = varians total butir pertanyaan


(44)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di PT. Ivana Mery Lestari Matras yang bergerak di bidang manufaktur memproduksi produk spring bed. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Gambir Pasar VIII No 92 Kec.Percut Sei Tuan Tembung, Medan. Waktu penelitian pada bulan Juli Oktober 2013.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek tertentu. Penelitian ini juga merupakan action research untuk mendapatkan suatu solusi yang akan diaplikasikan pada perusahaan sebagai bentuk perbaikan dari sistem semula12.

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel penelitian yang merupakan inti dari problematika penelitian (Suharsimi Arikunto,2000,P29). Objek pada penelitian ini adalah karakteristik (atribut-atribut) produk spring bed yang dibutuhkan konsumen itu sendiri.


(45)

4.4. Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap awal penelitian yaitu studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi perusahaan, proses produksi, dan informasi pendukung yang diperlukan serta studi literatur tentang metode pemecahan masalah yang digunakan dan teori pendukung lainnya.

2. Tahap selanjutnya yaitu pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu:

a. Data primer berupa data informasi atribut produk spring bed yang sesuai dengan karakteristik produk sesuai kebutuhan responden diperoleh melalui kuesioner, data karakteristik teknik dan part kritis.

b. Data sekunder berupa data yang diperoleh melalui pihak perusahaan dan karyawan PT Ivana Mery Lestari Matras dengan teknik wawancara,

3. Tahap ketiga yaitu pengolahan data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan.

4. Tahap keempat yaitu analisis terhadap hasil pengolahan data.

5. Tahap kelima yaitu penarikan kesimpulan dan pemberian saran untuk penelitian.

12 Sukaria Sinulingga. Metodologi Penelitian, (Edisi 1, Medan : USU Press, 2011), hal 27-32.


(46)

4.7. Pengumpulan Data 4.7.1. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Data primer

Data-data primer dikumpulkan dengan cara pengamatan atau pengukuran langsung, antara lain :

1. Kebutuhan konsumen 2. Karakteristik teknis 3. Karakteristik Part 4. Waktu proses perakitan

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data keinginan konsumen adalah kuesioner terbuka dan tertutup. Instrumen yang digunakan dalam pengukuran waktu perakitan adalah stopwatch digital merek ROX tipe SW8-2008 beserta lembar pengamatan dan alat tulis.

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh berdasarkan data dokumentasi perusahaan, dan diambil dengan cara wawancara dengan bagian produksi yaitu :

1. Data-data jenis produk, spesifikasi dan jumlah permintaan. 2. Desain awal produk spring bed 6 feet.

3. Urutan proses pembuatan produk spring bed 6 feet.

4. Gambaran umum perusahaan terdiri dari lokasi perusahaan, daerah pemasaran, struktur organisasi dan pembagian kerja setiap karyawan. Instrumen dalam pengambilan data sekunder adalah lembar catatan wawancara.


(47)

4.7.4. Populasi dan Sampel

Menurut Sekaran, U (dalam Sinulingga, Sukaria, 2012) populasi adalah keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek yang dikenakan investigasi oleh peneliti. Populasi pada penelitian ini adalah semua karyawan bagian produksi produk spring bed 6 feet dari PT Ivana Merry Lestari Matras yang total berjumlah 36 orang.

4.8. Pengolahan Data 4.8.1. Data Kuesioner13

Pengumpulan data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, yaitu operator bagian produksi produk spring bed. Langkah-langkah penyebaran kuesioner sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan penyebaran kuesioner yaitu untuk mengetahui keinginan responden terhadap produk spring bed 6 feet.

2. Penentuan jumlah sampel, sampel yang akan diteliti adalah operator bagian produksi produk spring bed 6 feet.

3. Perancangan kuesioner, kuesioner yang digunakan yaitu keusioner terbuka dan tertutup. Kuesioner terbuka digunakan sebagai survei awal untuk membantu penentuan atribut keinginan responden dalam perakitan produk spring bed 6 feet, sedangkan kuesioner tertutup yang digunakan adalah kuesioner yang menggunakan skala likert.

4. Rekapitulasi data hasil kuesioner.

13Op.cit. Hal 215-244.


(48)

4.8. Analisis Pemecahan Masalah

Perbaikan terhadap desain produk dengan pendekatan Concurrent Engineering Tools menggunakan metode QFD phase I, metode TRIZ dan QFD phase II serta Product Architecture Design Structure Matrix (Product Architecture DSM) dianalisis sehingga menghasilkan rancangan produk sesuai kebutuhan responden tanpa perlu adanya penyesuaian pada tahapan berikutnya sehingga dapat meminimisasi desain dan aktivitas desain.

4.9.Kesimpulan dan Saran

Penarikan kesimpulan berisi hal-hal penting dalam penelitian dan pemberian saran untuk penelitian selanjutnya bagi peneliti yang ingin mengembangkan penelitian.


(49)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner

Kuesioner dibagi dalam 2 tahapan, tahapan pertama yaitu kuesioner terbuka atau kuesioner pendahuluan. Kuesioner ini merupakan bentuk pertanyaan yang diajukan kepada 36 responden yang merupakan operator bagian produksi PT Ivana Mery Lestari Matras untuk mengetahui penilaian kebutuhan tentang pengembangan produk spring bed 6 feet.

Hasil dari jawaban responden yang terdapat pada kuesioner pendahuluan ini diperoleh beberapa modus yang menjadi pendukung atribut pertanyaan pada kuesioner tahap kedua, yaitu kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup menunjukkan tingkat kepentingan responden terhadap atribut spring bed 6 feet yang diberikan. Responden pada kuesioner tertutup ini berjumlah 36 orang.

5.1.2. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka

Berdasarkan hasil kuesioner terbuka pada Lampiran 1, maka rekapitulasi kuesioner terbuka dapat dilihat pada Tabel 5.1.


(50)

5.1.3. Rekapitulasi Kuesioner Tertutup

Pengukuran atribut yang digunakan pada kuesioner tertutup adalah skala Likert. Kebaikan skala Likert ini yakni terdapat keseragaman skor (variability of scorer) sebagai akibat penggunaan skala yang berkisar antara 1 sampai dengan 5. Berdasarkan hasil kuesioner tertutup pada Lampiran 2, maka rekapitulasi Kuesioner Tertutup dapat dilihat pada Lampiran 3.

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang telah disebar dan dikumpulkan kembali, terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum pengolahan data lebih lanjut.

5.2.1.2.Uji Reliabilitas Data

Pengujian reliabilitas untuk data kinerja dihitung untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah dibuat reliabel atau tidak. Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk perhitungan, maka nilai varians butir 1 yaitu:

1,3798

36 36 (125,277)

-485,628

2 2 2

2

n n

x x

x

Rekapitulasi perhitungan nilai varians butir 2 sampai dengan 10 dapat dilihat pada Tabel 5.7.


(51)

Kayu pertimbangan utama yang mempengaruhi desain model rangka sandaran pada produkspring bed6feet

Kayu Jati Putih jenis bahan kayu rangka sandaran yang paling sesuai dengan desain produkspring bed6feet

Kain Oskar dan Kain Zakat jenis bahan kain pada sandaran yang paling sesuai dengan desain produkspring bed6feet

Busa Warna Cream jenisfoampada sandaran yang paling sesuai dengan desain produkspring bed6feet

Busa Warna Cream jenisfoampada matras yang paling sesuai dengan desain produkspring bed6feet

Kain Zakat dan Kain Lating jenis bahan kain pada matras yang paling sesuai dengan desain produkspring bed6feet

Kayu yang menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi desain model rangka divan pada produkspring bed6feet

Kayu Jati Putih jenis bahan kayu rangka divan yang paling sesuai dengan desain produkspring bed6feet

Per dan Busa faktor yang menjadi penentu daya tahan (umur pakai) produk spring bed6feetdan 15 tahun lama rata-rata umur produk tersebut

Derajat Hubungan :

V = Hubungan poitif kuat =4 = Hubungan positif sedang =3 x = Hubungan negatif sedang =2 X = Hubungan negatif kuat =1

4 3 5 4 4 5 5 4 Tingkat Kesulitan Derajat Kepentingan Perkiraan Biaya

3 4 4 4 3 3

19 20 19 20 13 10 14 19 19 19 14 14

Customer Requirement Net

Sales

10 cm merupakan ketebalanfoampada matras yang paling sesuai dengan desain produkspring bed6feet

9 9 9 5 5 Importance Weight Relative Weight 1,2 1,0 8,62 6,88 12,45 9,94 7,12 4,18 16,29 11,36 6,69 12,32 10,11 9,55 1,0 1,0 1,5 1,5 1,0 1,2 1 1,5 4,93 2,89 11,28 7,87 4,63 8,53 7,00 6,61

9 3 1

9

3 9 9 1 9

9

9 9 9 3 1

1

3 1 1 9 1

9

9 9 9 3 9

9

9 9 9 3 9

3

3 1 3 9 1

9

9 9 9 3 1

9

9 9 9 3 1

3

3 3 3 9 3

X V V V V V V X V V

Sumber: Hasil pengolahan data


(52)

5.2.2.1.2.Teoriya Resheniya Izobretatelskik Zadatch (TRIZ)14

Metode TRIZ merupakan metode yang berguna untuk menyelesaikan permasalahan kontradiksi yang terjadi pada QFD phase I. Tahapan penyelesaian masalah dengan Metode TRIZ ini adalah sebagai berikut:

1. Penentuan specific problem

Specific problem diperoleh dari korelasi negatif pada karakteristik teknik dapat dilihat pada Gambar 5.5. Dua korelasi negatif pada karakteristik teknis yaitu

a. Standarisasi Struktur Komponen dengan Skalabilitas

Hubungan antara dua karakteristik teknik ini saling bertolak belakang karena skalabilitas menyatakan kemampuan rancangan produk terhadap perubahan kapasitas yang diberikan sedangkan standarisasi struktur komponen menyatakan setiap komponen dalam produk spring bed telah terstandarisasi oleh lembaga yang bertanggungjawab.

b. Maintainable Design dengan Skalabilitas

Hubungan antara dua karakteristik teknik ini saling bertolak belakang karena skalabilitas menyatakan kemampuan rancangan produk terhadap perubahan kapasitas yang diberikan sedangkan maintainable design menyatakan kemudahan perawatan pada hasil rancangan produk.

14 Anindita Laksmi&dkk. Perancangan Ulang Kompor Bioetanol Dengan Menggunakan Pendekatan Metode Quality Function Deployment(QFD) dan Teoriya Rheseniya Izobretatelskhi Zadacth (TRIZ).(Surabaya:ITS, 2010). Hal : 4-7.


(53)

5.2.2.2. Tahap Conceptual Design

5.2.2.2.1.Membangun Matriks Design Deployment

Pembuatan matriks Design Deployment didasarkan pada QFD phase 1 revisi. Langkah-langkah pada pembangunan matriks Design Deployment yaitu: 1. Penetapan Karakteristik Teknis

Pemilihan karakteristik teknik dalam penentuan spesifikasi part diperoleh dari besarnya nilai tingkat kesulitan pada QFD phase 1 revisi. Nilai prioritas karakteristik teknik diperoleh dari pengurutan nilai tingkat kesulitan. Tujuan penentuan prioritas karakteristik teknik sebagai dasar dalam penentuan part kritis. Karakteristik teknik produk, tingkat kesulitan, dan prioritas pemilihan dapat dilihat pada Tabel 5.18.

Tabel 5.18. Prioritas Karakteristik Teknis

No Karakteristik Teknis Tingkat Kesulitan Prioritas 1 Standarisasi Struktur

Komponen 3 2

2 Part Family 3 3

3 Keakuratan Geometri

Komponen 3 4

4 Kesamaan Dasar Struktur

Komponen 4 1

5 Maintainable Design 3 6

6 Scalability dan Adjustability 3 5


(54)

Standarisasi Struktur Komponen

Part Family

Keakuratan Geometri Komponen

Kesamaan Dasar Struktur Komponen

Maintainable Design

Derajat Hubungan :

V = Hubungan poitif kuat =4 = Hubungan positif sedang =3 x = Hubungan negatif sedang =2 X = Hubungan negatif kuat =1

4

4

3

3

Karakteristik Teknik

ScalabilitydanAdjustability

3

9 9

3

3

9 9 9

1

3 3 9 9 3 3

9 9 9 9 9

3

9 9 3 9 9

3

9 9 3 3 9

1

1 1 3 3 1

V V V V -V V V -V -V V V -V V -- -V -- -V V V -V

3 9 9 3 1

1 9 9 3 1 3 3 9 1 1

3 9 9 1 3

3 3 9 3 3

1 3 3 9 3

9 9 9 3 3 9 3 9 3 3 1 1 Tingkat kesulitan

Derajat kepentingan (%)

Perkiraan biaya (%)

2 1 2 2 2

10 5 10 10 10 10 10 4 10 9 10 10

1 5 3 2 10 9 3 14 12 1 5 5 1 5 3 1 5 7 1 5 8 2

Sumber: Hasil pengolahan data

Gambar 5.12. QFD Phase II Spring Bed 6 feet

5.2.2.2.2.Product Architecture Design Structure Matrix (Product Architecture

DSM)

Product architecture DSM digunakan untuk menganalisis hubungan komponen rancangan produk dengan proses desain produk. Informasi komponen


(55)

Product platform untuk produk spring bed 6 feet dapat dibangun berdasarkan ilustrasi clustered product architecture DSM. Product platform spring bed 6 feet dapat dilihat pada Gambar 5.19.

Spring Bed 6 feet

Module 2 Module 3

Module 1

Dimensiheadboard DimensiPost DimensiHead Rail

DimensiSlats DimensiSide Rail

Densitas Busa

Dimensi KainQuilt DimensiFoot Rail

DimensiSlat Bracket

Tinggi Busa Pola Kain

Module 4

Elastisitas Per Diameter Per

Sumber: Hasil pengolahan data

Gambar 5.19. Product Platform Spring Bed 6 Feet

5.2.2.2.3.Physical Modelling dan Evaluate Concepts

Physical modelling digunakan untuk membantu evaluasi konsep berdasarkan konsep yang dihasilkan. Physical modelling adalah bukti dari konsep yang dihasilkan, tidak perlu model yang terlalu detail tetapi harus mewakili karakteristik kunci dari konsep sehingga dapat dievaluasi dengan berbagai pertimbangan. Empat module yang dihasilkan dari metode Product Architecture DSM menjadi dasar pada simulasi pembuatan physical modelling produk spring bed 6 feet.


(56)

5.2.2.2.4.Integrate Concepts

Integrasi konsep didasarkan pada hasil product architecture yang terdiri dari empat module produk spring bed 6 feet. Konsep rancangan yang dihasilkan mengelompokkan komponen-komponen kritis dari produk spring bed 6 feet menjadi empat substruktur. Hasil simulasi pembuatan physical modelling produk spring bed 6 feet didasarkan pada empat module produk spring bed 6 feet dalam perancangan masing-masing komponen.


(57)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

6.1. Analisis Hasil Kuesioner

Data yang diperoleh dari kuesioner, diketahui bahwa terdapat 10 variabel berdasarkan literatur menurut buku Pengantar Perkayuan (Soerjanto Basar,1974), buku Strategies for Product Design (John Wiley & Sons, 2008), dan buku Beds And Bedroom Furniture (Taunton Press,1997) penilaian terhadap rancangan produk spring bed 6 feet dimana penyebaran kuesioner ditujukan kepada operator bagian produksi PT Ivana Mery Lestari Matras. Data hasil kuesioner selanjutnya diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan korelasi product moment (Pearson) dengan nilai r tabel sebesar 0,329. Berdasarkan hasil perhitungan validitas diperoleh bahwa seluruh variabel dinyatakan valid karena nilai koefisien korelasi product moment bernilai lebih besar dari nilai r tabel. Hal ini juga menyatakan bahwa kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data telah benar dan tidak perlu diganti. 15Hasil perhitungan reliabilitas data kuesioner memperoleh hasil yang reliabel karena nilai koefisiennya yang lebih besar dari nilai batas koefisien reliabel yakni sebesar 0,329. Hasil ini menyatakan bahwa keseluruhan data hasil penyebaran kuesioner representatif untuk pengolahan lebih lanjut.


(58)

6.2. Analisis Perancangan Desain Produk dengan Pendekatan Concurrent Engineering16

Tahapan dalam implementasi Concurrent Engineering yang digunakan pada perancangan desain produk spring bed 6 feet dengan menggunakan model pengembangan produk sampai fase conceptual design.

6.2.1. Analisis Matriks House of Quality untuk QFD Phase I

6.2.1.1.Analisis Matriks Variabel Produk Spring Bed 6 feet terhadap Rasio Perbaikan

Nilai rasio perbaikan menunjukkan suatu ukuran upaya PT. Ivana Mery Lestari Matras dalam usaha perbaikan rancangan produk spring bed pada setiap variabel kebutuhan responden. Perhitungan nilai rasio perbaikan diperoleh dari perbandingan nilai target rancangan produk spring bed dengan tingkat penilaian responden. Nilai target diperoleh dari tingkat kepentingan (harapan) responden terhadap setiap variabel kebutuhan.

Hasil perhitungan rasio perbaikan menunjukkan bahwa variabel dengan nilai rasio perbaikan paling tinggi sebesar 1,504 busa warna cream merupakan jenis foam pada matras yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 6 feet Hal ini berarti pihak perusahaan harus meningkatkan upaya dalam perbaikan variabel tersebut karena nilai rasio perbaikan yang tinggi sebanding dengan tingginya upaya perbaikan yang diberikan perusahaan. Semakin tinggi nilai target suatu variabel dibandingkan dengan tingkat kepuasan responden, maka nilai rasio


(59)

perbaikan akan semakin tinggi, yang berarti juga semakin pentingnya variabel tersebut di mata responden17.Sedangkan variabel dengan nilai rasio perbaikan paling kecil sebesar 0,964 busa warna cream merupakan jenis foam pada sandaran yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 6 feet

6.2.1.2.Analisis Matriks Variabel Produk Spring Bed 6 feet terhadap Sales Point

Nilai sales point menunjukkan tolak ukur variabel menjadi faktor yang dianggap penting bagi responden dalam memenuhi kebutuhannya. Nilai sales point juga berkaitan dengan variabel-variabel kebutuhan yang paling berpengaruh bagi peningkatan keuntungan perusahaan.

Kebutuhan responden yang memiliki sales point tinggi adalah jenis foam pada matras yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 6 feet, ketebalan foam pada matras yang paling sesuai produk spring bed 6 feet, dan penentu daya tahan produk spring bed 6 feet. Selain itu pihak perusahaan juga dapat menentukan sales point sebagai bahan pertimbangan dalam memenuhi kebutuhan responden.18

Dekker Inc, 2002), hal : 48-78.

17 Lou Cohen. Quality Function Deployment, (Addison Wesley : USA, 1995), hal : 110.

18 Northcroft. Quality Function Deployment :Market Driven Product and Service Innovation,


(60)

6.2.1.3.Analisis Matriks Variabel Produk Spring Bed 6 feet terhadap

Importance Weight dan Relative Weight

Total tingkat kepentingan atribut perancangan produk ditunjukkan dengan bobot absolut sedangkan bobot relatif menunjukan nilai bobot perencanaan relatif dari suatu variabel.

Variabel perancangan desain produk spring bed 6 feet yang memiliki bobot relatif tertinggi yaitu jenis foam pada matras yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 6 feet, pertimbangan utama yang mempengaruhi desain model rangka sandaran pada produk spring bed 6 feet, dan pertimbangan utama yang mempengaruhi desain model rangka divan pada produk spring bed 6 feet.

6.2.2. Analisis Pendekatan TRIZ terhadap QFD Phase I

19

Pendekatan TRIZ terhadap QFD phase I bertujuan mereduksi korelasi negatif dengan mencari solusi terinovatif. Analisis pada hubungan antara karakteristik teknik matriks QFD phase I diperoleh dua korelasi negatif yang sekaligus menjadi specific problem yaitu standarisasi struktur komponen dan maintanable design dengan skalabilitas.

6.2.4. Analisis Matriks Design Deployment QFD Phase II

Karakteristik teknis dari QFD phase I akan menjadi input whats matriks Design Deployment QFD phase hows Design Deployment merupakan part kritis yang mempengaruhi perancangan desain


(61)

produk spring bed 6 feet. Part kritis diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan dan studi literatur20.

Karakteristik part produk spring bed 6 feet dengan tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya tertinggi adalah tinggi busa. Karakteristik part QFD phase II akan menjadi input dalam penentuan arsitektur produk dengan metode Product Architecture Design Structure Matrix.

6.2.5. Analisis Product Architecture Design Structure Matrix (Product Architecture DSM)

21Product architecture DSM digunakan untuk menganalisis interaksi komponen desain produk dan aktivitas desain. Informasi komponen diperoleh dari QFD phase II yaitu karakteristik part yang terdapat pada bagian atap matriks Design Deployment.

6.2.6. Analisis dan Pembahasan Physical Modelling dan Evaluate Concepts

Metode Product architecture DSM memberikan hasil empat module komponen produk spring bed 6 feet. Product modules menjelaskan hubungan fisik substruktur produk yang diperoleh dari karakteristik part QFD phase II terhadap korespondensi masing-masing part dengan bagian model fungsional produk spring bed 6 feet.

19 David S, dkk, Insourcing Innovation How to Achieve Competitive Excellence Using TRIZ. (New

York: Auerbach Publications, 2008), hal : 52.


(62)

Evaluasi konsep berfokus pada kesesuaian konsep terhadap korespondensi identifikasi awal kebutuhan responden dengan hasil konsep yang dibuat untuk meminimisasi desain dan aktivitas desain dalam rancangan produk spring bed 6 feet. Hasil simulasi physical modelling produk spring bed 6 feet secara keseluruhan pengelompokan komponen berdasarkan module memberikan standar hubungan fungsional pada komponen dalam satu module. Pengelompokan ini menjalankan aktivitas desain yang saling terintegrasi dengan penyederhanaan prosedur dalam pembuatan produk spring bed 6 feet.

6.2.7. Analisis dan Pembahasan Integrate Concepts

Integrasi konsep didasarkan pada hasil product architecture yang terdiri dari empat module produk spring bed 6 feet. Konsep rancangan yang dihasilkan mengelompokkan komponen-komponen kritis dari produk spring bed 6 feet menjadi empat substruktur. Hasil simulasi pembuatan physical modelling produk spring bed 6 feet didasarkan pada empat module produk spring bed 6 feet dalam perancangan masing-masing komponen.

21 Steven D Eppinger&Tyson R Browning, Design Structure Matrix Methods and Applications,


(63)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pengolahan, analisis data, dan tujuan penelitian yaitu:

1. Atribut rancangan produk spring bed 6 feet yang sesuai dengan kebutuhan responden terdiri dari 10 variabel.

2. Perencanaan proyek desain produk diidentifikasi dengan metode QFD phase I menghasilkan bobot karakteristik perancangan desain terbesar yaitu pada karakteristik teknik kesamaan dasar struktur komponen.

3. Rancangan konseptual produk diperoleh melalui hubungan antar komponen pada metode Product Architecture DSM terbagi atas 4 module dimana masing-masing module terbagi atas clustering karakteristik part. Module 1 terdiri dari dimensi headboard, post, dan head rail. Module 2 terdiri dari dimensi slats, side rail, foot rail, dan slat bracket. Module 3 terdiri dari densitas busa, tinggi busa, dimensi kain quilt, dan pola kain. Module 4 terdiri dari elastisitas per dan diameter per.

4. Alternatif perancangan desain produk dan aktivitas desain spring bed 6 feet

dengan pendekatan concurrent engineering melalui implementasi dua fase product development concurrent engineering yaitu Project Planning dan Conceptual Design.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, Donald E dan Barbara Stilwell Baker. 1992. Concurrent Engineering : The Product Development Enviroment for the 1990s. Massachusetts : Addison-Wesley Publishing Company.

Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deployment:How to Make QFd Work for You. USA : Addison-Wesley Publishing Company.

Cheng. 2008. Applying QFD and DSM for Product Platform Development and Evaluaion. National Central University.

Day, Ronald G. 1993. Quality Function Deployment Linking A Company with Its Customers. Wisconsin : ASQC Quality Press.

Dong, Qi. 2002. Predicting and Managing System Interactions at Early Phase of The Product Development Process. Massachusetts: Massachusetts Institute of Technology

Dourado, Joao Paulo. 2001. Concurrent Engineering: An Overview Regarding Major Features And Tools. Portugal : Universidade Lusiada de Vila Nova de Famalicao Largo Tinoco de Sousa.

Eppinger, Steven D dan Tyson R Browning. 2012. Design Structure Matrix Methods and Applications. Massachusetts: The MIT Press.

Ginting, Rosnani. 2009. Perancangan Produk. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Helmy, Mohd bin Hassan. 2001. Redesign A Baby Pushchair Through Concurrent Engineering Tools. Malaysia : Universiti Teknikal Malaysia.


(65)

Jonker, Jan dan Bartjan Pennink.2010. The Essence of Research Methodology. Netherland : Springer.

Kusiak, Andrew. 1993. Concurrent Engineering : Automation, Tools and Techniques. Canada : A Wiley-Interscience Publication.

Laksmi, Anindita & dkk. 2010. Perancangan Ulang Kompor Bioetanol Dengan Menggunakan Pendekatan Metode Quality Function Deployment (Qfd) DanTeoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (Triz). Surabaya : ITS Surabaya.

Mustafa, Hasan. 2003. Metode Penelitian. Bandung : Universitas Katolik Parahyangan.

Mohamad , Siti Mahfuzah dan Ahmad Razlan Yusoffa. 2012. Improvement of Take-Away Water Cup Design by Using Concurrent Engineering Approach. Malaysia: University Malaysia Pahang.

Nasution, Arman Hakim. 2006. Manajemen Industri. Yogyakarta : Andi.

Otto, Kevin dan Kristin Wood. 2001. Product Design : Techniques in Reverse Engineering and New Product Development. New Jersey : Prentice Hall. Silverstein, David,dkk.2008. Insourcing Innovation How to Achieve Competitive

Excellence Using TRIZ. New York : Auerbach Publications Sinulingga, Sukaria. (2011). Metode Penelitian. Medan : USU Press.

Skalak, Susan. 2002. Implementing Concurrent Engineering in Small Companies. Virginia : Marcel Dekker Inc.

Syan, Chanan. 1994. Concurrent Engineering Concepts, Implementation and Practice. London: Chapman and Hall.


(66)

Tseng, CC,dkk. 2010. Prioritization of Product Design Tazks Using QFD, TRIZ, and DSM. Taiwan : National Yunlin University

Wang. 2008. Applying QFD and DSM for Collaborative Machine Design. National Central University.


(1)

produk spring bed 6 feet. Part kritis diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan dan studi literatur20.

Karakteristik part produk spring bed 6 feet dengan tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya tertinggi adalah tinggi busa. Karakteristik part QFD phase II akan menjadi input dalam penentuan arsitektur produk dengan metode Product Architecture Design Structure Matrix.

6.2.5. Analisis Product Architecture Design Structure Matrix (Product Architecture DSM)

21Product architecture DSM digunakan untuk menganalisis interaksi

komponen desain produk dan aktivitas desain. Informasi komponen diperoleh dari QFD phase II yaitu karakteristik part yang terdapat pada bagian atap matriks Design Deployment.

6.2.6. Analisis dan Pembahasan Physical Modelling dan Evaluate Concepts Metode Product architecture DSM memberikan hasil empat module komponen produk spring bed 6 feet. Product modules menjelaskan hubungan fisik substruktur produk yang diperoleh dari karakteristik part QFD phase II terhadap korespondensi masing-masing part dengan bagian model fungsional produk spring bed 6 feet.

19 David S, dkk, Insourcing Innovation How to Achieve Competitive Excellence Using TRIZ. (New York: Auerbach Publications, 2008), hal : 52.

20Ibid, hal : 116.


(2)

Evaluasi konsep berfokus pada kesesuaian konsep terhadap korespondensi identifikasi awal kebutuhan responden dengan hasil konsep yang dibuat untuk meminimisasi desain dan aktivitas desain dalam rancangan produk spring bed 6 feet. Hasil simulasi physical modelling produk spring bed 6 feet secara keseluruhan pengelompokan komponen berdasarkan module memberikan standar hubungan fungsional pada komponen dalam satu module. Pengelompokan ini menjalankan aktivitas desain yang saling terintegrasi dengan penyederhanaan prosedur dalam pembuatan produk spring bed 6 feet.

6.2.7. Analisis dan Pembahasan Integrate Concepts

Integrasi konsep didasarkan pada hasil product architecture yang terdiri dari empat module produk spring bed 6 feet. Konsep rancangan yang dihasilkan mengelompokkan komponen-komponen kritis dari produk spring bed 6 feet menjadi empat substruktur. Hasil simulasi pembuatan physical modelling produk spring bed 6 feet didasarkan pada empat module produk spring bed 6 feet dalam perancangan masing-masing komponen.

21 Steven D Eppinger&Tyson R Browning, Design Structure Matrix Methods and Applications, (Massachusetts: The MIT Press, 2012), hal : 27-31.


(3)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pengolahan, analisis data, dan tujuan penelitian yaitu:

1. Atribut rancangan produk spring bed 6 feet yang sesuai dengan kebutuhan responden terdiri dari 10 variabel.

2. Perencanaan proyek desain produk diidentifikasi dengan metode QFD phase I menghasilkan bobot karakteristik perancangan desain terbesar yaitu pada karakteristik teknik kesamaan dasar struktur komponen.

3. Rancangan konseptual produk diperoleh melalui hubungan antar komponen pada metode Product Architecture DSM terbagi atas 4 module dimana masing-masing module terbagi atas clustering karakteristik part. Module 1 terdiri dari dimensi headboard, post, dan head rail. Module 2 terdiri dari dimensi slats, side rail, foot rail, dan slat bracket. Module 3 terdiri dari densitas busa, tinggi busa, dimensi kain quilt, dan pola kain. Module 4 terdiri dari elastisitas per dan diameter per.

4. Alternatif perancangan desain produk dan aktivitas desain spring bed 6 feet

dengan pendekatan concurrent engineering melalui implementasi dua fase product development concurrent engineering yaitu Project Planning dan Conceptual Design.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, Donald E dan Barbara Stilwell Baker. 1992. Concurrent Engineering : The Product Development Enviroment for the 1990s. Massachusetts : Addison-Wesley Publishing Company.

Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deployment:How to Make QFd Work for You. USA : Addison-Wesley Publishing Company.

Cheng. 2008. Applying QFD and DSM for Product Platform Development and Evaluaion. National Central University.

Day, Ronald G. 1993. Quality Function Deployment Linking A Company with Its Customers. Wisconsin : ASQC Quality Press.

Dong, Qi. 2002. Predicting and Managing System Interactions at Early Phase of The Product Development Process. Massachusetts: Massachusetts Institute of Technology

Dourado, Joao Paulo. 2001. Concurrent Engineering: An Overview Regarding Major Features And Tools. Portugal : Universidade Lusiada de Vila Nova de Famalicao Largo Tinoco de Sousa.

Eppinger, Steven D dan Tyson R Browning. 2012. Design Structure Matrix Methods and Applications. Massachusetts: The MIT Press.

Ginting, Rosnani. 2009. Perancangan Produk. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Helmy, Mohd bin Hassan. 2001. Redesign A Baby Pushchair Through Concurrent Engineering Tools. Malaysia : Universiti Teknikal Malaysia.


(5)

Jonker, Jan dan Bartjan Pennink.2010. The Essence of Research Methodology. Netherland : Springer.

Kusiak, Andrew. 1993. Concurrent Engineering : Automation, Tools and Techniques. Canada : A Wiley-Interscience Publication.

Laksmi, Anindita & dkk. 2010. Perancangan Ulang Kompor Bioetanol Dengan Menggunakan Pendekatan Metode Quality Function Deployment (Qfd) DanTeoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (Triz). Surabaya : ITS Surabaya.

Mustafa, Hasan. 2003. Metode Penelitian. Bandung : Universitas Katolik Parahyangan.

Mohamad , Siti Mahfuzah dan Ahmad Razlan Yusoffa. 2012. Improvement of Take-Away Water Cup Design by Using Concurrent Engineering Approach. Malaysia: University Malaysia Pahang.

Nasution, Arman Hakim. 2006. Manajemen Industri. Yogyakarta : Andi.

Otto, Kevin dan Kristin Wood. 2001. Product Design : Techniques in Reverse Engineering and New Product Development. New Jersey : Prentice Hall. Silverstein, David,dkk.2008. Insourcing Innovation How to Achieve Competitive

Excellence Using TRIZ. New York : Auerbach Publications Sinulingga, Sukaria. (2011). Metode Penelitian. Medan : USU Press.

Skalak, Susan. 2002. Implementing Concurrent Engineering in Small Companies. Virginia : Marcel Dekker Inc.

Syan, Chanan. 1994. Concurrent Engineering Concepts, Implementation and Practice. London: Chapman and Hall.


(6)

Tseng, CC,dkk. 2010. Prioritization of Product Design Tazks Using QFD, TRIZ, and DSM. Taiwan : National Yunlin University

Wang. 2008. Applying QFD and DSM for Collaborative Machine Design. National Central University.


Dokumen yang terkait

Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed Pada PT Ivana Mery Lestari Matras dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment, Value Engineering dan Design For Manufacture And Assembly

4 83 163

Perbaikan Rancangan Produk Parabola dengan Menggunakan Concurrent Engineering Tools

3 48 59

Penerapan Concurrent Engineering Dengan Menggunakan Tools Quality Function Deployment (QFD), Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) Dan Design Structure Matrix (DSM) Untuk Perancangan Produk Springbed di PT Ivana Mery Lestari Matras

10 66 170

Perbaikan proses perancangan produk industrial latex gloves dengan pendekataan concurrent engineering tools

0 6 82

Perbaikan proses perancangan produk industrial latex gloves dengan pendekataan concurrent engineering tools

0 0 19

Perbaikan proses perancangan produk industrial latex gloves dengan pendekataan concurrent engineering tools

0 0 1

Perbaikan proses perancangan produk industrial latex gloves dengan pendekataan concurrent engineering tools

0 0 6

BAB I PENDAHULUAN - Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed Pada PT Ivana Mery Lestari Matras dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment, Value Engineering dan Design For Manufacture And Assembly

0 0 8

Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed Pada PT Ivana Mery Lestari Matras dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment, Value Engineering dan Design For Manufacture And Assembly

1 1 22

Perbaikan Rancangan Produk Parabola dengan Menggunakan Concurrent Engineering Tools

0 4 24