Pengertian Judul Tinjauan Umum

BAB II DESKRIPSI PROYEK

II.1. Pengertian Judul

Judul dari proyek ini adalah Medan Tzu Chi Medan. Berikut ini merupakan penjelasan terhadap judul kasus proyek tersebut:  Medan, berarti:  Ibukota provinsi Sumatera Utara.  Tzu Chi, berarti:  Sebuah Organisasi sosial kemanusiaan yang lintas suku, agama, ras, dan negara yang aktivitasnya berlandaskan pada prnsip cinta kasih kasih universal 1 .  Sebuah Organisasi yang beranggotakan relawan-relawan dan berpusat di Hualien, Taiwan 2 .  Center, berarti:  Pusat 3 . Jadi, Medan Tzu Chi Center adalah: Sebuah sarana bagi insan Tzu Chi untuk mempelajari filosofi agama buddha, serta merupakan pusat kegiatan dan informasi Tzu Chi, yang terletak di kota Medan.

II.2. Tinjauan Umum

Tinjauan umum membahas tentang Organisasi Tzu Chi secara keseluruhan.

II.2.1. Pengenalan tentang Tzu Chi

Dewasa ini, penderitaan-penderitaan mulai merajalela. Perang, kemiskinan, penyakit, bencana alami, dan masalah kerusakan lingkungan telah menciptakan penderitaan bagi manusia, Penderitaan mencakup banyak tingkatan, yaitu: physical, psychological, dan spiritual. 1 http:www.tzuchi.or.idtentang_kami.php diakses pada tanggal 15 Januari 2011 2 http:tw.tzuchi.orgen 36043934-Introductory-pamphlet-to-Tzu-Chi.pdf diakses tanggal 15 Januari 2011 3 http:www.dictionary.com . Diakses tanggal 4 Februari 2011 Universitas Sumatera Utara Mengacu terhadap hal-hal ini, Dharma Master Cheng Yen disimpulkan dapat membuat dunia menjadi lebih baik, dimulai dari mengarahkan hati dan pikiran manusia. Pokok dari semua permasalahan dimulai dari keegoisan manusia. Jika orang-orang dapat mengembangkan cinta kasih mereka yang dimiliki oleh diri sendiri beserta keluarga terhadap seluruh umat manusia, banyak masalah akan berhenti bermunculan. Ketika Cinta Kasih yang luar biasa Great Love , yaitu: Cinta kasih tanpa keegoisan merangkul seluruh umat manusia, dimunculkan terhadap segala hal, orang-orang akan merasakan kehidupan yang sangat berbeda, dan dunia secara alami akan menjadi sebuah tempat yang lebih baik. Yayasan Buddha Tzu Chi, yang didirikan Master Cheng Yen, merupakan sebuah organisasil sosial international yang menyebarkanmengembangkan Great Love melalui kegiatan-kegiatan yang berpedoman terhadap misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya. Tzu Chi merupakan sebuah organisasi beranggotakan relawan-relawan yang berpusat di Hualien, Taiwan, didanai oleh donasi-donasi dari masyarakat umum. Saat ini, lebih dari 40 tahun sejak didirikan, Tu Chi sudah memiliki cabang di 45 negara, dengan jutaan supporter dan 10.000 relawan-relawan resmi yang mengembangkan misi-misi Tzu Chi diseluruh dunia. Misi Tzu Chi tidak hanya kemurahan hatiamal, tetapi tujuan Tzu Chi adalah untuk menyebarkan jiwa dari cinta kasih luar biasa yang tidak mementingkan diri sendiri.Seperti sebuah benih yang menghasilkan lebih banyak benih, tindakan-tindakan menghibur orang lain dapat menginspirasikan cinta kasih yang berlebihan, menciptakan kehidupan masyarkat yang damai dan harmonis.

II.2.2. Sejarah Tzu Chi

Tzu Chi didirikan pada tahun 1966 oleh Master Cheng Yen, yang menjadi bhikkuni pada umur 29 tahun. Saat itu, pesisir timur Taiwan, tempat kediaman Master pertama kali, belum majuberkembang dan sangat miskin. Master dan murid-muridnya memfasilitasi kehidupan mereka sendiri dengan menjahit sepatu-sepatu bayi, membuat karung beton menjadi tas-tas makanan binatang kecil, merajut kemeja dari wol, dan menanam sayur-sayur mereka sendiri. Suatu hari pada tahun 1966, ketika Master mengunjungi seorang pasien di sebuah klinik lokal yang kecil, beliau melihat segenang darah di atas lantai. Master diberitahukan bahwa darah tersebut berasal dari penderitaan seorang wanita dari komplikasi-komplikasi kerja berat. Keluarganya sudah membawanya dari desa di pegunungan. Mereka telah berjalan selama 8 jam, tetapi ketika mereka tiba di rumah sakit, mereka tidak mempunyai biaya yang dibutuhkan sebesar NT8,000. Jadi mereka hanya bisa membawanya kembali tanpa Universitas Sumatera Utara perawatan. Mendengar hal ini, Master diselimuti dukacita. Beliau berpikir sendiri: Menjadi seorang bhikkhuni hampir tidak menyokong dirinya sendiri, apa yang harus beliau lakukan untuk dapat membantu orang miskin ini? Gambar2. Tindakan kasihan merupakan sebuah jiwa mendasar dari Tzu chi Beberapa waktu kemudian, 3 orang Catholic datang mengunjungi Master, dan mereka melakukan sebuah diskusi tentang pengajaran terhadap agama-agama yang diyakini mereka sendiri. Ketika Master menjelaskan tentang Buddha yang mengajarkan tentang cinta kasih dan perasaan kasihan terhadap seluruh kehidupan, salah seorang dari 3 orang Catholic berkomentar: Mengapa kita belum melihat Buddhist melakukan tindakan-tindakan yang bagus terhadap masyarakat, seperti mendirikan klinik, panti jompo dan juga rumah sakit? Pernyataan salah seorang Catholic tersebut menorehkan sebuah perasaan yang dalam terhadap Master. Master membalas dengan mengatakan Agama Buddha mengajarkan orang untuk berbuat baik tanpa penghargaan. Bagaimanapun, beliau mengetahui bahwa tanpa sebuah organisasi, apa yang dapat dikerjakan sangatlah terbatas. Master mempertimbangkan: Bagaimana bila murid-muridnya menjual sepasang sepatu bayi per hari? Bagaimana bila 30 orang ibu rumah tangga yang mendengarkan ajaran-ajaran beliau dapat menyumbangkan NT 50 cents per hari? Dalam satu tahun, beliau mengkalkulasikan bahwa mereka akan mendapatkan uang yang cukup untuk menyelamatkan wanita tersebut. Beliau menyadari bahwa sebuah upaya yang diselenggarakan bersema dapat membuat sebuah perubahan yang besar. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, Master mendirikan Tzu Chi. Membuat celengan dari bambu, beliau mengatakan kepada pengikutnya untuk memasukkan NT 50 cent setiap hari di celengan bambu sebelum per gi ke pasar. “Mengapa tidak langsung menyumbangkan NT15 per bulan?” tanya seorang pengikutnya. Jumlahnya tetap sama, beliau menyatakan bahwa terdapat spirit yang berbeda antara setiap hari dengan sebulan, beliau ingin setiap orang memikirkan untuk membantu yang lain setiap hari, tidak hanya sehari selama satu bulan. Ketika kata-kata tersebut di sebarkan dan banyak orang berpatisipasi, datang untuk menjadi komisaris-komisaris Tzu Chi yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan sumbangan. Komisaris-komisaris Tzu Chi berkeliling ke desa-desa untuk mengumpulkan hasil sumbangan yang telah disimpan dalam celengan bambu. Pada sebuah kejadian peristiwa, seorang komisaris mengeluh bahwa seorang penyumbang tinggal di tempat yang jauh sehingga biaya perjalanan jauh lebih besar daripada hasil yang disumbangkan. Master mengatakan bahwa bagaimanapun memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berpatisipasi jauh lebih penting daripada menyumbangkan sendiri. Dengan menggumpulkan sumbangan-sumbangan dari orang, komisaris-komisaris sudah menanamkan benih-benih kebaikan kepada setiap penyumbang. Benih-benih kebaikan, bukanlah sumbangan- sumbangan, tetapi merupakan misi-misi Master. Master Cheng Yen percaya bahwa semua orang mempunyai kapasitas perasaan kasihan yang luar biasa seperti Buddha. Dalam mendirikan Tzu Chi, Master mengharapkan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mewujudkan perasaan kasihankeharuan ini, yang akan membawa kedamaian dan kebahagiaan terhadap masing- masing individual, dan membuka jalan untuk menciptakan dunia yang damai dan harmonis. II.2.3. Misi Amal II.2.3.1. Membawa harapan kepada orang yang membutuhkan Tzu Chi memulai kegiatan organisasi dengan kegiatan amal. Pada awal tahun, Master akan mengujungi masyarakat yang kurang mampu secara personal untuk mempelajari keadaankondisi awal dimana mereka tinggal. Dari hal ini, beliau akan menetapkan keperluan yang dibutuhkan oleh keluarga atau pokok permasalahan yang mendasari kesulitan mereka. Saat ini, banyak relawan Tzu Chi yang mengadakan kegiatan amal Tzu Chi dengan spirit yang sama seperti kunjungan pertama Master terhadap yang membutuhkan. Tzu Chi bekerja keras untuk menyediakan bantuan dengan ukuran tertentu, tergantung terhadap bantuan- bantuan yang dibutuhkan oleh setiap individual, tetapi tetap dengan setiap tindakan unik yang mendasar, yaitu Memberikan Cinta kasih. Master percaya bahwa setiap kehidupan sangatlah Universitas Sumatera Utara berharga. Ketika masyarakat kurang mampu diberikan kasih sayang yang asli dan rasa hormat, mereka dapat menyembuhkan hati mereka dan lebih bersemangat. Gambar3. Distribusi bantuan Tzu Chi yang pertama pada musim dingin di tahun 1969 yang memberikan manfaat terhadap 40 keluarga. Dasar dari kegiatan amal Tzu Chi adalah misi untuk mengilhami kasih sayang dan kebaikan terhadap setiap orang baik penerima maupun pemberi. Ketika perasaan orang-orang diisi dengan kasih sayang dari orang lain, mereka akan menjadi kaya dalam hal spiritual. Misi Tzu Chi adalah untuk menyenangkan setiap orang untuk menjadi kaya spiritual, kedamaian, dan kebahagiaan.

II.2.3.2. Mengganti Penderitaan dengan memberikan Kasih Sayang

Penderitaan membawa banyak makna. Tidak hanya masyarakat yang miskin yang merasakan penderitaan, masyarakat yang kaya juga merasakan penderitaan. Master percaya bahwa untuk membebaskan penderitaan orang-orang, harus dimulai dengan mengganti perasaan mereka sendiri.  Menginspirasi masyarakat yang mampu untuk membantu masyarakat yang kurang mampu. Tzu Chi mengajurkan dan menuntun untuk melakukan kebaikan tidak hanya melalui sumbangan-sumbangan, tetapi juga secara langsung membantu masyarakat yang membutuhkan. Secara langsung mengunjungi masyarakat yang kurang mampu dapat menjadi sebuah perubahan yang sangat berharga. Hal ini dapat membangkitkan perasaan kasih sayang orang-orang, mengizinkan mereka untuk menemukan kemampuan untuk membuat sebuah perbedaan terhadap kehidupan yang berbeda. Universitas Sumatera Utara Perasaan terhadap penderitaan pada masyarakat yang membutuhkan, mereka akan akan menghargai dan memberikan perhatian terhadap mereka dengan sebuah perasaan yang iklhas.  Menuntun masyarakat yang kurang mampu saat menawarkan bantuan. Ketiak memberikan bantuan terhadap masyarakat yang membutuhkan, Relawan-relawan Tzu Chi tidak hanya menyediakan bantuan material, tetapi juga menawarkan kasih sayang, perhatian dan bimbingan. Kemelaratankemiskinan sering membuat orang-orang untuk mengembangkan sebuah perasaan rendah terhadap diri sendiri.Masyarakat yang kurang mampu mungkin akan mengisolasi diri mereka sendiri, keluar dari rasa malu. Tujuan dari relawan-relawan ini adalah untuk membantu orang-orang sedikit demi sedikit untuk membukakan hati mereka dan menganti pandangan mereka tentang kehidupan. Dengan kasih sayang, simpati, relawan-relawan menuntun masyarakat yang kurang mampu untuk menyadari bahwa mereka tidak kekurangan bantuan. Master percaya bahwa bahkan masyarakat yang kurang beruntung juga dapat membantu yang lain, meskipun dengan sumbangan yang sangat sedikit atau sebagai seorang relawan. Mereka juga dapat mendapatkan pengalaman akan manfaat dari melihat orang lain terbebas dari kesulitannya. II.2.4. Misi Kesehatan II.2.4.1. Mengurangi Penderitaan terhadap Penyakit Pada awal tahun kegiatan amal Tzu Chi, ketika Master Cheng Yen secara personal mengunjungi keluarga-keluarga yang membutuhkan, beliau menemukan suatu hubungan antara kemiskinankemelaratan dan penyakit. Penyakit sering menyebabkan keluarga- keluarga menjadi melaratmiskin. Pada waktu yang sama, keluarga yang kurang mampu melakukan perawatan sendiri terhadap penyakit yang serius karena mereka tidak dapat memberikan pengobatan medis secara teratur untuk penyakit-penyakit biasa. Melihat hal ini, Master membentuk sebuah klinik gratis di kota Hualien pada tahun 1972. Dua minggu sekali, dokter-dokter dan suster-suster datang dan menawarkan pelayanan medis gratis terhadap keluarga yang kurang mampu. Melalui pelayanan klinik gratis, Master menemukan kebutuhan terhadap sebuah rumah sakit yang modern dan memiliki perlengkapan yang bagus, yang terletak di Taiwan bagian utara. Rumah sakit lokal tidak dapat mengobati kondisi-kondisi yang serius, dan pasien-pasien sering menderita terhadap pengobatan yang tertunda sehingga mereka harus ditransfer ke area-area lain. Meskipun pembangunan sebuah rumah sakit merupakan sebuah Universitas Sumatera Utara usaha yang besar, Master memiliki ketetapan hati untuk melakukannya, Beliau yakin bahwa setiap kehidupan seharusnya dapat terlindungi, baik kaya maupun miskin.

II.2.4.2. Perawatan Medis gratis terhadap yang membutuhkan

Tzu Chi juga mengatur sebuah asosiasi medis, Asosiasi Medis Tzu Chi International TIMA, yang terdiri dari dokter-dokter, perawat-perawat, ahli medis, dan apoteker sukarelawan dari rumah sakit, klinik-klinik lain. Anggota-anggota TIMA mengadakan pengobatan medis bersama dengan relawan-relawan Tzu Chi, menyediakan pelayanan medis gratis pada area- area terpencil, off-islands , dan desa-desa di pegunungan, walaupun membayar semua biaya transportasi dengan menggunakan biaya mereka sendiri. Ketika perawatan medis yang disediakan gratis, hal ini memberikan suatu kesempatan terhadap masyarakat yang kurang mampu yaitu sebuah perlakuan. Perlakuan yang sering mengubah kehidupan mereka, dari pembersihan tumor-tumor yang telah menyerang mereka selama bertahun-tahun lalu Operasi katarak yang memberikan penglihatan mereka kembali. Selain menjalankan kapasitas medis, dokter-dokter dan perawat-perawat ini juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan Tzu Chi non medis, seperti menolong masyarakat- masyarakat untuk membersihkan rumah mereka, merenovasi rumah-rumah yang kurang mampu, dan mendistribusikan bantuan terhadap disaster survivors . Melalui aktivitas-aktivitas ini, profesional-profesional medis mendapatkan pengalaman kegembiraan yang iklhas dari membantu masyarakat yang membutuhkan. Beberapa mengatakan bahwa relawan mengembalikan mereka terhadap motivasi original mereka untuk terjun ke dunia medis. Saat ini, terdapat anggota-anggota TIMA lebih dari 12 negara diseluruh dunia. Pada tahun 2009, lebih dari 7000 ahli medis dibelahan dunia sudah bergabung dengan TIMA, dengan cabang di Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapore, Indonesia, Australia, The United States, Brazil dan Paraguay. II.2.5. Misi Pendidikan II.2.5.1. Sistem Pendidikan yang Comprehensive Seperti yang diyakini Master bahwa sebuah masyarakat tanpa nilai moral merupakan sesuatu yang bahaya terhadap kekacauan dan ketidakstabilan, beliau memulai upaya untuk menekankan moralitas didalam pendidikan. Saat Sekolah Tzu Chi yang pertama diluncurkan, merupakan Tzu Chi Junior College of Nursing, yang dibuka pada tahun 1989, tujuan master adalah untuk mendirikan sebuah sistem pendidikan yang komprehensif yang akan Universitas Sumatera Utara menyediakan pendidikan mulai dari TK sampai tamat. Master percaya bahwa nilai kebaikan yang terpelihara dan karakter harus dimulai dari anak-anak yang masih kecil. Pada tahun 2000, Tujuan master tercapai. Saat ini, Sistem pendidikan Tzu Chi yang komprehensif di Taiwan mencakup anak-anak yang belum masuk sekolah dan TK, SD,SMP, Universitas Tzu Chi tentang Teknologi dan Tzu Chi University of Fering Undergraduate dan Tamatan Pembelajaran dengan 4 Perguruan tinggi di bidang Pengobatan, Ilmu Kehidupan, Humanitas dan Ilmu sosial, dan pendidikan serta komunikasi. Misi dari keempat sekolah ini adalah untuk memelihara generasi penerus menjadi orang-orang yang mengasihani dan bertanggung jawab yang akan mengkontribusikan talenta dan kemampuan mereka untuk masyarakat.

II.2.5.2. Menanamkan Nilai-nilai yang bermanfaatberfaedah terhadap kaum muda

Menyadari pentingnya untuk menanamkan nilai-nilai yang berharga dan karakter yang kuat terhadap kaum muda, Tzu Chi mendirikan sebuah Tzu Chi Collegiate Youth Association . Melalui pembelajaran untuk membantu yang lain dan saling berinteraksi dengan orang- orang dari latar belakang yang berbeda, kamu muda ini dikenal dengan nama “Tzu Chings,” yang mempelajari nilai dan arti kehidupan. Pada tahun 2009, Cabang-cabang Tzu Ching sudah dibentuk di 81 Perguruan tinggi dan Universitas-universitas di Taiwan. Terdapat Tzu Chings di United States, Canada, United Kingdom, South Africa, Australia, New Zealand, Japan, China, Thailand, Vietnam, Singapore, Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

II.2.5.3. Usaha Pendidikan Luar Negeri

Sekolah-sekolah formal dengan dasar nilai-nilai pendidikan Tzu Chi juga sudah dibentuk diluar negeri. Seperti pada bulan desember 2009, terdapat 9 preschool dan TK Tzu Chi di United States, Malaysia, dan Indonesia, 2 SD dan SMP Tzu Chi di Indonesia dan Thailand, dan sebuah Sekolah Kejuruan di Indonesia. Cabang-cabang Tzu Chi di United States, Canada, Australia, dan Malaysia juga mengadakan sekolah-sekolah mingguan, yang dinamakan Akademi Tzu Chi di beberapa negara. Sekolah-sekolah ini mengajarkan bahasa Mandarin dan menanamkan spirit humanitas melalui program-program Jing Si Aphorisms, merangkai bunga, perayaan teh, daur ulang, dan komunitas kegiatan pelayanan. Universitas Sumatera Utara II.2.6. Misi Kebudayaan II.2.6.1. Mengejar Kebaikan, Kepercayaan dan Keindahan Master mendirikan Tzu Chi dengan pendirian yang dalam bahwa setiap manusia dapat memiliki kebaikan yang melekat dan kesucian. Tujuan dari misi kebudayaan Tzu Chi adalah untuk memajukan nilai-nilai yang bermanfaatberfaedah kepada masyarakat melalui aktivitas- aktivitas kebudayaan, sehingga akan ada kedamaian, harmonis, dan kestabilan. Misi Kebudayaan Tzu Chi meliputi bentuk-bentuk yang berbeda dari media dan bentuk komunikasi, semua ditujukan untuk menyebarkan teladan dari kebaikan, kepercayaan dan keindahan. Sebagai penambahan, misi kebudayaan mencakup aktivitas-aktivitas lokal yang berusaha untuk merawat kesehatan, komunitas yang bersatu.

II.2.6.2. Perlindungan Lingkungan

Saat ini, planet kita mengalami perubahan iklim yang mengancam keselamatan semua kehidupan di planet bumi. Peneliti juga menginformasikan bahwa kegiatan manusia merupakan pokok permasalahan dari adanya Global Warming. Dalam hal untuk menangani masalah ini, Tzu Chi memulai sebuah program komunitas daur ulang. Tujuannya bukan hanya untuk mengurangi sampak tetapi juga memulihkan sumber daya alam, tetapi untuk membolehkan orang untuk mengembangkan kesadaran lingkungan. Dalam melaksanakan kegiatan daur ulang, orang-orang melihat dengan mata mereka sendiri konsekuensi dari suatu gaya hidup. Pengalaman ini membuat mereka sadar, dan mereka akan memulai kehidupan yang berbeda. Konservasi sumber daya dan menghargai alam sedikit demi sedikit menjadi suatu jalan kehidupan. Tzu Chi juga mengatur aktivitas-aktivitas komunitas lain untuk mengajak orang melaksanakan kegiatan perlindungan lingkungan dan meningkatkan kesadaran lingkungan.

II.2.7. Persyaratan Ruang yang dibutuhkan

Beberapa persyaratan ruang yan g dibutuhkan pada bangunan “Medan Tzu Chi Center” adalah:  Auditorium Merupakan ruang utama dan ruang terbesar. Auditorium ini harus terletak di bagian tengah dan merupakan yang paling dominan di antara semua bangunan yang ada. Auditorium merupakan ruang yang dipakai sebagai ruang mendengarkan dharma, pertunjukkan, dll. Universitas Sumatera Utara  Jing si Books and Cafe Jing si Books and Cafe merupakan sebuah galeri buku dan cafe yang mempunyai konsep yang unik dengan suasana yang tenang sehingga kita dapat merelaksasi batin, menenangkan diri sekaligus mempelajari intisari ajaran Master Cheng Yen lewat buku-buku yang dapat dibaca di tempat tersebut. Kopi dan teh yang dijual juga daam kualitas terbaik dan menyegarkan. Didalam Jing si Books and Cafe dijual berbagai macam buku karangan Master Cheng Yen, CD, DVD lagu Tzu Chi dan kisah drama Da Ai TV. Gambar4 . Suasana didalam ruang auditorium. Universitas Sumatera Utara Gambar5. Suasana didalam Jing si Books and Cafe  Ruang Serbaguna Ruang Serbaguna merupakan Ruang dimana insan Tzu Chi diberikan edukasi sosial, pengendalian diri dan juga kepemimpinan, yaitu:  R. Belajar Bahasa Isyarat  R. Yoga  R. Belajar merangkai bunga  R. Etika minum Teh  R. Belajar Filosofi Hidup  R. Belajar Kepemimpinan  R. Fotografi dan lain-lain. A course designed specially for the women by sister Li Ah Li helps to enhance the spiritual well being of the women, by promoting self-awareness, thus cultivating in these modern women desirable traditional virtues. Universitas Sumatera Utara  R. Staff Pengelola Merupakan Ruang pengelola yang berupa kantor-kantor, meliputi: o Ruang Sekretariat + Keuangan o Ruang 3 in one o Ruang Staff Gudang Logistic o Ruang Data kasus o Ruang HDR o Ruang Pengurus Yayasan o Ruang Tata usaha  Dapur dan Ruang Makan Dapur dan Ruang Makan yang terdapat pada Jing si hall harus lebar, sebab semua kegiatan masak-memasak yang di lakukan di bagian dapur. Ukuran Dapur minimal harus 10m x 10m. Begitu pula dengan ukuran ruang makan. Ukuran dapur dan ruang The antique furniture coupled with simple yet elegant decorations instill a sense of calm. The students attend their courses in a warm and welcoming environment, cultivating and purifying their thoughts, thereby gaining further understanding of life philosophy. Taiwan Tzu Chi University Continuing Education Centre administrative officer, Sister Ling Jia- Yin‟s „Bulletin of Tzu Chi University Continuing Education Centre‟, helps the volunteers to gain a better understanding of the ideas and development of continuing education. At present, the Continuing Education Centre uses two classrooms. The classroom for Tea Appreciation is on the third floor. It is elegantly decorated with wooden furniture and Still Thoughts Aphorisms written in calligraphy . They portray the uniqueness of Tzu Chi‟s humanitarianism culture. Taipei Continuing Education Centre Flower Arrangement instructor, Chen Xiu-Lan integrates Master Cheng Yan‟s wisdom into the art of flower arrangement, so as to inspire the overseas teachers to master this art. Universitas Sumatera Utara makan harus disesuaikan dengan jumah relawan yang ada di dalam Yayasan Buddha Tzu chi tersebut. Gambar6. Suasana Ruang Dapur  Hunian Dibuat khusus untuk relawan dari luar kota yang datang untuk mengikuti pelatihan. Terbagi menjadi dua yaitu: Hunian pria dan Hunian wanita.

II.3. Lokasi Proyek