3.2. Concurrent Engineering Tools
3.2.1 QFD Quality Function Deployment
5
QFD merupakan perencanaan proses yang membantu rencana organisasi dalam penerapan berbagai alat pendukung teknis secara efektif dan pelengkap
antara satu sama lain untuk memprioritaskan setiap permasalahan. QFD
6
adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami
kebutuhan responden kemudian menghubungkannya dengan karakteristik teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang
atau jasa yang dihasilkan. QFD digunakan untuk membantu bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para responden ketika menyusun spesifikasi desain dan
fabrikasi. Quality Function Deployment QFD dikembangkan pertama kali pada
tahun 1972 oleh Mitsubi Shipyard di Kobe, Jepang. Inti dari QFD adalah
suatu matriks besar yang akan menghubungkan apa keinginan responden What dan bagaimana suatu produk akan didesain dan diproduksi agar memenuhi
kebutuhan responden How. Fokus utama dari QFD adalah melibatkan responden pada proses
pengembangan produk sedini mungkin, yang mana kebutuhan dan keinginan responden dijadikan sebagai titik awal starting point dari proses QFD sehingga
QFD disebut sebagai voice of customer. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa
4
Andrew Kusiak, Concurrent Engineering : Automation, Tools and Techniques. Canada : A Wiley-Interscience Publication, 1993, hal. 18.
5
Ronald G Day, Quality Function Deployment Linking A Company with Its Customers. Wisconsin : ASQC Quality Press, 1993, hal : 7-8.
Universitas Sumatera Utara
3.2.2. Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch Triz
7
Keadaan bisnis saat ini sering datang bersamaan dengan kesempatan untuk menciptakan perubahan. TRIZ salah satu alat yang digunakan untuk menciptakan
perubahan tersebut. TRIZ adalah sebuah metodologi seperti six sigma. Perkembangan bisnis yang semakin cepat mendesak perusahaan untuk
menemukan inovasi secara berkelanjutan. TRIZ sebagai teori inventif dalam memecahkan masalah menjadi metode yang tepat menghadapi perkembangan
tersebut. Metodologi TRIZ menegaskan bahwa setiap inovasi memiliki tujuan untuk membatasi sejumlah solusi yang ada dengan constraints yang diberikan.
TRIZ merupakan hasil pemikiran Genrich Altshuller yang menemukan metode ini sebagai cara termudah untuk melakukan inovasi. Idealnya, inovasi
adalah kegiatan bebas dari beban budaya, infrastruktur, metodologi, dan kemampuan. TRIZ mengisi kesenjangan tersebut dengan membawa inovasi yang
tanpa batas untuk diakses semua kalangan. TRIZ menyediakan pandangan dengan inovasi yang sistematis. Inovasi yang sistematis memungkinkan perusahaan untuk
menciptakan strategi secara berkelanjutan dan memprediksi persaingan yang terjadi di pasar.
3.2.3. Design Structure Matrix DSM