Analisa Bangunan 1. Bentuk Bangunan

IV.2. Analisa Bangunan IV.2.1. Bentuk Bangunan Analisa bentuk bangunan adalah suatu penganalisaan terhadap karakter maupun visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan. Bentuk merupakan penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan. Bentuk terdiri atas elemen-elemen seperti ukuran, warna, tekstur, posisi, orientasi, dan massa. Semua elemen ini bertujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan bentuk bangunan. Bentuk bangunan cenderung memperhatikan efisiensi sesuai dengan tuntutan fungsi bangunan itu sendiri. Bentuk massa bangunan perlu dipertimbangkan terhadap: o Kegiatan dalam bangunan o Efisiensi ruang o Penyesuaian terhadap bentuk tapak Kriteria tampilan bentuk bangunan adalah sebagai berikut: o Sebagai suatu bangunan sosial, maka bangunan tersebut harus dapat mencerminkan nilai-nilai sosial. o Bangunan harus disesuaikan dengan keadaan bangunan disekitarnya. o Menggunakan tema Green Architecture didalam penerapannya. Kriteria Bentuk Dasar Bangunan Kesesuaian Bentk Site Baik Baik Kurang Baik Orientasi Bangunan Baik, Orientasi Jelas Baik, Orientasi ke Segala Arah Tidak Jelas Efisiensi Ruang Efisien Kurang Efisien Tidak Efisien Efisiensi Struktur dan Konstruksi Bangunan Lebih Mudah Cukup Sulit Mudah Kesan yang Ingin Dicapai Baik Baik Kurang Baik Ekonomi Bangunan Lebih Hemat Hemat Tidak Ekonomis Tabel22. Perbandingan bentuk dasar bangunan Bentuk-bentuk massa yang dapat digunakan, yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Bentuk Persegi Merupakan bentuk yang paling sering digunakan dalam massa bangunan karena mudah dalam modifikasi dan pengembangan ke dalam bentuk-bentuk baru yang sangat beragam. b. Bentuk Lingkaran dan Lengkung Memberi kesan lembut, utuh dan lunak. Bentuk ini sangat cocok untuk kegiatan berkelompok. Diterapkan dalam keadaan utuh, setengah lingkaran atau segmen- segmen yang lebih kecil dan mudah dikombinasikan dengan bentuk-bentuk lain. c. Bentuk Segitiga Bentuk ini mencerminkan kestabilan, tetapi sulit dalam pengaturan. Berdasarkan kriteria serta fungsi dari bangunan ini, maka dipilihlah bentuk dasar yaitu bentuk persegi dan lingkaran dengan mempertimbangkan kelebihan serta kekurangan dari masing-masing bentuk.

IV.2.2. Sirkulasi dan Penzoningan

Universitas Sumatera Utara Sirkulasi Sirkulasi adalah suatu pencapaian yang dilakukan manusia untuk mencapai fungsi- fungsi yang diinginkan di dalam bangunan. Ditinjau dari sistem bangunan, sirkulasi dibedakan atas sirkulasi horizontal dan vertikal. Sirkulasi horizontal dilakukan di dalam satu lantai sedangkan yang vertikal dilakukan untuk mencapai dari lantai ke lantai lainnya. H O R I Z O N T A L Objek Gambar Keterangan Linear Semua jalan pada dasarnya linear. Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama untuk satu sederet ruang-ruang. Di samping itu jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang, berbentuk putaran loop Radial Konfigurasi radial memiliki jalan yang lurus yang berkembang dari atau berhenti pada sebuah pusat, titik bersama. Spiral Sebuah konfigurasi spiral adalah suatu jalan tunggal yang menerus, yang berasal dari titik pusat, mengelilingi pusat dengan jarak yang berubah. Grid Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan-kawasan ruang segi empat. Universitas Sumatera Utara Jaringan Suatu konfigurasi jaringan terdiri dari jalan- jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu di dalam ruangan. V E R T I K A L Elevator a. Pencapaian langsung ke tiap-tiap lantai b. Waktu tempuh lebih singkat c. Dapat menempuh lebih dari satu lantai sekaligus d. Kapasitas orang bergantung pada ukuran, jumlah, dan kecepatan lift. Eskalator a. Pencapaian mengalir dari satu lantai ke lantai lain b. Waktu tempuh relatif singkat c. Orientasi jelas Tangga a. Pencapaian terbatas b. Waktu tempuh relatif lama c. Alternatif pencapaian pada saat darurat d. Memerlukan tenaga Tabel23. Jenis Sirkulasi Penzoningan Penzoningan dilakukan dengan pengelompokan kegiatan yang sama terhadap kondisi tapak dan kriteria zona penzoningan . Zona Penzoningan terbagi atas :  Publik , merupakan zona yang berhubungan secara langsung dengan pengunjung .  Semi publik , merupakan peralihan antara zona pengelola dan pengunjung.  Privat , merupakan zona yang digunakan untuk kepentingan pengelola  Servis , merupakan zona yang berhubungan erat dengan kegiatan pelayanan. Pada analisa penzoningan , zona-zona diatas dapat dibagi lagi menjadi sub-zona berdasarkan kegiatan yang dilakukan pengguna bangunan . Universitas Sumatera Utara zona Sub-Zona Fasilitas Kriteria Pubik Moral Keagamaan  Lobby  Auditorium  Ruang Press Conference Merupakan Ruang yang paling utama, besar dan berada di tengah. Edukatif+ Rekreatif  Jing Si Books Cafe Memiliki ruangan dan akses tersendiri. Semi Publik Edukasi Sosial  Ruang Belajar Bahasa Isyarat  Ruang Yoga  Ruang Belajar Merangkai Bunga  Ruang Etika Minum Teh  Ruang Belajar Filosofi Hidup  Ruang Belajar Kepemimpinan  Ruang Fotografi Merupakan ruang- ruang Serbaguna yang dapat diletakkan berdekatan satu sama lain. Semi Private Pusat Informasi  Ruang Tamu  Ruang Wawancara  Ruang Ketua Jurusan  Ruang Sekretariat + Keuangan Ruang Data Kasus Merupakan ruangan yang dapat diakses oleh pengunjung guna mendapatkan informasi mengenai Tzu Chi, harus berada pada jalur yang mudah diakses pengunjung. Hunian  Tempat Tidur Pria  Tempat Tidur Wanita Merupakan ruangan yang digunakan oleh relawan luar kota dikarenakan mengikuti pelatihan, sehingga harus memiliki ruangan tersendiri yang khusus. Universitas Sumatera Utara Private Administrasi  Ruang 3 in one  Ruang Staff GudangLogistic  Ruang Data Kasus  Ruang HDR  Ruang Pengurus Yayasan  Ruang Tata Usaha  Ruang Rapat Yayasan  Ruang Fotokopi Merupakan ruangan administrasi sehingga harus berada di zona yang private. Servis -  Dapur Ruang Makan  Toilet  Ruang Kontrol Suara  Ruang Kontrol Lampu  Ruang Proyektor  Ruang Genset  Ruang Chiller  Ruang AHU  Ruang Panel  Ruang Pompa Mudah dalam Pelayanan Tabel24. Pembagian zona Bangunan Kesimpulan: Sirkulasi dan penzoningan akan disesuaikan dengan bentuk bangunan melalui alternatif- alternatif solusi yang ada. Universitas Sumatera Utara

IV.2.3. Struktur Prinsip Struktur

1. Struktur Atas, berfungsi menyalurkan beban atau gaya dari atas ke bawah. Objek Kelemahan Kelebihan Rangka batang Refleksi besar bila diterpa angin Fleksibilitas ruang tinggi, bentangan relatif besar 14 -22 meter, kuat dalam bentangan horizontal. Dinding Pemikul Fleksibilitas ruang kurang, perlu keahlian khusus Tidak menggunakan kolom, waktu pengerjaan cepat. Balok Induk dan Pendukung Ruang plafon relatif kecil 120 -124 bentang Bentang 9-18 meter, rangka penguat lantai Kabel baja Bukan sebagai rangka utama, ruang gaya tarik yang besar Daya tarik yang tinggi, bentangan 100-300 meter, fleksibilitas tinggi. Plat Lantai Precast Selisih ketinggian relatif kecil Praktis dalam pengerjaan, bentangan 4- 10 meter, ruang plafon lebih tinggi. Tabel25. Struktur atas 2. Struktur Bawah, berfungsi sebagai pemikul dan penerus beban ke tanah secara merata. Objek Keterangan Pondasi Tiang Pancang a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya vertikal maupun horizontal b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras 8-20 meter c. Pengerjaan cepat dan mudah d. Bahan dari beton, baja, dan kayu e. Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar Universitas Sumatera Utara Pondasi Sumuran a. Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras 4-8 meter c. Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan d. Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat rendah Pondasi Bore Pile a. Cukup aman untuk menahan gaya vertikal b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras 10 meter c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi d. Digunakan pada tanah yang tidak keras e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar f. Tidak memakan waktu yang lama g. Memerlukan keahlian khusus h. Tidak ekonomis Tabel26. Struktur bawah Bahan Struktur Kriteria Beton Baja Komposit Unsur Agregat kasarhalus, air dan semen Besi, karbon, oksigen Beton dan Baja Sifat Mudah dibentuk, praktis Kaku Relatif fleksibel Kekuatan Gaya tekan Gaya tarik Gaya tekan dan tarik Daya tahan apicuaca 100-450 o Cnon korosi 250 o C korosi 100-450 o Cnon korosi Pengontrolan kualitas Ketat Relatif merata Ketat Keahlian Menengah Ahli khusus Ahli khusus Pelaksanaan Bertahap, di lapangan Singkat, pabrikan Singkat, pabrikan atau lapangan Jenis Bertulang, praktekan Variasi rangka dan profil Variasi Contoh Balok, kolom, lantai, dinding core Balok, kolom, kabel struktur Balok, kolom, lantai, dinding core. Tabel27. Bahan Struktur Universitas Sumatera Utara Bahan Bangunan Objek Keterangan Kayu a. Digunakan untuk bangunan kecil dan rendah b. Sebagai struktur rangka dan balok c. Jenis bahan pabrikan d. Tidak tahan terhadap rayap e. Perawatan intensif f. Gaya sesuai arah serat Aluminium a. Sebagai struktur pendukung b. Jenis bahan pabrikan c. Perlu keahlian khusus d. Tahan cuaca tropis e. Penghantar panas f. Ringan Gipsum a. Tingkat stabilitas tinggi b. Daya tahan tinggi c. Kedap suara d. Anti serangga e. Ringan Pemasangan praktis f. Aplikasi pada plafon dan partisi Kaca a. Sebagai sturktur pelingkup b. Perlu keahlian khusus c. Permukaan yang rentan terhadap cuaca d. Tahan terhadap kelembaban e. Ringan Transparan f. Kuat pada fungsi tertentu Tabel28. Jenis bahan bangunan Kriteria Pemilihan sistem struktur bangunan adalah:  Faktor ketinggian  Faktor teknologi  Faktor fisik  Faktor ekonomis

IV.2.4. Utilitas

Universitas Sumatera Utara Suatu bangunan yang dirancang pada akhirnya harus dapat dipakai dengan nyaman dan dinikmati. Hal kenyamanan ini akan dikaitkan dengan sistem utilitas suatu bangunan. Sistem yang mengatur perangkat keras fungsi bangunan seperti keamanan, penghawaan, pencahayaan, pencegah dan penanggulangan kebakaran, sanitasi, elektrikal, penangkal petir, dan pembuangan sampah.

A. Keamanan

Faktor keamanan yang dimaksud adalah pengamanan dan perlindungan objek pameran terhadap kebakaran , pencurian , faktor alam , dan biologis . Suatu museum harus memiliki standard sistem pengamanan dan perlindungan . Lima prinsip dasar pengamanan dan perlindungan objek koleksi :  Pelingkup luar bangunan yang cukup kuat , seperti : pintu , jendela , dinding , dsb.  Sistem alarm pencurian . Terdiri dari tiga bagian utama , yakni : sensor yang mendeteksi , panel kontrol yang mengakifkan mematikan alarm ,dan penghubung langsung kepada aparat yang terkait.  Sistem pengendalian kebakaran . meliputi sensor pendeteksi asap ,nyala api atau panas yang mengaktifkan alarm dan sistem pemadaman kebakaran secara otomatis maupun manual  Kewaspadaan dan kesigapan pengelola  Peraturan kunjungan bagi pengunjung. Tiga tingkat pengamanan tempat pameran :  Pengamanan tingkat I , meliputi : sensor deteksi pencurian , penggunaan CCTV CCD ,penerangan eksterior , pengaktifan alarm selama waktu kunjungan.  Pengamanan tingkat II , meliputi : Pengawasan daerah non-publik dan non-koleksi , pengaktifan alarm saat waktu kunjungan berakhir.  Pengamanan tingkat III , meliputi : objek pameran yang masuk ke bangunan harus dikarantinakan agar terhindar dari kerusakan biologis. Pengamanan yang penting lainnya adalah pengamanan terhadap kerusakan biologis , seperti :  Pengaruh kelembapan udara , standart 45-60 , apabila diatas 70 , maka benda koleksi akan rusak.  Suhu udara ideal 20-26 o C Universitas Sumatera Utara  Pencahayaan , cahaya yang merusak adalah cahaya matahari langsung , cahaya buatan yang berlebihan .  Serangan mikroorganisme  Serangan serangga dan pengerat. Cara untuk mengatasi kelembapan adalah dengan pengaturan bukaan sehingga sirkulasi udara mengalir dengan baik .

B. Penghawaan

Di dalam penghawaan memiliki dua sistem penghawaan, yaitu : 1. Penghawaan Alami Penghawaan yang menggunakan udara secara langsung dari alam tanpa bantuan sistem mekanik Kelebihan : a. Kelancaran dan kebersihan sirkulasi udara b. Kesejukan udara yang alami c. Hemat energi dan ekonomis Kelemahan : a. Ruangan cepat kotor oleh debu-debu yang masuk b. Temperatur dan kelembaban udara tidak dapat dikontrol c. Memiliki banyak bukaan 2. Penghawaan Buatan Penghawaan yang menggunakan bantuan sistem mekanik chiller dan AHU. Umumnya disebut sebagai AC Air Conditioner Kelebihan : a. Setiap saat dapat dilakukan pengontrolan udara b. Tidak memerlukan bukaan yang banyak c. Ruangan tidak mudah kotor oleh debu-debu Kelemahan : a. Udara yang dihasilkan tidak sesegar udara alami b. Tidak adanya sirkulasi udara yang bergerak c. Menggunakan banyak energi dan biaya Universitas Sumatera Utara AC Air Conditioner terdiri dari beberapa jenis, yaitu : a. Unit AC setempat yang terdiri dari : AC Split dan AC Window b. Unit AC semi sentral split duct, pendingin ruangan setempat yang menggunakan sistem ducting yang dihubungkan dengan ruang ACU Air Condensing Unit c. Unit AC sentral, merupakan pendingin ruangan yang dikontrol di pusat dan dapat melayani seluruh ruangan melalui sistem ducting, dilengkapi dengan ruang pendingin utama chiller dan ruang AHU Air Handling Unit untuk mengatur pengkondisian udara pada daerah yang dilayani.

C. Pencahayaan

Sistem pencahayaan pada bangunan terbagi atas tiga jenis, yaitu : 1. Sistem pencahayaan alami Day light Sistem ini memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber cahaya Kelebihan : a. Hemat energi dan ekonomis b. Ketika pagi, sinarnya menyehatkan c. Terlihat alami dan membantu tanaman tetap hidup Kelemahan : a. Tidak bisa menerangi daerah yang terlindungi b. Hanya bisa dimanfaatkan di pagi hari c. Cahaya tidak dapat dikontrol lebih 2. Sistem pencahayaan buatan Artificial light Sistem ini memanfaatkan energi listrik sebagai tenaga sumber cahaya. Kelebihan : a. Dapat menerangi daerah yang tidak dapat dijangkau sinar matahari b. Kekuatan cahaya dapat dikontrol dengan mudah c. Dapat dipergunakan di saat malam hari Kelemahan : a. Memerlukan banyak sumber penerangan b. Banyak menggunakan energi listrik dan biaya c. Krisis listrik pada kota Universitas Sumatera Utara

D. Pencegah dan penanggulangan kebakaran

Pencegahan kebakaran berarti segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali, salah satunya adalah melalui sistem deteksi awal untuk mengaktifkan alarm peringatan. Sedangkan penanggulangannya adalah untuk memadamkan penyalaan api yang tidak terkendali tersebut, yaitu sistem pemadaman yang diaktifkan alarm. Sistem deteksi awal kebakaran, yaitu : 1. Alat deteksi asap Smoke Detector Mempunyai kepekaan tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap di dalam ruang tempat alat itu dipasang. 2. Alat deteksi nyala api Flame Detector Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut. Penanggulangan pada saat kebakaran dapat dilakukan dengan cara : 1. Sprinkler Untuk memadamkan api sedini mungkin secara otomatis. Setiap sprinkler melayani area seluas 10-25 m 2 2. Fire hydrant Merupakan suatu sistem pipa air bertekanan tinggi atau tangki di bagian atas. Pada tiap lantai sistem ini mempunyai penghubunga yang dapat disambungkan dengan selang- selang hydrant di sampingnya. 3. Fire extinguisher Terdiri dari : a. Padat, alat pemadam yang berisi bubuk kimia b. Gas, yang berisi gas asam arang CO 2 c. Busa, lebih bersifat efektif untuk menanggulangi kebakaran yang disebabkan benda cair atau arus listrik. 4. Tangga darurat Dengan persyaratan antara lain : a. Mempunyai lebar yang cukup b. Konstruksi harus tahan api Universitas Sumatera Utara c. Perletakannya dalam bangunan jelas terlihat d. Jarak pencapaiannya ke tangga maksimum 25 meter

E. Sanitasi

Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur bor. Distribusi air bersih terdiri dari dua cara, yaitu : 1. Tangki Tekan Air ditampung di reservoir bawah yang tertutup dan langsung dipompa ke ruang-ruang. Sistem ini mempunyai kelemahan yaitu pemakaian listrik dan tenaga pompa yang besar dan bila aliran listrik mati maka distribusi air tidak berjalan. 2. Tangki Atap Air ditampung di reservoir atas dan setelah itu baru didistribusikan ke ruang-ruang. Dengan adanya gravitasi bumi, sistem ini tidak memerlukan energi listrik. Maka keuntungannya adalah pada saat listrik mati air masih dapat dialirkan. Sumber air kotor dalam bangunan berasal dari : 1. Air hujan Drainase Disalurkan dari atap bangunan ke pipa-pipa pembuangan air hujan secara vertikal dan kemudian diteruskan ke saluran pembuangan kota 2. Air kotor cair Disalurkan melalui pipa pembuangan secara vertikal dan kemudian diteruskan ke saluran pembuangan kota. Khusus pembuangan dari dapur, air kotor disaring dalam bak penampungan lemak. Api Detektor Panel Alarm Aktif Pemadaman Bagan 10 sistem deteksi kebakaran Gambar37. Bagan Sistem Deteksi Kebakaran Universitas Sumatera Utara 3. Air kotor pada Disalurkan melalui pipa pembuangan air kotor padat secara vertikal dan dibuang ke bak septictank dan kemudian diresapkan ke dalam tanah melalui bak resapan.

F. Elektrikal

Sumber listrik berasal dari : 1. PLN Untuk kebutuhan sehari-hari dalam keadaan normal 2. Generator Set Genset Untuk kebutuhan listrik pada saat terjadi pemadaman listrik PLN seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Minimal genset ini dapat menyuplai listrik 50 dari listrik yang dibutuhkan yaitu mencakup tenaga listrik utama, seperti penerangan umum, AC, pompa, dan lift. 3. UPS Uninteruped Power Supply Merupakan baterai kering yang dapat menyuplai tenaga listrik sementara. UPS digunakan pada saat pemadaman listirk PLN dan kebakaran. UPS ini berguna untuk menyuplai listrik secara langsung pada bangunan khususnya pada fungsi yang sangat membutuhkan, seperti : penerangan darurat, dan fan-fan pada saat kebakaran. UPS Genset Panel Utama Sub panel Sub panel Penerangan AC Pompa Trafo PLN Bagan 11 sistem listrik Gambar38. Bagan Sistem Listrik Universitas Sumatera Utara

G. Penangkal Petir

Sistem penangkal petir adalah suatu sistem dengna komponen-komponen dan peralatan-peralatan yang keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menyalurkannya ke tanah, sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir. Sistem penangkal petir terdiri dari : 1. Penghantar di atas atap, terdiri dari elektroda logam tegak dan mendatar 2. Penghantar di dinding, berupa kawat tembaga atau baja 3. Penghantar di tanah, berupa elektroda pita atau batang maupun pelat. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan : 1. Keamanan, tanpa mengurangi nilai arsitektur, perhatian harus ditujukan pada nilai perlindungan terhadap sambaran petir yang efektif 2. Penampang hantaran-hantaran pertanahan yang digunakan. 3. Ketahanan mekanis 4. Ketahanan terhadap korosi 5. Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi 6. Faktor ekonomis Objek Kelebihan Kelemahan Franklin  Biaya murah  Lebih praktirs dibandingkan Sangkar Faraday  Merupakan sistem penangkal petir non radioaktif sehingga tidak membahayakan lingkungan  Daya jangkau terbatas untuk bangunan yang makin memanjang  Membutuhkan antena yang lebih tinggi Sangkar Faraday  Cocok untuk bangunan tinggi  Jarak jangkau lebih besar  Baik untuk bangunan  Biaya mahal  Kurang efisien dibandingkan Franklin  Segi penampilan estetis bangunan kurang Universitas Sumatera Utara yang memanjang Radioaktif  Memiliki jarak jangkau yang luas  Panjang tiang tidak terlalu tinggi  Lebih praktis dan estetis lebih tinggi  Biaya mahal  Bersifat menolak petir sehingga membahayakan lingkungan sekitar Tabel29. analisa sistem penangkal petir Tempat-tempat yang menjadi sasaran sambaran petir : 1. Tempat yang basah dan berair 2. Tempat terbuka seperti lapangan 3. Pohon-pohon tinggi dengan tinggi yang berbeda 4. Daerah pinggiran hutan 5. Bangunan tinggi yang tidak dilengkapi sistem penangkal petir 6. Transformator pada gardu induk listrik di jalanp

IV.3. Analisa Fungsional