Ecological Design oleh Sym Van der Ryn et.al. 1996:51 Ecological Design oleh Ken Yeang 1995:187

5. Menghargai site  Seminimal mungkin merubah tapak. Misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Tidak mengambil jalan pintas dengan cara cut and fill site dalam pembangunan di tapak. Memberi pori-pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara.  Menurut seorang arsitek australia, Glenn Murcutt “Seseorang harus menyentuh bumi secara ringan” yang ia kutip dari kata-kata orang Aboringin. Kata-kata ini meliputi interaksi bangunan dan site yang merupakan suatu hal yang sangat pentinga dalam penerapaan Green Architecture. Suatu bangunan yang menghabiskan banyak energi, menghasilkan sumber polusi dan menjadi asing bagi penggunanya tidak menyentuh bumi secara ringan. 6. Holistik  Seluruh prinsip-prinsip Green Architecture digabungkan dalam suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang dibangun.

b. Ecological Design oleh Sym Van der Ryn et.al. 1996:51

1 Solusi berawal dari tempat perancangan Sebuah desain ekologis berawal dari pengetahuan tentang tempat dimana bangunan akan dirancang. Respon tersebut berupa respon kepada kondisi lokal lahan dan penduduk lokal. Jika kita sensitif dengan nuansa tempat tersebut, kita dapat mendiami lingkungan tersebut tanpa harus merusak lingkungan. 2 Perhitungan Ekologis menginformasikan desain Jejak lingkungan mempengaruhi eksisting pada desain. Gunakan informasi- informasi lingkungan untuk menentukan kemungkinan desain yang paling ekologis didaerah tersebut. 3 Mendesain dengan alam Dengan bekerja pada proses kehidupan, kita menghargai semua spesies makhluk hidup. Melibatkan dalam proses yang meregenerasi daripada menganti secara keseluruhan, kita menjadi lebih hidup. 4 Semua orang adalah perancang Dengarkan setiap suara pada proses desain ini. Tidak ada yang merupakan partisipan saja atau perancang saja: semua orang adalah perancang dan partisipan. Hargai pengetahuan special yang setiap orang bawakan. Jika manusia Universitas Sumatera Utara bekerja bersama untuk merawat lingkungan mereka, mereka juga merawat diri mereka sendiri. 5 Membuat yang alami terlihat Lingkungan yang mengubah sifat lingkungan tersebut mengabaikan kebutuhan kita dan potensi kita untuk belajar. Membuat siklus dan proses alami membawa lingkungan yang didesain kembali hidup. Desain yang efektif membawa menginformasikan ke kita tentang kealamian lingkungan tersebut.

c. Ecological Design oleh Ken Yeang 1995:187

Desain ekologis adalah sebuah proses desain yang mana perancangnya meminimalisir efek yang merugikan dari produk desain dengan penuh pemahaman tentang ekosistem bumi, dan memberikan prioritas secara simultan untuk melanjutkan peminimalisasi efek merugikan tersebut. 1. Hemat energi  “Penurunan biay a sebagai hasil dari penurunan konsumsi energi dalam pengoperasian bangunan.”  “Penurunan konsumsi energi secara umum berasal dari penggunaan peralatan struktur pasif non mekanikal.” 2. Humanisme “Mempertinggi infera pengguna yang sesuai sambil mengingatkan mereka untuk sadar akan iklim eksternal dari daerah tersebut.” 3. Estetika natural dan kebebasan ekspresi  “Sosial -ekonomi dan kondisi politik dapat berubah secara nyata dalam satu periode, seperti juga rasa visual dan estetika, yang dapat mempengaruhi iklim d an mengubah siklus.”  “Menyediakan dengan prinsip teori dan bentuk bangunan yang akan memperbolehkan kebebasan interpretasi dari desain.”  “Membentuk fasad bangunan yang berlapis. Hal tersebut juga mengurangi dampak dari wajah bangunan yang rata dan keras pa da lingkungan ekternalnya dan menyediakan area shading pada bagian atas bangunan.”  “Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi keuntungan baru dari fitur desain.” Universitas Sumatera Utara 4. Integrasi vegetasi horizontal dan vertikal  “Dasar pemikiran awal adalah vegetasi merupakan as pek yang paling penting dari daerah tersebut dan seharusnya menjadi faktor desain yang penting, disamping menjadi aspek ekologisnya.”  “Vegetasi butuh diperkenalkan kepada lingkungan bangunan dalam keadaan yang sangat umum.” 5. Pengudaraan natural “Kreasi dari zona pengudaraan pada fasad bangunan, juga pada area transisi, area intersisi atau area pembuangan. Hal tersebut bisa merupakan bentuk atrim yang besar dengan ventilasi natural yang berasal dari louvered-covering, atau skycourt yang besar.” 6. Tanggap orientasi matahari “Eksplorasi dalam lapisan dinding luar bangunan dari dalam ke luar lingkungan, dihubungkan melalui area transisi, menghadap ke concentrasi udara untuk desain dinding yang variable. Studi tentang dinding eksternal sebagai kulit yang bervariasi mengubah profil massa tergantung pada orientasi matahari.

d. Bioshelters oleh Nancy Jack Todd et.al.